Setahun kemudian, aku kembali bertemu dengan Liana di Paris. Saat itu aku sedang berada di butik Monelo dan Liana datang bersama seorang pria kaukasian.
"Anjani?" Tegurnya saat melihatku yang sedang berbicara dengan salah satu staf Monelo.
"Hai, Li. Ada angin apa nih yang membawamu ke Paris?"
Sejak kejadian setahun yang lalu, entah bagaimana awalnya. Aku jadi berteman dengan Liana. Kini Liana sudah menikah lagi dengan seorang pria asal Australia.
Dari yang aku dengar, ia cukup bahagia dengan pernikahan keduanya. Mereka bahkan menetap di negara tempat sang suami berasal. Pria disamping Liana pastilah suaminya.
"Angin musim semi." Liana menampakan senyum manisnya. Berbeda jauh dengan setahun yang lalu saat pertemuanku dengan Liana di Jakarta. Kini ia terlihat jauh lebih berseri, tidak lagi terlihat kuyu dan layu.
Aku senang ia sudah bisa melupakan pengalaman buruknya.
"Kamu masih sibuk? Gimana kalau kita ngobrol sebentar?" tanya Liana.
"Boleh. Aku sudah gak sibuk kok. Cuma sedang melihat-lihat saja." Kataku.
Sebenarnya sebelum janjian bertemu di Monelo, Liana memang sudah menelponku. Mengatakan saat ini ia sedang ada di Paris bersama suaminya. Dan ingin bertemu.
Kami pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari butik Monelo. Suami Liana tidak ikut karena ingin membeli jas di Monelo. Jadi hanya kami berdua di kafe ini.
"Gimana kabarmu, An? Kerjaanmu lancar?"
"Baik. Semua lancar. Kami sedang sibuk menyiapkan acara untuk New York fashion week."
"Apa kamu sering mengunjungi butik-butik Monelo seperti ini, An?"
"Tidak juga. Ini karena Simoneta tidak sempat, jadi aku membantunya," kataku menjelaskan. "Kabar kamu sendiri gimana? Maaf ya, waktu itu gak bisa datang ke pesta pernikahanmu. Ada pekerjaan yang gak bisa ditinggalkan."
"Nggak apa-apa. Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja," ucap Liana. "Kamu...gak ingin tahu gimana kabar Theo?"
"Oh, ada apa dengan Theo memangnya?" tanyaku melihat kemuraman diwajah Liana. Setahun ini, aku memang lost kontak begitu saja dengan Theo. Bahkan dengan Nita juga.
Sejak kembali ke Milan, aku memang sudah mengganti nomor lamaku dengan nomor yang baru. Dan sejak kejadian itu juga, Lessandro telah menjagaku dengan hati-hati.
Liana menghela napas berat. "Theo sekarang di rumah sakit."
"Rumah sakit?" tanyaku heran. "Rumah sakit mana?"
"RSJ."
"Li!" Seruku terperanjat. "Jangan bercanda!"
"Aku gak bercanda, An. Sekarang Theo memang ada di RSJ. Sudah beberapa bulan ini ia dirawat di sana."
Aku menatap Liana dengan roman masih tidak percaya. Liana tidak bercanda kan? Dia tidak berbohong? Tapi jika melihat dari raut wajahnya, sama sekali tidak ada kebohongan di sana.
"Bagaimana..." tenggorokanku tercekat. Tidak sanggup meneruskan ucapanku yang sudah ada diujung lidah. Bagaimanapun, berita yang dibawa Liana barusan sangat mengejutkanku.
"Theo 'sakit', An. Jauh sebelum kamu putus sama dia dan menikah denganku. Ia sudah mempunyai kecenderungan kekerasan. Saat ia mendengar berita pernikahanmu, dia mencoba bunuh diri! Dia marah karena gak bisa kawin denganmu.
"Kabar ini juga kudengar dari ibuku. Untung saja ia bisa diselamatkan. Tapi kemudian dia mencoba bunuh diri untuk kedua kalinya. Menyayat pergelangan tangannya dengan pisau. Keluarganya bilang itu dipicu oleh pemberitaan tentangmu di internet. Theo melihat berita tentangmu dan Lessandro yang sedang berbulan madu.
"Theo selalu mengatakan, seharusnya kamu kawin dengannya. Bukan dengan perempuan murahan kayak aku. Orangtuanya menelponku, meminta aku datang untuk menghiburnya. Tapi aku menolaknya.
"Theo membenciku, bagaimana aku bisa menghiburnya? Aku menyarankan agar dia dibawa ke psikiater. Rupanya psikiater menyarankan agar dia dirawat di rumah sakit. Dan Theo diinkarserasi di sana."
Aku terdiam selama Liana bercerita. Aku bisa melihat ada kesedihan dimatanya saat ia bercerita. Ya, bagaimanapun dia dan Theo pernah menjalin ikatan pernikahan. Hidup sebagai suami istri. Meski hanya sebentar. Tentu hubungannya berbeda dengan mantan pacar atau tunangan.
"Waktu kami menikah, aku betul-betul mencintainya, An. Tapi aku tidak tahan dengan sikap sadisnya. Aku juga tidak bisa menyia-nyiakan hidupku bersamanya. Apalagi sekarang dia harus masuk RSJ, mungkin seumur hidup!
"Sebenarnya aku sedih kalau teringat nasib Theo. Ia tampan, pintar dan kaya. Tapi kini semuanya sia-sia. Karena sakitnya dia harus masuk RSJ."
Aku tidak tahu harus berkata apa setelah Liana menceritakan semuanya padaku.
Yang aku tahu, kepalaku terasa kosong saat keluar dari kafe. Kami berdua berpisah di pintu kafe. Liana kembali ke butik untuk menemui suaminya, sedangkan aku masih dengan linglung berdiri di depan pintu kafe.
Hingga kemudian sebuah lengan yang hangat melingkari bahuku.
"Tesoro?"
Aku mengangkat kepala. Ah, kiranya Lessandro. Tersenyum hangat padaku.
Entah kenapa, melihat Lessandro hatiku langsung merasa sejuk dan cerah. Meski sesaat yang lalu aku merasa suram.
"Tesoro, ada apa? Wajahmu kelihatan sedih." Tukas Lessandro sambil merangkulku dan membetulkan mantel yang kukenakan. "Apa kamu mual lagi? Aku sudah bilang, perjalanan ini terlalu berat untukmu. Tidak baik untuk kandunganmu. Aku akan bilang pada Simoneta agar jangan memberimu tugas berat seperti ini lagi..."
"Lessandro." Aku cepat memotong ucapannya. "Aku mencintaimu."
Mata Lessandro berbinar menatapku. "Aku juga mencintaimu, tesoro."
Lalu tanpa malu-malu lagi ia menciumku lembut. "Aku sangat mencintaimu. Tinggallah seumur hidup bersamaku, tesoro. Dan kamu akan tahu, seberapa dalam aku mencintaimu."
Aku menggigit bibirku dan menatapnya. Dimatanya, aku melihat cinta yang teramat besar di sana. Lalu aku balas memeluknya dan membenamkan wajahku didadanya.
"Tentu, aku akan seumur hidup tinggal bersamamu."
Karena hanya kau yang aku cintai. Hanya kau yang bisa menyembuhkan luka perih dihati.
Meski semua kenangan manis bertahan tak mau berlalu, tapi kini tak lagi mengganggu. Tidak lagi berarti apapun. Semua itu kini sudah terganti dengan cinta sejati, yang tumbuh subur menutupi luka di hati.
Di jalan kota paris yang ramai, angin musim semi bertiup perlahan. Membawa pergi luka di hati dan mengiringi cinta yang baru.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Extra chapter publish di Karyakarsa. Nama akunnya masih sama, Eykabinaya. Enjoy friend...
![](https://img.wattpad.com/cover/324483811-288-k396857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blue (END)
Fiksi UmumDua tahun lamanya Anjani bertunangan dengan Theo. Meski ada perbedaan jurang yang sangat besar dalam status sosial mereka, tapi Anjani berusaha menutup mata dan telinganya atas segala cemooh yang datang dari orang-orang disekelilingnya. Dari keluarg...