Di hari pertandingan final liga champion, antara AC Milan versus Liverpool. Aku tidak bisa pergi untuk menonton pertandingan itu.
Selain karena final diadakan di Yunani, juga pada hari itu aku sudah membuat janji dengan orang dari majalah F. Majalah wanita terkenal dari Jakarta.
Redaktur modenya ternyata mantan teman SMA Kak Mel. Seorang wanita karir yang diusianya sekarang ini masih betah melajang. Selain itu dari pihak majalah, mereka juga membawa seorang photographer yang akan mengambil gambarku.
Mbak Yuni, sang redaktur mode yang khusus datang dari Jakarta ke Milan hanya untuk menemuiku. Menjelaskan bila wawancara ini akan dimuat dirubrik orang muda yang menginspirasi.
Menurutnya, kesuksesanku yang berhasil menembus mode eropa dan bekerja di rumah mode terkenal seperti Monelo sangat menginspirasi.
Diusia yang belum menginjak dua puluh lima tahun, tapi rancanganku mulai terkenal dikalangan pecinta mode di eropa.
Bahkan busana ready to wear rancanganku, sudah mengisi etalase butik Monelo di berbagai belahan kota besar di dunia. Dan cukup disukai para pecinta mode.
Belum lagi pesanan jas seperti yang dikenakan para pemain AC Milan hasil rancanganku. Banyak eksekutif muda yang menginginkan rancangan jas seperti yang dipakai para pemain AC Milan tersebut. Terutama yang fanatik sepak bola.
Awalnya Lessandro kecewa saat aku mengabarkan, bila aku tidak bisa menonton laga final AC Milan versus Liverpool. Tapi saat aku menjelaskan alasannya. Ia segera mengerti.
"Si, baiklah. Kau tunggu saja kabar kemenangan AC Milan, carissima. Dan jangan lupa janji kita untuk berkencan."
Aku hanya tersenyum kecil melihat keyakinan di matanya, ketika Lessandro ngomong kayak gitu.
Sebenarnya, aku cukup terkejut dengan pencapaian Lessandro dan klubnya selama piala champion. Siapa sangka, akhirnya AC Milan melaju ke babak final setelah pertandingan panjang.
Karena saat di babak enam belas besar, AC Milan sempat hampir tersingkir. Namun berkat tendangan Lessandro ke gawang lawan di menit ke 58 lah, AC Milan akhirnya lolos dari babak enam belas besar dan melenggang sampai final.
Milan begitu semarak menyambut laga final piala champion AC Milan versus Liverpool. Acara nonton bareng banyak digelar di berbagai tempat.
Bendera Italia dan AC Milan bertebaran di mana-mana. Miuccia juga sangat kesal tidak bisa menonton karena sibuk dengan persiapan Paris Fashion Week. Hingga tidak bisa terbang ke Athena, Yunani untuk menonton pertandingan itu.
Tapi entah bagaimana, tiba-tiba di kantor pusat Monelo terpajang layar besar seperti bioskop untuk acara nonton bareng, final liga champion yang di tempatkan di tengah-tengah ruangan.
Yang lebih mengherankan lagi, Simoneta mengijinkan ada 'layar tancap' dadakan di kantornya dan malah ikut duduk manis menunggu dimulainya pertandingan. Luar biasa memang Bossku itu.
Pizza, pannini dan minuman bersoda lainnya menumpuk memenuhi meja. Belum lagi aneka roti dan kue macam schiacciata dan foccacia.
Begitu orang dari majalah F pergi, Miuccia cepat menarikku untuk duduk disalah satu kursi yang disediakan.
"Cepat, cepat, pertandingan sebentar lagi dimulai. Pangeranmu dan kekasih hatiku bertanding di laga final ini." Kata Miuccia dengan cueknya. Aku bergidik mendengar ia memanggil Pablo dengan sebutan kekasih hati.
Aku memandang sekelilingku dengan heran. Apa benar ini masih kantorku? Monelo?
Karyawan yang berkumpul di depan layar lebar, sambil mengobrol dan makan kue. Makanan dan minuman soda dan juice yang berserakan di atas meja. Bahkan aku melihat Simoneta yang asyik makan pizza sambil mengobrol dengan Franscesco sambil menunggu dimulainya pertandingan.
Di markas besar rumah mode kelas dunia, yang seharusnya disibukkan dengan segudang pekerjaan. Mereka semua terlihat santai. Semua duduk manis di depan layar lebar, menanti laga dimulai.
Mana ada suasana kantor seperti ini? Nobar di kantor bareng-bareng? Tapi untuk para penggila bola seperti mereka, sepertinya tidak mengherankan. Apalagi ini pertandingan final klub sepak bola kesayangan kota mereka. Sepak bola nomor satu, pekerjaan nomor dua.
Sedang asyik melamun, tiba-tiba suara tepuk tangan dan siulan keras terdengar. Aku mengalihkan pandanganku ke layar lebar.
Di layar, dua tim raksasa sepak bola eropa sudah mulai memasuki lapangan. Sebentar lagi pertandingan final akan dimulai.
Aku mencomot sepotong pizza dan mulai berkonsentrasi menonton jalannya pertandingan. Oke, satu jam lebih ke depan, kita lihat siapa yang akan menjadi juara liga champion tahun ini. Mendadak, jantungku berdebar tidak karuan.
********
Bestie, ada yang sudah melihat para pemenang dari Watty's tahun ini?
Bagus-bagus ya ceritanya, saya kepengin ikut deh, tapi gak pede ah.
Pemenangnya semua senior, ceritanya bagus-bagus, bahasa dan gaya penulisannya perfecto.
Kepengin ikut ngajuin naskah tema horror, tapi gak percaya diri dan juga waktunya telat. Bulan mei baru nulis, agustus sudah tutup.
Yah, semoga dikasih kesempatan ikutan meski gak mungkin menang he..he..
Salam sayang,
Eykabinaya

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blue (END)
General FictionDua tahun lamanya Anjani bertunangan dengan Theo. Meski ada perbedaan jurang yang sangat besar dalam status sosial mereka, tapi Anjani berusaha menutup mata dan telinganya atas segala cemooh yang datang dari orang-orang disekelilingnya. Dari keluarg...