Sejak malam itu, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Lessandro. Ia juga tidak menghubungiku lagi, sampai aku pergi ke Paris bersama Simoneta.
Aku juga tidak berniat menghubunginya. Sejak awal aku tahu ia tidak serius dengan segala ucapannya. Dan juga tindakannya yang beberapa bulan ini begitu gencar mendekatiku.
Jika sekarang ia bosan dan memutuskan untuk mundur, biarlah. Aku tidak perlu merasa sedih kan? Dari awal niatnya cuma main-main, kalau ia memutuskan untuk mundur secepat ini. Aku harusnya merasa lega.
Tapi kenapa hatiku merasa sedih?
Apa karena pendekatan Lessandro yang awalnya begitu gencar mengingatkanku dengan apa yang dilakukan Theo dulu?
Dulu, Theo juga begitu gencar mendekatiku. Pantang mundur sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Membuatku selalu mengira, Theo sungguh tulus mencintaiku. Bahwa ia tidak akan pernah mengkhianatiku.
Tapi siapa sangka, setelah mendapatkan hatiku. Ia yang pertama mencampakanku. Karena kehadiran wanita lain. Karena kehadiran wanita yang ia sebut cinta pertamanya.
Kalau sekarang Lessandro memilih mundur, kurasa itu pilihan yang tepat yang telah ia buat. Ia mundur sebelum hubungan kami bertambah dekat. Sebelum hatiku terlanjur menjadi miliknya. Hingga aku tidak perlu merasakan sakitnya lagi hati yang kecewa karena patah hati.
Acara Paris Fashion Show berlangsung empat hari. Ini baru hari pertama, tapi aku sudah merasakan lelah. Mungkin karena begitu datang langsung harus menuju tempat acara.
Karena itu begitu acara selesai, aku segera kembali ke hotel. Ingin beristirahat. Namun aku tertegun saat melihat tubuh jangkung seorang pria bermata tajam, dengan mengenakan mantel panjangnya sedang berdiri bersandar di depan pintu kamarku.
Senyumnya langsung merekah saat melihatku.
"Tesoro, terkejut melihatku?"
Tentu saja! Kataku dalam hati. Setelah sekian lama, mendadak saja ia muncul di depanku. Bagaimana mungkin aku tidak terkejut?
"Bagaimana kau bisa..."
"Aku menghubungi Simoneta," ucap Lessandro bahkan sebelum aku bisa menyelesaikan kalimatku. "Apa kau tahu sekarang aku menjadi brand ambassador untuk Monelo? Dan aku baru saja melakukan iklan untuk anggur merek prancis. Selesai pembuatan iklan, aku langsung ke sini untuk menemuimu."
Sepertinya, semenjak prestasinya yang cemerlang di piala champion. Lessandro banyak mendapatkan tawaran iklan dan menjadi brand ambasador beberapa merek ternama dunia seperti Monelo.
"Kenapa kau ingin menemuiku?"
"Karena aku kangen kamu." Bicara blak-blakan adalah ciri khas dari Lessandro. Sejak mengenalnya, aku jadi tahu karakternya yang selalu bicara apa yang ada di pikirannya. Mungkin ini memang sudah sifatnya ataukah karena pembawaan usianya yang masih belia? Bagaimanapun usianya baru dua puluh satu tahun. Terkadang usia segitu memang suka impulsif.
"Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Apa kau juga merindukanku, Tesoro?"
"Tidak. Buat apa aku merindukanmu? Kita kan tidak memiliki hubungan apa-apa."
"Amore mio, kau galak seperti biasanya." Aneh, kali ini Lessandro tidak marah malah tertawa geli. Otaknya pasti konslet. "Tapi aku senang, itu artinya tidak ada pria yang berani mendekatimu selain aku. Ayo kita pergi."
"Mau kemana?"
"Merayakan sesuatu."
"Merayakan sesuatu? Apa kau memenangkan pertandingan sepak bola lagi? Memang ada kompetisi besar lainnya setelah piala champion?"
"Ada. Tapi bukan itu. Kita mau merayakan ulang tahunku. Aku sudah memesan tempat di restoran paling terkenal di Paris."
"Ulang tahun?" tanyaku kaget. "Kamu beneran ulang tahun?"
"Buat apa aku bohong? Ulang tahunnya sudah seminggu yang lalu. Aku merayakannya dengan teman-temanku di AC Milan. Perayaan ulang tahun ala pria. Tidak cocok untuk wanita. Dan sekarang, aku mau merayakannya berdua saja denganmu. Biar romantis."
"Kok kedengarannya kayak kita ini sepasang kekasih ya? Pakai acara romantis segala."
"Aku memang menganggap kita sebagai sepasang kekasih, bagaimana denganmu, mio caro? Apa kau menganggap aku juga sebagai kekasihmu?"
"Terlalu gampang kan kalau aku bilang iya? Bukankah pria sukanya mengejar gadis yang sulit didapat?"
"Jadi kau ingin ku kejar? Baiklah, aku tidak akan menyerah. Mulai sekarang, aku katakan padamu. Tidak peduli kau menganggapku apa, atau perasaan apa yang kau miliki untukku. Mulai saat ini, aku Lessandro Cannavaro. Bertekad akan mengejarmu."
*********
Buat yang minta double up, nih deh saya kabulin. Chapter selanjutnya saya keep dulu ya. Biar pada penasaran.
Penasaran kepengin cepet Anjani ketemu Theo kan? Sabar ya say, masih lama itu mah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blue (END)
Fiction généraleDua tahun lamanya Anjani bertunangan dengan Theo. Meski ada perbedaan jurang yang sangat besar dalam status sosial mereka, tapi Anjani berusaha menutup mata dan telinganya atas segala cemooh yang datang dari orang-orang disekelilingnya. Dari keluarg...