Jatuh adalah proses, di mana
kamu harus bangkit kembali.
Bukan untuk sembuh, tapi
untuk melawannya.*
*
"Atifa Syaquilla," panggil Vanesha mengucap nama panjang Atifa.Namun orang yang dipanggilnya itu sama sekali tidak menggubris, memilih tetap jalan dengan langkah yang tidak pelan. Hal itu membuat Vanesha geram hingga menarik tangan Atifa untuk berhenti, namun tenaga Vanesha yang besar mambuat Atifa terjatuh dan naasnya kejadian itu disaksikan dosen populer yang sedang menuruni anak tangga. Karena kejadian itu terjadi di dekat tangga, sedangkan Atifa dan Vanesha sedang berjalan menuju kelasnya.
"Tifa hati-hati." teriak pak Aidan terkejut.
Namun ucapan Pak Aidan saja tidak bisa menolong Atifa yang sudah terjatuh duduk di atas lantai. Kejadian ini langsung menyadarkan Atifa dari lamunan. Sungguh! Ini membuat Atifa semakin merasa kesal. Atifa tertarik hampir dua meter sebelum terjatuh dan untung saja tidak mengenai tembok yang berada di belakang Atifa.
"Nesha," geram Atifa, melempar tatapan tajam kepada kawannya itu.
"Maaf, maaf." ucap Vanesha panik.
"Kamu gak papa tif?" Vanesha membantu Atifa berdiri, sembari memastikan bahwa tulang ekor Atifa baik-baik saja.
Ada rasa nyeri pinggang yang dirasakan Atifa, tapi saat menyadari kejadian itu disaksikan banyak orang juga terdapat beberapa teman bahkan dosen membuat Atifa merasa malu. Atifa pun menyembunyikan rasa sakitnya itu, sembari memang ekspresi baik-baik saja.
"Aku gak papa ko," kata Atifa bersikap sok kuat, karena beberapa orang di sana menunjukkan reaksi khawatir kepadanya. Jujur, Atifa tidak suka dikasihani.
Atifa melepas gandengan tangan Vanesha, lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas. Atifa sedikit berlari karena ingin segera tiba di kelasnya, guna meredakan amarahnya. Semua orang yang menyaksikan adegan itu hanya melempar tatapan bingung, lalu setelahnya melanjutkan aktivitasnya kembali.
Atifa menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya tadi pagi kepada vanesha, tapi bukan kejadian sebelum berangkat kampus melainkan sesudah berangkat kampus. Yaitu kejadian di mana Atifa bertemu dengan Gio, maaf aku ralat kalimatnya, bukan bertemu Gio tapi Gio yang menghampiri Atifa sembari berkata tidak ingin menyerah untuk mengejar cinta Atifa. Bukannya berusaha menenangkan Atifa, Vanesha malah tertawa puas.
Dan juga, bukannya memberi nasihat atau masukan kepada Atifa. Vanesha malah menyerahkannya pada Atifa dan berkata, itu masalah kamu jadi kamu harus menyelesaikannya sendiri. Ternyata benar ya, yang bisa menolong diri kita adalah diri kita sendiri, orang lain hanyalah penonton yang hanya ingin menyaksikan saja. Ya, begitulah hidup.
Atifa tahu betul sikap Gio seperti apa, hingga curiga bahwa Gio akan membuntutinya saat jam pulang kampus tiba. Kami memang tidak sekelas, namun kami satu kampus. Jadi jam pulang kami hampir sama, hal itu bisa membuat Gio memiliki kesempatan memergoki Atifa. Dan benar saja saat Atifa keluar kelas, Gio sudah berdiri di depan kelasnya.
Tidak mau ambil pusing, Atifa melangkahkan kaki menuju parkiran kampus. Untung saja mobil jemputan Atifa sudah tiba, pak Bagas sedang berdiri di depan mobilnya. Atifa sedikit berlari menghampiri mereka, lalu menyapa pria lembut itu.
"Assalamu'alaikum," ucap Atifa sedikit mengejutkan Bagas.
"Wa'alaikumsalam," sambutnya hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tafsir Cinta
Teen FictionTafsir Cinta bercerita tentang dua insan yang tidak sengaja dipertemukan lalu di satukan. Makna cinta yang luas membuat mereka tidak memiliki tujuan yang sama, berusaha mempertahankan ego hanya demi sebuah alasan. Kepercayaan yang di taruh di pundak...