#6 Seperti Mimpi

5 2 0
                                    

Ambil pelajaran yang bisa
di ambil, temui penggalan kesimpulan di akhir cerita.

*

*

Seseorang akan melewati fase belajar dari kesalahannya, agar kelak menjadi manusia yang lebih baik. Kesalahan bukan hanya dijadikan sebagai pengalaman saja, tapi juga dijadikan pembelajaran. Kini Atifa berangkat sepuluh menit lebih pagi, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terulang lagi.

Atifa lebih teliti memilih kondisi, jika suasananya ramai Atifa memilih berjalan di tepi jalan, bukan jalan di depan toko. Atifa sedikit trauma karena kejadian kemarin, jadi untuk meminimalisir kejadian itu, Atifa memilih jalan di tepi trotoar. Tapi ini memang sedikit bahaya, karena banyak kendaraan yang terparkir liar hingga menyempitkan jalan.

Seperti kendaraan mobil mewah yang tiba-tiba melipirkan kendaraannya, hampir membuat Atifa jantungan. Sang pemilik mobil mewah ini tidak kunjung keluar dari dalam mobil, sehingga Atifa bergegas jalan di samping mobil itu. Namun tiba-tiba pemilik mobil membuka pintu, tanpa melihat jika ada yang ingin melintas. Aksinya itu hampir membuat Atifa jatuh karena terkejut.

Entah kenapa, akhir-akhir ini Atifa gampang sekali kaget. Saat Atifa ingin membuka mulut untuk memarahinya, Atifa mengalihkan pandangannya sekian detik saat melihat siapa yang keluar dari dalam mobil.

"Gak jadi lewat?" tanya pria yang berpakaian kemeja putih dan celana hitam, seperti setelan seorang pekerja kantoran. Pria itu mengenali Atifa, membuat Atifa sedikit kikuk karena mereka bertemu lagi.

Dengan penuh terpaksa, Atifa menyunggingkan senyuman tipis. "jadi ko,"

"Aku duluan ya, Assalamu'alaikum." pamit Atifa, lalu melangkahkan kaki pergi.

"Wa'alaikumussalam." jawab Farhan singkat, namun manik matanya terus memandangi punggung Atifa.

Farhan memperhatikan cara Atifa berjalan, karena Atifa melangkahkan kakinya berjalan begitu cepat serta Atifa terus menundukkan kepalanya. Sesuatu terbesit di benak Farhan, membuat Farhan mengurungkan niat untuk tidak jadi berhenti. Memilih masuk ke dalam mobil, lalu melajukan kendaraan mewah miliknya.

Tin! Bunyi klakson mengagetkan Atifa. Lagi, Atifa dibuat terkejut lagi. Efek kejadian buruk yang menimpanya, membuat Atifa lebih sensitif bahkan emosionalnya pun ikut terganggu. Sang pemilik mobil keluar dari mobilnya, dan berjalan menghampiri Atifa. Tubuhnya yang tinggi membuat Atifa sedikit mendongakkan kepalanya.

"Ada apa?" tanya Atifa, saat Farhan sudah berada di depannya.

"Mau ke kampus?" tanya Farhan.

"Iya, kenapa emangnya?" tanya balik Atifa. Manik mata Atifa tidak melihat ke arah Farhan, tapi melihat ke arah jalan.

"Ayo aku antar," tawar Farhan.

"Gak usah." tolak Atifa mentah-mentah.

Penolakan yang cukup menyinggung perasaan Farhan, entah kenapa wanita ini kian hari kian menyebalkan. Selalu berkata seenaknya, dan sikapnya yang terlihat angkuh. Bantuannya ditolak, membuat Farhan ingin undur diri saat itu juga. Saat hendak melangkah, langkah Farhan terhenti lalu kepalanya melihat ke belakang, seperkian detik Farhan lalu memutar kepalanya.

Farhan melihat Atifa yang sedari tadi manik matanya melihat ke arah jalanan, sikap Atifa seperti tidak nyaman. Tangan kanan Atifa letakkan di dada, mencengkram erat lengan kirinya yang dibiarkan menggantung. Keringat meluncur di pelipisnya, melewati gundukan pipinya yang cabi. Wajah cerianya seketika berubah pucat, senyuman palsu yang biasa dikeluarkan kini Atifa lipat.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang