"Kenapa kamu gak ngasih tahu aku, kalau kamu mau mengikuti lomba itu, An? Aku ini tunanganmu, aku berhak tahu!"
Theo ternyata menepati janjinya untuk mampir ke butik. Ia datang sendiri, tanpa Liana. Dan Kak Mel juga sudah balik ke butik di Kemang, yang juga merupakan tempat tinggalnya.
Butik utama Kak Mel memang di Kemang, yang dibangun bersebelahan dengan kediaman Kak Mel sendiri. Meski butik yang terdapat di dalam mall ini cukup besar dan dilengkapi kantor. Tapi proses produksi tetap di butik yang ada di Kemang. Jadi di butik ini, hanya ada material jadi. Gaun dan jas yang langsung pakai.
Jika ada pesanan khusus, pengerjaannya di butik Kemang. Butik yang juga merangkap 'bengkel' Mels clothing.
Aku juga sering berkantor di Kemang, terutama jika sedang mengerjakan desain terbaru. Tapi memang, butik di mall ini aku yang handle. Kak Mel hanya datang sesekali saja.
"Kamu masih merasa sebagai tunangan aku?" tanyaku mencoba bersikap santai. Hanya kami berdua di kantor. Ella dan Ayu, dua pegawai butik sedang jaga di luar. Karena Theo sudah sering datang ke tempat ini, mereka berdua tidak pernah mengganggu atau usil bertanya-tanya. Mereka juga tidak akan berani masuk ke dalam kantor. Kecuali ada yang urgent. Jadi aku dan Theo, bisa leluasa berbicara.
"Apa maksud kamu?"
"Tiga hari kamu gak datang, gak telpon, gak kasih kabar. Kamu juga gak nanya kemana aku menghilang di pesta Liana tempo hari? Aku sampai lupa kalau aku punya tunangan." Sindirku sebal.
"Anjani, aku gak suka ya kamu ngomong begitu. Kalau kamu mau tahu, selama tiga hari ini. Aku sangat sibuk. Aku pergi ke Bali untuk mengecek hotel kami di sana. Karena itu aku gak sempat menghubungi kamu!"
"Sendiri?" tanyaku. "Kamu ke Bali sendiri?"
Aku melihat wajah Theo berubah. Aku ingin mendengar apa yang mau ia katakan. Apa dia pergi ke Bali seorang diri, ataukah bersama Liana. Karena aku sudah mendengar semuanya dari Nita.
Theo pergi ke Bali berdua Liana. Ia memang kerap pergi ke Bali, karena keluarganya juga memiliki hotel di sana. Dan selama ini aku juga fine saja. Karena itu memang tugas Theo sebagai seorang GM di hotel milik keluarganya.
Jaringan perhotelannya memang bukan hanya di Jakarta. Tapi juga di kota-kota besar di Indonesia lainnya. Seperti Surabaya, Semarang, Bandung. Bahkan di Malaysia dan Thailand saja, hotel keluarganya ada di sana. Karena itu, Theo selalu sibuk. Mengawasi semua hotel-hotel milik keluarganya. Dan selama ini aku tidak pernah mempermasalahkan kesibukannya itu. Meski kami harus berjauhan hingga berminggu-minggu. Karena Theo yang kerap bepergian.
Tapi sekarang..kenapa ia harus pergi dengan Liana? Berdua saja? Ke Bali pula. Apa yang mereka berdua lakukan di sana? Sebagai seorang wanita yang sudah bertunangan, boleh bukan aku berpikiran buruk? Boleh bukan jika aku memiliki kecurigaan yang tidak wajar? Apalagi setelah aku tahu, kalau Liana itu mantan kekasih Theo. Cinta pertama Theo!
"Kenapa kamu diam? Aku cuma tanya, kamu pergi ke Bali sendiri atau bersama Liana?"
"Apa bedanya aku pergi sendiri dengan pergi bersama Liana? Itu toh hanya perjalanan bisnis. Kebetulan Liana ingin refreshing ke Bali, karena dia baru balik dari Amerika. Jadi apa salahnya kalau kami berdua pergi barengan?"
"Apa salahnya kata kamu? Kamu sadar gak Theo dengan ucapan kamu sendiri? Karena kamu sudah memiliki tunangan! Apa kamu gak akan marah kalau aku pergi berduaan dengan cowok lain, yang statusnya mantan pacar? Dengan dalih perjalanan bisnis! Gimana kalau kamu jadi aku? Pergi dengan cowok lain tanpa ngasih kabar ke kamu!"
"Jadi kamu nuduh aku berbuat macam-macam sama Liana? Ini murni hanya perjalanan bisnis, An. Liana hanya ingin refreshing dan kebetulan jadwalnya barengan aku yang harus meninjau hotel di Bali!"
"Aku gak menuduh kamu, Theo. Hanya Tuhan dan kalian berdua yang tahu, apa yang kalian lakukan berdua di sana!"
"Itu artinya kamu gak percaya sama aku, An. Kamu menuduh aku selingkuh tanpa bukti yang jelas. Aku benar-benar kecewa sama kamu!"
"Harusnya aku yang bilang begitu, Theo. Saat di pesta Liana tempo hari, kamu ninggalin aku begitu saja. Kamu bahkan gak nyariin aku yang saat itu pulang sendiri tanpa pamit sama kamu. Tiga hari kamu gak ada kabar, yang sekarang baru muncul dan bilang kamu selama ini ada perjalanan bisnis ke Bali. Kalau tadi kita gak ketemu di restoran, kalau tadi Kak Mel gak negur kamu duluan. Apa hari ini kamu bakal memiliki inisiatif buat nemuin aku?
"Padahal jarak restoran dan butik ini gak terlalu jauh. Masih ada dalam satu gedung yang sama. Tapi bahkan saat tadi kamu masuk restoran, kamu gak lihat aku di sana. Karena mata kamu, pandangan kamu dan perhatian kamu, sepenuhnya tercurah hanya pada Liana."
*******
Saya sedang bingung nyari nama untuk tokoh-tokoh utama dalam novel-novel saya selanjutnya. Saya lebih suka nama sederhana yang gampang di sebut.
Adakah bestie di sini yang mau nyumbang nama, untuk nama-nama tokoh utama dalam novel saya selanjutnya?
Salam sayang
Eykabinaya
![](https://img.wattpad.com/cover/324483811-288-k396857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blue (END)
General FictionDua tahun lamanya Anjani bertunangan dengan Theo. Meski ada perbedaan jurang yang sangat besar dalam status sosial mereka, tapi Anjani berusaha menutup mata dan telinganya atas segala cemooh yang datang dari orang-orang disekelilingnya. Dari keluarg...