{22}

107K 9K 87
                                    

Pagi hari Syifa sudah berpakaian rapi ia akan pergi ke pasar untuk membeli bahan dapur yang sudah habis stok nya, Syifa menitipkan Baby Hamzah pada Umma Fitri dan ia juga ijin kepada mertuanya itu untuk mengajak Tiara karena dia akan melakukan rencana yang telah ia susun bersama Timnya.

"Mau kemana?" tanya Gus Faqih saat melihat Syifa sudah membawa tas keranjang belanjaan.

"Ke pasar Gus."

"Mau saya anter?"

"Ga usah Gus, saya ke pasarnya sama Tiara kok pake motor nya Abi Ibrahim," Syifa harus menolak tawaran Gus Faqih kalau tidak rencananya akan gagal, sebenarnya ia ingin sekali jalan berdua dengan suaminya itu karena sejak awal menikah mereka belum pernah jalan keluar berdua saja.

Kali ini Syifa harus menolak tawaran suaminya itu, padahal ini waktu yang tepat karena Gus Faqih hari ini libur bekerja, tapi apa boleh buat dia harus tetap menjalankan rencananya.

"Nah itu Tiara udah dateng," ucap Syifa sambil menunjuk ke arah Tiara yang baru saja masuk ke Ndalem.

"Assalamu'alaikum," ucap Tiara lalu duduk di sofa padahal tidak ada yang menyuruhnya duduk sangat mandiri sekali.

"Waalaikumussalam," jawab Syifa dan Gus Faqih.

"Hati-hati bawa motornya, saya mau cek pembangunan asrama putra yang baru."

Syifa mengambil tangan Gus Faqih lalu mencium tangan suaminya itu. "Ets suka lupa deh, biasanya gimana kalo Gus mau pergi?" jari telunjuk Syifa mengarah pada kedua pipi, lalu kening, lalu bibir.

Gus Faqih malah melihat ke arah Tiara yang sedang duduk dan fokus melihat handphone, sebenarnya ia mengerti apa maksud Syifa itu tapi ia merasa tidak enak jika melakukan itu dihadapan Tiara.

"Dia ga bakal liat Gus, orang lagi fokus gitu," bisik Syifa.

Gus Faqih memegang wajah Syifa dengan kedua tangannya lalu mencium kedua pipi, kening, dan terakhir bibir dengan secepat kilat. "Lipstik kamu baru?" ucap Gus Faqih walaupun tadi hanya mengecup sekilas bibir Syifa ia masih mencium aroma dari lipstik yang Syifa pakai.

Posisi masih sama Gus Faqih masih memegangi wajah Syifa, jari jempolnya mengelus pelan bibir Syifa. "Iya Gus lipstiknya baru rasa jeruk, enak ya? mau nyoba Gus?" ucap Syifa pelan suaminya itu tidak menjawab Gus Faqih malah lebih mendekatkan wajahnya membuat Syifa memejamkan matanya.

"Ekhem panas banget padahal masih pagi," ucap Tiara membuat kedua pasangan itu langsung menjauhkan wajah mereka, Syifa mendengus kesal nenek sihir ini mengganggu saja.

"Yaudah Gus, Syifa sama Tiara berangkat ke pasar dulu, assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam, fii amanillah."

"Ma'assalamah."

Tiara dengan tatapan malasnya berjalan duluan ke arah luar, lalu diikuti oleh Syifa yang sudah memakai helmnya.

"Sengaja banget romatisan di depan gue," ucap Tiara ketika sudah di dekat motor.

"Emang iya, biar kamu sadar kalo Gus Faqih ga bakal tergoda sama kamu soalnya udah punya istri yang cantik banget kayak Syifa ini, udah mulai bucin lagi."

Tiara tidak menjawab lagi ucapan Syifa, ia hanya menampakkan ekspresi wajah cemberut lalu menaiki motor yang akan dikendarai oleh Syifa.

5 menit kemudian mereka berdua sudah sampai di pasar pagi, tempatnya tidak jauh dari Pesantren dan jalanan pun tidak terlalu ramai jadi Syifa berani untuk membawa motor.

Syifa membeli bahan dapur dan sayuran yang sudah dicatat di kertas oleh Umma Fitri, ia memilih-milih sayurannya sedangkan Tiara dia hanya melihat tanpa ada keinginan membantu, langkahnya pun terlihat malas-malasan dia hanya mengekori Syifa sejak tadi.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang