#14 Takdir Yang Mengikat

3 2 0
                                    

Cerita singkat, tentang
takdir yang rumit

*
Tafsir Cinta

*

*

Kediaman Al Khalid memiliki gazebo yang berada di belakang rumah, desainnya minimalis dengan nuansa mewah. Seperti sudah menjadi ciri khas keluarga mereka, penuh dengan kemewahan. Pemandangan gazebo dekat dengan kolam berenang, juga ada beberapa tamanan hias dan terdapat pula kebun kecil yang menghiasi area belakang rumah. Ratu rumah ini suka sekali berkebun, jadi tidak heran jika terdapat banyak tanaman di rumah ini.

Farhan sedang duduk di sebuah ayunan yang terbuat dari tembikar seperti telur, dengan tumpuan besi sebagai penyangganya. Malam ini Farhan tidak sendiri, karena Farjan ditemani seorang teman yang tau segalanya tentangnya. Malam ini katanya ia akan menginap di sini, katanya sangat rindu dengannya karena baru ketemu lagi setelah sekian tahun. Tapi jika dilihat dari raut wajahnya, ada maksud lain yang ia sembunyikan.

Tidak ingin berbicara lebih dulu adalah salah satu sikap Farhan yang sering dianggap pria yang tidak berperasaan, Farhan memang terlihat seperti itu walau sebenarnya Farhan adalah pria yang hangat. Tapi itu hanya berlaku bagi orang yang mengerti tentangnya saja.

"Bisa-bisanya lu kaya gitu ke dia," ucap Aidan membuka obrolan dengan emosi.

"Lu lagi ngomongin Atifa?" tanya Farhan to the point.

Aidan tidak menjawab, memilih meneguk kopi hangat yang sudah di siapkan oleh mba Yuyun.

"Kan tadi gua udah bilang. Tadi pagi gua udah jemput dia tapi di tengah jalan dia malah pergi sama temennya," jelas Farhan untuk yang kesekian kalinya.

Tadi siang saat Aidan melihat Atifa yang tampak marah saat berbicara dengan Farhan, Aidan lantas meminta penjelasan dari Farhan. Setelah mendengarkan penjelasan Farhan, Aidan tidak berkomentar apapun. Tapi malah berkata Aidan akan menginap malam ini, dengan alasan sangat rindu dengan sepupunya.

"Lu liat cowo itu gak?" tanya Aidan penasaran, dengan sosok laki-laki yang bisa membuat Atifa berpaling dari sepupu tampannya ini.

"Kayaknya dia temen kampusnya," tebak Farhan.

"Siapa? Ganteng gak?" Aidan semakin penasaran.

Farhan menyunggingkan senyuman tipis, "Biasa aja, gantengan juga gua."

Sontak Aidan tertawa renyah, hampir menyemburkan air liur yang berada di mulutnya, sikapnya itu menyingung perasaan Farhan yang sedang panas. Rasa percaya dirinya dijatuhkan oleh sepupu sendiri, membuat tatapan tajam Farhan menyorot ke arah Aidan

"Kenapa? Lu gak setuju," tanya Farhan.

"Engga," polosnya, membuat tatapan tajam itu semakin dalam.

"E-maksud gua, lu seharusnya jangan tanya itu ke gua," jelasnya, namun tidak dimengerti oleh Farhan.

Aidan menatap Farhan penuh hangat, dan raut wajah penuh misteri.

"Kasih pertanyaan itu ke Atifa," tambahnya.

Nama Atifa tiba-tiba di ucap oleh Aidan, membuat pria dingin ini heran, "Kenapa tanya ke dia?"

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang