*Tafsir Cinta
*
*
Perpisahan memberi dampak terbesar yang dirasakan seorang anak, yang seharusnya mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kini menjadi seseorang yang haus kasih sayang dan beberapa di antaranya memiliki dampak yang sampai mempengaruhi kepribadiannya. Itu persis yang di rasakan oleh Vanesha, dia menjadi sosok yang cerewet tapi tidak suka banyak bergaul.Hanya Atifa lah satu satunya teman Vanesha. Sikap Atifa yang tidak pernah menyinggung masalah pribadinya, membuat Vanesha merasa nyaman tanpa merasa ada perbedaan di antara mereka. Terlebih lagi saat dekat dengan keluarga Atifa, Vanesha menjadi sosok yang sangat bahagia saat dapat merasakan kehangatan keluarga lagi walau bukan dengan keluarganya sendiri.
Setelah menghabiskan malam di rumah keluarga mertua Atifa, Vanesha ikut serta untuk sarapan pagi juga sebelum berangkat ke kampus bersama pak Aidan yang kebetulan hendak mengajar.
"Kenapa Tante murung gitu," tanya Aidan khawatir melihat tantenya yang sedang tidak bersemangat makan.
"Iya kamu kenapa? Gak enak badan ya," khawatir Tante Naya.
"Aku khawatir." katanya singkat, membuat semua orang menatapnya lekat.
"Kenapa Farhan sama Atifa belum mengubungi kita, aku jadi cemas." keluhnya.
Pernyataan tantenya membuat Aidan tertawa lepas, tapi tidak dengan semua orang di sana yang sama khawatirnya. Melihat dirinya yang langsung menjadi pusat perhatian karena tertawa di waktu yang tidak tepat, Aidan lantas menghentikan tawanya.
"Mereka kan lagi bulan madu, lagi menghabiskan waktu berdua. Jadi mana sempat ngasih kabar," kata Aidan benar.
"Kak Aidan benar, lagi pula mana ada orang yang lagi di mabuk asmara inget orang lain. Mereka hanya memikirkan diri mereka aja, baru setelahnya mereka bakal inget sama kita," sambar Vanesha memperjelas ucapan Aidan.
"Lalu setelah itu mereka memberi kabar baik?" tanya Tante Hanifa semangat.
"Semoga aja," harap Vanesha.
Seketika suasana ruang makan, di penuhi rasa gembira para ibu-ibu yang sedang menanti kabar bahagia. Tapi berbeda dengan para bapak, yang sama sekali tidak terganggu konsentrasinya ketika sarapan. Hal itu membuat semua pandangan mengarah ke mereka, menyadari dirinya sedang menjadi sorotan. Pak Muhammad pun bertindak.
"Apa kamu juga mengharapkan cucu?" tanya pak Muhammad kepada pak Malik.
"Jujur aku juga menantikannya, tapi aku juga gak bisa memaksa mereka," ucap pak Malik dengan raut wajah sedih.
"Kamu bener, biarkan mereka menikmati hidup berdua dulu," setuju pak Muhammad.
"Ya, mereka juga masih sangat muda," sambut pak Malik.
Percakapan kedua bapak-bapak ini mengudang rasa kecewa, hingga membuat para istrinya mengerucutkan bibir lalu mengutarakan pendapat mereka juga. Kami para remaja yang masih lajang, hanya bisa menyaksikannya. Juga Asyifa yang bahkan tidak mengerti apa-apa hanya bisa mendengarkan.
"Ya Allah, jam berapa ini," panik Syifa baru menyadari, karena terlalu asik melihat perdebatan para orang tua.
"Kamu sudah telat? Kalau begitu, ayo Kaka antar," tawar Aidan.
Asyifa mengangguk setuju untuk pergi bersama, lalu tidak lupa Aidan mengajak Vanesha berangkat bersama juga. Dengan begitu, mereka bertiga terhindar dari perdebatan yang tidak memiliki pemenang itu.
***
Memang sedari awal, Atifa tidak peduli perihal bulan madu. Atifa hanya perlu pergi bersenang-senang, lalu kembali ke rumah dengan tenang. Begitu pikir Atifa, tapi malah Atifa sendiri yang merusak kegiatan yang sudah di atur oleh suaminya. Atifa terbaring di ranjang rumah sakit, dengan selang infus yang terpasang di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tafsir Cinta
Teen FictionTafsir Cinta bercerita tentang dua insan yang tidak sengaja dipertemukan lalu di satukan. Makna cinta yang luas membuat mereka tidak memiliki tujuan yang sama, berusaha mempertahankan ego hanya demi sebuah alasan. Kepercayaan yang di taruh di pundak...