#43 Perhatian Tulus

5 1 0
                                    

*Tafsir Cinta*

*

*

Soto itu makanan yang paling enak di makan pas lagi hangat apa lagi pas hujan turun, karena itu akan menambah rasa nikmat. Tapi rasa juga berpengaruh pada penikmatnya, tapi saat ini pikirannya sedang terbawa melayang oleh lamunannya. Ya, sudah hampir setengah jam dari awal memesan soto ayam, hingga pesanannya sudah disajikan di atas meja. Namun, tangannya sama sekali tidak bergerak menyantapnya.

Tangannya hanya berputar-putar membentuk lingkaran di atas meja, dengan kepala ditunjang tangan sebelahnya.

"Pak, tolong dibungkus aja sotonya," ucap Vanesha yang langsung menarik soto ayam milik Atifa.

Atifa yang sadar akan aksi Vanesha langsung menahannya, "Gak jadi pak, maaf."

"Kamu apa-apaan si!" kata Atifa kesal.

"Lagian kamu kenapa si, dari tadi melamun terus. Kan aku udah bilang jangan khawatir," hentak Vanesha.

"Aku gak khawatir," elak Atifa.

"Terus apa?" cecar Vanesha.

"Ah udah ah, ayo cepet abisin." tutup Atifa malas.

"Is kebiasaan nih gak mau cerita," sedih Vanesha.

Kedua sahabat ini lantas menghabiskan pesanan mereka tanpa obrolan lagi setelahnya. Setelah makanan mereka habis, Atifa meminta Vanesha untuk menemaninya sebelum pulang kerumah. Sehabis menyerahkan narasi yang akan diikut sertakan lomba, Atifa meminta suaminya untuk tidak menjemputnya pulang. Karena Atifa ingin mengajak Vanesha untuk pulang bersama, selepas jam kampus selesai.

Ada satu hal yang ingin Atifa lakukan, salah satunya menghabiskan waktu bersama sahabatnya ini. Maklum saja, setelah Atifa melepas masa lajangnya mereka belum keluar bersama. Walau sebenarnya mereka berdua memang jarang keluar bersama, hanya saja Atifa ingin melakukannya untuk kali ini. Walau sedikit menolak, Vanesha akhirnya pasrah dan ikut mengiyakan keinginan Atifa.

Kebersamaan mereka memang sedikit terganggu, sebab ada beberapa hal yang mengganggu. Tapi itu bukanlah masalah, karena mereka telah terbiasa. Yaitu, saling menyembunyikan masalah.

"Kita mau ke mana si?" tanya Vanesha kesal, karena sedari tadi Vanesha diajak berjalan terus setelah dirinya diajak makan soto oleh Atifa.

"Kita udah sampe," kata Atifa yang langsung duduk di atas rumput.

Vanesha melihat sekelilingnya, "Kita jalan sejauh ini cuma mau liat tembok sama sungai,"

"Aliran sekecil itu gak bisa disebut sungai," kata Atifa tidak setuju.

"Ah seterah lah." ucap Vanesha malas berdebat.

Walau mereka berdua berada di kelas yang sama, tapi mereka memiliki hobi yang berbeda. Vanesha sama sekali tidak suka menggambar, Vanesha bahkan benci dengan menggambar. Itulah alasan kenapa Vanesha tidak suka berada di tempat ini, karena ini bukanlah tipenya.

"Ko aku ga pernah liat kamu seneng si kalo diajak ke sini, hey coba liat. Ada banyak cowo ganteng di sini," ucap Atifa merayu.

"Sekarang gak akan mempan lagi," acuh Vanesha.

"Kenapa? Kamu udah pacar sekarang," kata Atifa semangat.

"Gak bisa dibilang gitu si, tapi doain aja ya," ucap Vanesha malu-malu.

"Em, siapa orangnya?" kepo Atifa.

"Aku gak bakal bilang," tegas Vanesha.

"Kenapa?" kata Atifa terkejut.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang