*Tafsir Cinta*
*
*
Terkadang rencana Allah memang membingungkan, kita selalu dipertemukan dengan hal-hal yang tidak kita sukai. Menerka-nerka maksud dibaliknya, apakah pikiran kita sedang dibuka atau sedang diuji? Jawabannya samar-samar. Tidak ada yang tahu, karena hanya Allah yang tahu. Untuk mengetahui dari semua jawaban, maka kita harus mencobanya. Walau tidak suka, niatkan saja hanya sekadar memenuhi tanggung jawab.
Setiap kalimat mengandung rasa, karena dengan berucap pun dapat mencerminkan rasa. Bahkan sikap seseorang, dapat terbaca dengan mudah. Tampak jelas sebuah keterpaksaan, jika dilihat dari sikapnya. Tidak ada senyuman yang terlukis, wajah serta tatapannya tampak datar, dan diikuti nada suara yang terdengar malas. Perasaan tidak nyaman pun melanda tiba-tiba, membuat mood menurun.
Bukan hanya dia, Atifa juga sangat terpaksa mengikuti bimbingan revisi ini. Dua orang yang belum siap bertemu, malah dipertemukan secara tidak sengaja. Sungguh momen yang tidak bisa dihindari.
"Jadi, kita bakal diem terus kaya gini?" kata Atifa, akhirnya membuka obrolan setelah lama diam.
Sosok yang di ajak bicara Atifa tidak membalas ucapan Atifa, memilih diam sembari fokus membaca buku. Memang benar di dalam perpustakaan di larang untuk berisik, tapi di kondisi seperti ini tidak ada yang namanya revisi dalam diam. Setidaknya ada suara komentar yang terucap, mengoreksi semua tulisan yang sudah Atifa rancang.
"Kalo begitu, ayo akhiri pertemuan ini," kata Atifa menutup buku yang berada dihadapannya.
Mendengar Atifa yang bersikap seenaknya, menutup pertemuan yang sebenarnya masih ada banyak waktu yang tersisa. Kayla kalang kabut hingga akhirnya menaikkan matanya, namun sosok yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk yang malah langsung menjadi pusat perhatiannya. Hanya berlangsung satu detik, Kayla lantas mengarahkan pandangannya pada Atifa.
Sorot mata terkejut Kayla langsung Atifa dapati, perubahan sikapnya menarik tawa Atifa. Lengkungan bibir Atifa terlukis tipis, sorot mata Atifa menjadi lebih dalam. Mendapati sambutan yang berlainan sikap itu membuat Kayla tidak kalah terkejut, hingga membuang muka lalu menundukkan pandangannya dari Atifa.
"Kenapa?" tanya Atifa.
"Apa kamu pikir dari tadi kamu sendirian di ruangan ini," goda Atifa.
"Jangan bersikap kaya gitu, aku merasa tersinggung." kata Atifa kesal.
Atifa semakin mantap, meninggalkan pertemuan yang tidak memberi Atifa manfaat sedikit pun. Setelah selesai mengemas semua barang, Atifa lantas bangkit dari duduk lalu meninggalkan Kayla yang sama sekali tidak membuka mulutnya. Sebelum membalikkan badan, manik mata Atifa menyorot ke arah Kayla beberapa detik.
Di situ terlihat jelas, air keringat meluncur deras di dahinya. Entah apa yang dia lihat selama ini, mungkin dia pikir dia seorang diri di perpustakaan yang seram. Hingga raut wajahnya seperti habis melihat setan, putih pucat tidak bewarna. Atifa lantas membalikkan badan lalu melangkah pelan, namun langkah Atifa seketika berhenti dengan sorot mata yang tidak bisa berkedip.
"Kamu kenapa ke sini?" tanya Atifa bingung.
Sosok pria itu tersenyum lepas, "Kebetulan aku lewat sini, jadi aku pikir mau mampir sebentar."
Jawaban Farhan membuat Atifa tersenyum malu, namun seketika ada panggilan mendesak.
"Sebentar ya, aku mau ke toilet." kata Atifa yang langsung menyerahkan tas kepada Farhan lalu berlari meninggalkannya.
Farhan kalah cepat menanggapi ucapan Atifa, hingga membuat Atifa tampak terlihat polos karena langsung menuruti ucapan istrinya itu. Kehadiran Farhan membuat canggung suasana, terutama Kayla yang masih menundukkan kepala. Karena Farhan adalah sosok yang pertama kali Kayla lihat, saat dirinya menaikkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tafsir Cinta
Novela JuvenilTafsir Cinta bercerita tentang dua insan yang tidak sengaja dipertemukan lalu di satukan. Makna cinta yang luas membuat mereka tidak memiliki tujuan yang sama, berusaha mempertahankan ego hanya demi sebuah alasan. Kepercayaan yang di taruh di pundak...