Akui apa yang harus kamu akui, jangan biarkan itu terpendam, karena sakitnya akan terasa dalam.
*Tafsir Cinta*
*
*
Tempat yang biasa dikunjungi Atifa, sudah Farhan hampiri. Menelponnya pun percuma, karena telponnya mati tidak bisa dihubungi. Farhan hampir frustasi, mencari Atifa yang keberadaanya sulit dicari. Pikirannya pun buntu, sempat berpikir untuk memberitahu orang tuanya serta orang tua Atifa. Tapi itu tidak mungkin, karena Farhan saja tidak tau apa yang sudah terjadi pada isterinya itu.Semua orang telah membantunya, tapi kabar belum juga terdengar. Farhan yang membawa mobil mewahnya, sedang berhenti di tepi jalan. Sedang memikirkan cara agar bisa menemukan Atifa, tanpa melibatkan orang tua atau polisi sekalipun. Tapi sayangnya, hari semakin sore dan sebentar lagi malam. Mencari di siang hari saja sangat menyulitkan, apa lagi malam? Pikir Farhan lemah.
Farhan menundukkan kepalanya di atas kemudi, mengistirahatkan pikirannya sejenak. Tapi kelopak matanya malah perlahan tertutup, karena tubuhnya masih meminta jatah untuk beristirahat. Suasana jalan tempatnya berhenti sangat tenang, membuatnya semakin larut dalam merasakan lelah.
Tidurnya bahkan belum pulas, namun dering ponselnya berbunyi keras. Lalu Farhan lantas mengangkatnya, karena sebuah notif sangat dinantikannya.
"Apa ada kabar?" tanya Farhan cepat, padahal tidak tau telpon itu dari siapa.
"Maaf." sebuah kata terucap, yang langsung menyadarkan Farhan.
"Kamu di mana?" tanya Farhan cepat.
"Aku-" gugup Atifa.
"Di mana? Cepet bilang," cecar Farhan.
"Aku di rumah," katanya lemas.
"Tunggu aku," kata Farhan langsung menutup teleponnya.
Farhan lantas menyalakan mobilnya, lalu bergegas pulang ke rumahnya. Saat mendengar suara Atifa, membuat Farhan tidak sabar menemuinya. Farhan yang biasa berkendara dengan penuh ke hati-hatian, namun kini berkendara bebas seperti tidak tahu aturan.
Kata orang cinta itu buta, Farhan seperti dibutakan oleh Atifa. Dan katanyanya juga cinta tuli, tidak bisa mendengarkan perkataan orang lain selain ucapan orang tercintanya.
"Kenapa lari?" tegur seseorang, saat Farhan berlari saat masuk ke dalam rumah.
Itulah yang sedang Farhan rasakan, Farhan bahkan tidak menghiraukan pertanyaan ibunya yang terkejut melihat Farhan masuk ke dalam rumah dengan sangat tergesa-gesa. Tentu sebagai ibu, Hanifa merasa cemas terlebih lagi anak dan menantunya ini sama sekali belum menjelaskan alasan kenapa mereka pulang cepat.
Masalah terus berdatangan, tanpa memberi jeda atau kesempatan untuk memahami kondisi. Tapi bagi Farhan, Atifa sudah berada di rumah pun sudah cukup baginya. Farhan langsung masuk ke dalam kamar, namun tidak melihat Atifa di dalamnya. Perasaan Farhan semakin berkecamuk, namun cahaya lilin memberi Farhan penerang.
Farhan berjalan mendekati balkon kamarnya, karena cahaya lilin yang menyala di atas meja menarik perhatiannya. Seorang wanita yang sedang Farhan cari sedang berdiri di balik pintu balkon, senyuman manisnya menyambut kehadiran Farhan.
"Kamu lagi apa di sini?" tanya Farhan bingung.
"Duduk dulu," perintah Atifa, menuntun suaminya untuk duduk di bangku yang sudah Atifa siapkan.
Tatapan bingung penuh tanda tanya terlukis jelas di wajah Farhan, hingga Atifa merasa tidak nyaman saat berhadapan dengannya.
"Aku beliin kamu Apple Pie," ucap Atifa, menyiapkan sepotong Apple pie ke piring Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tafsir Cinta
Teen FictionTafsir Cinta bercerita tentang dua insan yang tidak sengaja dipertemukan lalu di satukan. Makna cinta yang luas membuat mereka tidak memiliki tujuan yang sama, berusaha mempertahankan ego hanya demi sebuah alasan. Kepercayaan yang di taruh di pundak...