#40 Hanya Keberuntungan

3 1 0
                                    

*Tafsir Cinta*

*

*

Momen terindah adalah saat bisa berkumpul dengan keluarga, makan bersama, duduk sambil berbincang banyak hal, berbagi cerita lalu mendengarkan nasihat. Itulah hal terindah yang mungkin jarang sekali di dapat oleh setiap orang. Setiap momen menciptakan kenangan, entah kebahagiaan atau kesedihan. Tapi percayalah, ada makna yang luar biasa di setiap momen yang terjadi di dalam hidup ini.

Ada banyak momen yang tidak sengaja Farhan amati, hingga timbul banyak pertanyaan. Semua berawal tatkala pertemuan pertamanya dengan atifa, saat di mana Farhan merasa ada yang janggal tatkala Atifa mengatakan bahwa dia menyukai Farhan. Lalu diperkuat perihal kedatangan orang tua Farhan, yang secara bersamaan dengan ungkapan Atifa itu. Sebuah foto semakin menambah spekulasi, foto yang di ambil di sebuah gedung yang jauh dari kata layak.

Untuk memecahkan spekulasi itu, Farhan memotret gambar Atifa besrsama orang tuanya itu saat Farhan seorang diri di kamar Atifa. Foto itu langsung Farhan kirim ke asistennya Bagas, lalu Bagas lah yang akan mencari tahu perihal foto itu.

"Udah liat fotonya?" tanya Farhan yang langsung menelpon Bagas.

"Udah pak, tapi tempat ini kayak-"

"Saya ga minta pendapat kamu, yang saya butuhkan itu bukti yang akurat," henti Farhan memotong ucapan Bagas.

"Baik pak," mengerti Bagas.

Farhan hendak menutup telpon.

"Oh iya pak, perihal dia.."

"Apa ada masalah?"

"Sepertinya dia udah tau, dia meminta untuk bicara dengan anda." jelas Bagas.

"Kamu atur aja," pasrah Farhan yang lantas menutup telpon.

Satu masalah belum kelar timbul masalah lagi, siapa yang tidak pusing? Tapi bagi seorang pengusaha, hal seperti tampak biasa saja. Karena kunci penyelesaian masalahnya adalah jangan terlalu dipikirkan, sebab kesehatan harus jadi prioritas utama. Sehubung Farhan sedang menghabiskan waktu di rumah Atifa, walau hanya sebentar tapi ini liburan bagi Farhan. Liburan sekaligus mengenal lebih jauh keluarga dari istrinya ini.

Atifa sedang pergi keluar bersama adiknya, katanya dia ingin menghabiskan waktu berdua sehingga Farhan tidak diijinkan untuk ikut. Berdiam diri di kamar membuat Farhan merasa bahwa ini tidak benar, sehingga Farhan turun ke bawah untuk menghampiri orang tua Atifa. Saat turun Farhan tidak melihat ibu mertuanya, hanya melihat ayah mertuanya yang sedang duduk santai di teras rumah. Farhan lantas jalan menghampiri, hendak ingin bergabung.

"Kamu udah bangun?" tanya ayah, tatkala melihat Farhan berjalan menghampiri.

"Farhan gak tidur yah," kata Farhan polos.

"Oh ga tidur, tapi ko tadi Atifa bilang kamu lagi tidur." kata ayah bingung.

"E-tadi Farhan emang lagi rebahan di kasur si yah, mungkin Atifa kira Farhan tidur." jelas Farhan.

"Oh gitu, yaudah duduk sini. Mau kopi ga?" tawar ayah.

"Gak usah yah," tolak Farhan sopan.

Farhan lantas duduk, yang kebetulan hanya ada dua kursi dan satu meja. Di atas meja terdapat vas yang berisi pohon yang entah apa namanya dan ayah Atifa sedang menyemprotkan air untuk pohon itu. Tampak sekali ayah mertuanya itu sangat telaten dalam mengurus pohon ini, karena tatapan matanya dipenuhi kasih sayang, itulah yang Farhan liat.

"Gimana pekerjaan kamu nak?" tanya ayah tanpa menatap Farhan.

"Alhamdulillah yah, semuanya lancar." jawab Farhan tenang.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang