#34 Pembuktian

4 1 0
                                    

*Sebuah bukti yang lagi-lagi diungkapkan dengan perbuatan*

*Tafsir Cinta*

*

*

Farhan lantas membalikkan kertas itu, yang ternyata berisi gambar. Berisi seorang pria, yang sedang berdiri di depan kampus ternama di Amerika. Setelah melihat dengan jelas siapa orang itu Farhan lantas menutup kertas itu, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Bagas. Meminta penjelasan atas barang yang telah Bagas berikan kepadanya, karena ini sungguh mengejutkan Farhan.

"Liontin ini sepertinya jatuh saat kami berada di Bali saat itu dan gambar ini saya temukan di dalam laci-" Bagas tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Apa anda juga merasa ini bukan sebuah kebetulan pak?" tanya Bagas curiga.

Farhan terdiam, mendapati dua buah benda yang berada di tangannya saat ini. Beribu pertanyaan muncul dibenaknya, bahkan beberapa ingatan mulai mengaitkannya. Pikir Farhan semakin panjang, bahkan hingga kemungkinan terburuk. Apa ini? Apa yang dibilang Bagas ini benar? Banyak lagi yang Farhan pikirkan. Tapi pikiran yang paling dominan, Farhan tujukan pada sosok yang berada di dekatnya.

Memikirkannya membuat Farhan sesak, hingga Farhan bangkit berdiri lalu keluar dari ruangan ini. Hal itu menarik perhatian semua orang yang ada di sana, sebab Farhan pergi tanpa berkata apapun bahkan kepada siapapun. Hanya Bagas yang tidak terkejut dengan tindakan yang Farhan ambil, karena memang sudah sewajarnya itu yang terjadi.

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua telah disusun rapi di dalam ikatan yang disebut Takdir. Sang maha kuasa telah mengatur sedemikian rupa, dengan berbagai ujian yang tidak sama. Farhan adalah pria yang selalu berpikir logis, saat benda ini tiba-tiba muncul membuat Farhan berpikir jelas. Ada yang tidak benar di sini, hingga Farhan tidak bisa hanya duduk diam sembari menyaksikan saja.

"Lanjutkan latihan kalian," perintah Bagas, berusaha untuk membuat semua orang tidak penasaran.

"Yogi," panggil Bagas kepada salah satu staf.

Yogi sang penanggung jawab untuk cara perilisan, ia menjadi salah satu orang kepercayaan Bagas. Kebetulan dirinya sedang berdiri di dekat panggung catwalk langsung berlari, saat Bagas memanggilnya.

"Ada apa pak?" tanya Yogi sopan.

"Bisa, tolong bantu saya." pinta Bagas.

"Bisa pak." jawab Yogi patuh.

Kedua pria yang bisa di bilang sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar pun ikut pergi, meninggalkan ruangan acara serta meninggalkan para pengisi acara.

****

Sudah terlalu lama Atifa kabur menghindar, hingga banyak pekerjaan yang tertinggal. Tugas kampus, materi pelajaran, hingga beberapa informasi yang tidak Atifa ketahui. Saat mengikuti pelajaran lagi, Atifa dibuat terkejut karena langsung mendapat informasi yang membuat Atifa berpikir keras. Nama Atifa dimasukkan ke dalam daftar mahasiswa yang akan mengikuti lomba narasi Nasional.

Siapa yang tidak terkejut? Selain Vanesha yang ternyata sudah mengetahuinya lebih dulu. Atifa di pilih bukan tanpa sebab, karena Atifa memiliki nilai tinggi khususnya di mata pelajaran narasi atau puisi. Hal itu membuat beberapa dosen meliriknya, lalu mengikutsertakan Atifa ke dalam lomba tanpa menanyakan pendapat Atifa terlebih dahulu.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang