{3}

156K 13K 525
                                    

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum kak," ucap seseorang dibalik pintu kamar Gus Faqih.

"Waalaikumussalam," jawab Faqih dan Syifa.

Syifa mengenal suara itu, ia akan melangkah untuk membuka pintunya namun Faqih lebih dulu membukanya. Ternyata itu Aisyah adik Syifa, gadis itu menggendong baby Hamzah yang sedang menangis.

"Kak ini baby Hamzah nangis terus, padahal udah aku kasih susu," ucap Aisyah.

Syifa langsung mengambil alih Hamzah dari gendongan Aisyah. "Cup cup sayang, baby Hamzah jangan nangis ya, bunda disini," ucapnya sambil menimang-nimang baby Hamzah.

"Kak aku keluar ya? masih banyak yang harus Aisyah kerjain," ucap Aisyah, ia juga merasa tidak enak berada disana karena ada Gus Faqih.

"Iya dek makasih udah jaga baby Hamzah."

Aisyah keluar kamar, lalu Gus Faqih menutup kembali pintu kamarnya, ia memperhatikan Syifa yang sedang menenangkan baby Hamzah dengan membacakan sholawat, ternyata bayi itu sudah sangat akrab dengan Syifa sehingga wanita itu dengan mudah membuat Hamzah berhenti menangis.

"Sama saya saja," ucap Gus Faqih.

"Hah?" Syifa tidak mengerti maksud perkataan Gus Faqih, mengapa suaminya ini selalu berkata setengah-setengah.

"Biar saya yang gendong Hamzah! kamu lanjut siap-siap, acaranya akan segera dimulai," jelas Gus Faqih.

Syifa mengangguk paham, lalu memberikan Hamzah pada Faqih, ia tersenyum pada suaminya ternyata pria itu tidak terlalu cuek, dia juga peduli pada bayinya walaupun suaminya itu tidak menganggap Hamzah sebagai anaknya.

"Make-upnya jangan tebal-tebal!" peringat Gus Faqih.

"Iya."

Baby Hamzah kembali menangis, padahal Syifa belum selesai bersiap, Syifa melihat Gus Faqih menimang-nimang Hamzah sambil mengelus-elus lembut kening Hamzah lalu melantunkan surah Ar-Rahman membuat Baby Hamzah berhenti menangis dan terlelap tidur.

"Ternyata Gus peduli juga sama baby Hamzah," ucap Syifa yang sudah selesai berias lalu dia mengambil alih Hamzah dari gendongan suaminya.

"Saya bukan manusia jahat yang membiarkan bayi menangis."

"Terus Kenapa Gusnya, ga anggep baby Hamzah itu anak Gus?"

"Memang dia bukan anak saya!"

"Kok bisa dia bukan anak Gusnya? jelas-jelas Gus itu suaminya Zahra, berarti Gus yang nanem bibit di rahim Zahra kan?ini udah berbuah jadi _

'Cup

"Berisik," ucap Gus Faqih setelah mengecup bibir Syifa sekilas membuat si empu langsung terdiam, memang itu tujuan Gus Faqih menciumnya agar istrinya itu berhenti berbicara.

Gus Faqih tersenyum tipis melihat ekspresi istrinya yang mematung lalu pergi keluar kamar.

"Umiii, bibir Syifa ga perawan lagi," rengek Syifa.

Baby Hamzah terbangun karena suara Syifa yang sedikit keras tadi, bayi itu tersenyum padanya. "Ayah kamu maen nyosor aja, bunda kan belum siap," adunya pada bayi yang belum mengerti apapun itu.





∆∆∆∆∆






Para tamu undangan sudah mulai berdatangan, tamu di Pesantren sepertinya lebih banyak dari hari kemarin saat di Hotel. Lagi dan lagi Syifa harus duduk di pelaminan sepanjang hari, menyambut dan menyapa para tamu yang mengucapkan selamat.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang