{24}

106K 9.1K 329
                                    

"Bisa jadi jodoh itu cobaan, kamu bersyukur dapet dia dan dia bersabar dapet kamu, yang saling melengkapi itu lebih berasa."



Syifa sudah bersiap untuk ikut Gus Faqih dan para santri ke Majelis Akbar yang di adakan alun-alun, 2 mobil untuk para santri sudah siap satu mobil untuk santri putri dan satu mobilnya untuk santri putra, sedangkan Gus Faqih dan Syifa membawa mobil sendiri.

Kini para santri dan ustadz ustadzah sudah berkumpul dan akan berangkat bersama, soal baby Hamzah tadi sore bayi itu di bawa Umi Husna dan Aisyah ke Rumahnya, Umi dan Abi Syifa rindu pada bayi itu karena sudah lama mereka tidak bertemu dengan baby Hamzah.

"Kamu bawa jaket ga?" tanya Gus Faqih saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Engga Gus, emang buat apa?" tanya Syifa balik.

"Pasti disana dingin karena angin malam."

"Oh iya ya, yaudah Syifa ambil dulu deh mumpung belum berangkat."

"Ga usah, pake jaket saya aja kelamaan itu udah mau pada berangkat," Gus Faqih melihat keluar 2 mobil itu sudah siap berangkat, lalu ia memberikan jaketnya pada Syifa.

"Terus Gusnya gimana?"

"Saya ada jas Hadroh Santri putra nanti pakai itu aja."

"Makasih Gus," ucap Syifa sambil mencium punggung tangan suaminya.

Cup

Syifa mencium pipi kiri suaminya sekilas saat Gus Faqih menghidupkan mesin mobil, suaminya itu langsung membatu setelah mendapat ciuman itu.

"Ekhem ekhem ekhem," suara batuk-batuk itu berasal dari kursi belakang, Syifa pun langsung menengok ke belakang ternyata suara batuk itu dari Umma Fitri dan Tiara, sejak kapan mereka berdua sudah duduk disana Syifa dan Gus Faqih tidak menyadari kehadiran mereka.

"Eh Umma eh Tiara, kapan kalian masuknya ya?" ucap Syifa yang menyengir garing karena merasa malu telah mencium Gus Faqih didepan keduanya.

"Dari pas kamu cium tangannya Faqih," jawab Umma Fitri.

"Kita berangkat, baca doa dulu!" ucap Gus Faqih.

"Allahumma hawwin 'alainaa safaranaa hadzaa waatwi 'annaa bu'dahu. Allahumma antashookhibu fiissafari walkholiifatu fiil ahli. Ya Allah, mudahkanlah kami bepergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam bepergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga."

Dua mobil yang membawa para santri melaju terlebih dahulu, lalu barulah mobil Faqih mengikuti kedua mobil itu, jarak Pesantren dengan Alun-alun cukup jauh membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai disana, mereka akan sampai disana pukul 8 malam.

Saat sudah sampai ternyata sudah banyak orang yang datang, benar-benar majelis Akbar mungkin ada ratusan orang berkumpul Syifa sangat merindukan suasana majelis seperti ini, sholawat bersama ditambah dapat ilmu dari para ulama-ulama.

Karena tempat laki-laki dan perempuan dipisah jadi Syifa juga harus berpisah dari suaminya ia duduk bersama para santri putri dan Umma Fitri.

Acara dimulai dengan sholawat bersama yang diiringi dengan hadroh, Syifa fokus melihat ke arah panggung manik matanya melihat sosok suaminya ada di atas sana bersama para santri putra ternyata yang akan tampil itu Hadroh dari Pesantren Al-Huda, Syifa tidak tau itu tadi pun Gus Faqih tidak memberitahunya.

Tapi yang membuat heran kenapa suaminya itu juga ada di atas panggung karena penasaran dia pun bertanya pada Umma Fitri.

"Umma kok Gus Faqih juga ikut naik ke panggung?" tanyanya.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang