Selamat membaca,
Tafsir Cinta*
*
"Apa kamu punya pacar?" tanya Farhan, setelah hening dalam perjalanan.
"Apa?" ulang Atifa takut salah dengar, sebab Farhan seperti mengikuti ucapan Atifa pada hari Atifa menyatakan perasaanya.
"Siapa cowo tadi, apa dia pacar kamu?" Farhan merasa curiga, jika Atifa dan cowo itu memiliki hubungan.
"Kamu ngomong apa si," kata Atifa kesal, dituduh memiliki hubungan dengan Gio yang jelas-jelas hanya pengagum Atifa.
"Kalo aku punya pacar, kita gak akan menikah sama kamu!" kesal Atifa.
Farhan yang sedari tadi fokus mengemudi, namun tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang tidak masuk akal bagi Atifa. Lalu setelahnya diam ketika sudah mendengar jawaban Atifa, hal itu membuat Atifa melempar lirikan sinis.
"Selama ini kamu selalu dengar ungkapan cinta dari aku, tapi aku gak pernah denger kamu ucapin itu. Kamu tuh sebenarnya cinta gak si sama aku?" giliran Atifa melontarkan pertanyaan.
Farhan tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Atifa, pertanyaan yang bahkan Farhan sendiri tidak punya jawabannya. Memilih diam bukanlah pilihan yang tepat, tapi Farhan tidak punya jawaban yang tepat. Terlebih lagi Farhan bukanlah pria yang romantis, berbicara manis bukanlah kebisaanya.
"Jangan bilang kamu gak cinta sama aku?" tebak Atifa, saat melihat Farhan berpikir keras.
Pertanyaan Atifa menyerang lebih dalam menyentuh titik lemah Farhan, membuat Farhan menghentikan laju mobilnya tiba-tiba. Untung saja jalan saat ini sedang senggang, hingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ekspresi Farhan yang terlihat bingung, dan sifatnya yang terlihat panik memperkuat dugaan Atifa.
"Kenapa?" tanya Atifa panik, saat Farhan tiba-tiba menghentikan mobilnya.
"Apa aku benar?" Atifa tidak memperdulikan keselamatan fisiknya, lebih mementingkan mentalnya.
"Apa menikahi kamu gak menjawab pertanyaan itu?" dalih Farhan cepat.
"Itu emang bisa jadi bukti si," nyerah Atifa.
Farhan menelan salivanya kasar, sebelum bicara Farhan menarik nafas berat. "Kamu sendiri, kenapa gak cerita tentang hubungan kita ke temen-temen kamu?" serang balik Farhan.
Pertanyaan Farhan membuat Atifa diam seribu bahasa. Kenapa Farhan bisa tahu? Begitulah gambaran ekspresi Atifa saat ini. Atifa tertunduk bingung, harus menjelaskan apa ke Farhan. Tapi bukan Atifa namanya jika kehabisan kata-kata, dengan keahlian Atifa yang pandai merangkai kata Atifa juga bisa merangkai balasan.
"Emangnya kamu cerita ke teman-teman kamu soal aku?" tanya balik Atifa.
Farhan berdecak kesal, lalu melajukan mobilnya kembali, "Kenapa malah balik bertanya," keluh Farhan lelah.
"Kenapa? Kamu aja dari tadi nanya terus, kenapa aku gak boleh nanya juga!" tidak terima Atifa.
"Apapun alasannya, aku cuma gak mau ada masalah nantinya," Farhan mengutarakan keinginannya yang ingin hidup damai, hari ini atau setelah menikah.
"Kamu tenang aja," janji Atifa.
Banyak orang yang menginginkan kehidupan pernikahan yang nyaman, tentram, dan damai. Tapi mereka seakan lupa, ujian tidak mengenal status. Setidaknya yang bisa kita lakukan adalah dengan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, bertindak dengan penuh ke hati-hatian. Jangan biarkan bayang-bayang masa lalu, mewarnai masa depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tafsir Cinta
Novela JuvenilTafsir Cinta bercerita tentang dua insan yang tidak sengaja dipertemukan lalu di satukan. Makna cinta yang luas membuat mereka tidak memiliki tujuan yang sama, berusaha mempertahankan ego hanya demi sebuah alasan. Kepercayaan yang di taruh di pundak...