# 24 Harapan Yang Berat

9 2 0
                                    

*Tafsir Cinta*

*

*

"Sepertinya, aku dilupakan semua orang." Atifa berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin.

Atifa mengeluhkan apa yang terjadi pada dirinya pasca menikah. Suaminya pergi ke kantor di hari pertama setelah mereka mengikat janji, orang tuanya yang sudah tidak menanyai kabarnya lagi. Dan temannya, ke mana dia? Biasanya dia selalu jadi orang pertama yang mencari Atifa saat dirinya tidak masuk ke kampus.

Tidak ada yang bisa Atifa lakukan, selain terus berada di rumah hari ini. Sebenernya tidak masalah, karena Atifa juga termasuk orang yang betah di rumah. Tapi setidaknya Atifa perlu aktivitas, yang bisa membuatnya tidak merasa bosan seperti ini. Atifa ingin membantu merapikan rumah tapi tidak bolehkan oleh ibu mertuanya, lalu Atifa ingin keluar rumah tapi rasanya tidak sopan sekali.

Tadi Atifa sempat meminta ikut untuk ke kantor bersama Farhan, tapi tidak di ijinkan. Dan herannya Farhan malah memberikan black card kepada Atifa, apa aku pergi belanja saja? Hal itu sempat terpikir oleh Atifa.

Tok, tok, tok.

Terdengar suarakan ketukan pintu, Atifa lantas membukanya. Sosok ibu mertuanya lah yang Atifa lihat, seperti biasanya wanita ini selalu tersenyum hangat ke Atifa.

"Ibu, ada apa? Apa ibu perlu bantuan," tanya Atifa cepat.

"Engga sayang, ibu mau ajak kamu keluar untuk bicara sebentar. Ibu rasa kamu sekarang lagi bete karena Farhan ninggalin kamu sendirian," tebak ibu.

Ingin sekali rasanya Atifa ikut menumpahkan rasa kekecewaannya, namun terhalang karena berusaha menghormati keputusan suaminya itu. Dan ya, Atifa dan Farhan pernah  meyakini bahwa apapun yang terjadi di antara mereka. Harus mereka pula yang menyelesaikannya, dengan kata lain tidak boleh melibatkan orang tua.

"Engga ko Bu," elak Atifa bohong.

"Uh, padahal ibu sudah minta ke Farhan buat ngatur liburan untuk bulan madu kalian," ucap ibu yang langsung mengejutkan Atifa.

"Bulan madu?" tanya Atifa memperjelas, bahwa Atifa tidak salah dengar.

Ibu menjawabnya dengan anggukan semangat, diiringi senyuman penuh harapan. Sungguh, itu sangat menyakitkan bagi Atifa. Karena Atifa sama sekali belum terpikirkan ke sana, dan Atifa rasa suaminya juga tidak berpikiran ke sana dahulu untuk saat ini. Kehadiran seorang anak adalah hal yang dinanti setiap pasangan, begitupun dengan Atifa yang kebetulan menyukai anak-anak.

Tapi itu juga menjadi pilihan, karena itu bukanlah keharusan. Di usia yang masih muda, juga di tengah kegiatan yang tertunda. Atifa tidak mau terlalu cepat menghabiskan masa mudanya, setidaknya Atifa ingin menghabiskan waktu untuk mengenal suaminya terlebih dahulu. Mengingat awal perkenalan hingga pernikahan mereka yang sangat singkat, sehingga Atifa ingin menghabiskan waktu bersama suaminya dulu.

"Oh iya, ada suatu hal yang ingin ibu tunjukkan ke kamu." ucap ibu dengan penuh semangat, karena langsung menarik Atifa keluar dari kamarnya.

Atifa sudah sangat terkejut dengan pernyataan ibu dari suaminya itu, semoga hal yang ingin di tunjukan ibu tidak lebih mengejutkan Atifa lagi.

***

Cara mengambil hati seseorang, dapat di lakukan dengan melakukan sesuatu yang paling di sukai orang tersebut. Dengan begitu, seseorang yang awalnya merasa sangat sedih, hatinya akan tersentuh dan tidak akan merajuk lagi. Terlebih lagi saat menaklukan hati seorang wanita, karena hatinya yang sangat lembut. Dengan sebuah perlakuan manis langsung dapat meluluhkannya, karena begitulah wanita.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang