#15 Bismillah

4 2 0
                                    

Allah pernah berkata pada salah
satu firman-Nya, Bersabarlah
engkau dengan Sabar yang
baik. Masya Allah.

*

*


Swing... Bak daun yang di buat terbang oleh angin, bentuknya yang kering membuatnya terlalu ringan hingga dengan mudah angin membawanya melayang tinggi. Mendayu-dayu di atas langit tanpa tahu arah yang jelas dan angin badai bisa saja datang lalu menebasnya. Begitulah gambaran hati Farhan saat ini, Farhan terlalu bingung hingga tidak bisa berkata-kata lagi.

Hanya kalimat kagum yang tidak hentinya terucap, sungguh luar biasa wanita ini. Selalu ada kejutan di setiap pertemuannya, tapi kepala Farhan tidak bisa menerimanya. Terlalu tabu untuk memahami sesuatu yang cukup pelik, bukannya malah ingin mengetahui maksudnya Farhan malah berpikir untuk menutup telinga rapat-rapat.

"Kamu memang selalu buat aku kagum," ucap Farhan tidak percaya.

Satu ungkapan rasa diutarakanya tiba-tiba, siapa yang tidak terkejut?

"Kenapa?" tanyanya polos.

"Apa kamu gak cinta sama aku?" tanya Atifa memastikan.

Farhan menarik nafas berat, "Sebenarnya, apa yang pengen kamu omongin sama aku. Cepat bilang, jangan buat aku bingung Atifa."

"Aku udah bilang kan, aku mau–"

"Mau apa?" potong Farhan.

"Mau kita menikah?" tegas Farhan.

Sumpah, Farhan tidak suka situasi seperti ini. Ingin sekali Farhan melihat ekspresi wajah Atifa saat mengatakan hal konyol itu, Farhan ingin melihat raut wajah Atifa yang penuh ekspresi. Karena dengan begitu Farhan bisa membacanya, apa Atifa sedang bercanda atau serius. Karena pernikahan bukanlah hal yang bisa disepelekan.

"Kamu pikir pernikahan itu main-main, kamu gak bisa ngomong seenaknya kayak gitu."

"Berhenti bicara omong kosong!" henti Farhan, lalu membalikkan badannya.

"Kamu pikir aku bercanda?" ucap Atifa menghentikan langkah Farhan.

Langkah Farhan langsung terhenti. Lalu suasana hening sejenak, angin seperti menyapu meredakan amarah. Mentari mulai terbenam memancarkan cahaya orange, memikat mata untuk melihatnya. Senja nampak di hadapan gadis yang penuh reaksi tanpa aksi, di belakangnya ada pria misteri yang tidak bisa menerima saksi.

"Mungkin kamu pikir aku sedang bercanda, tapi aku sama sekali gak bercanda." nada suaranya merendah, halus namun penuh makna.

"Aku cuma pengen minta kamu nikahin aku, apa yang salah dari itu. Kalo emang kamu gak mau, bilang ngga. Bukannya malah mengejek aku, kenapa malah bikin kecewa?" ucap Atifa dengan manik mata yang terus memandangi senja.

Farhan membalikkan badannya, menatap lurus objek yang berada di depannya saat ini. Farhan menarik nafas berat lalu menghembuskannya.

"Kita udah gak hidup di jaman di mana orang lain menguasai kita Atifa. Kita hidup di jaman yang sudah merdeka, kita berhak melakukan apapun, karena hanya kita yang tau apa yang bisa buat kita bahagia," jelas Farhan berusaha mengingatkan Atifa.

Ketika seseorang yang sedang dalam tahap pendewasaan, bertemu dengan seorang yang sudah memiliki banyak wawasan. Pandangan mereka tidak akan pernah bisa bertemu.

"Aku gak minta kamu buat ubah pola pikir aku. Aku cuma minta jawaban kamu, mau atau gak nikah sama aku?" kekeh Atifa, ingin mendengar jawaban dari Farhan.

"Aku mau jawaban itu saat ini juga, atau ngga di depan dua keluarga kita," pinta Atifa lalu membalikkan badannya dan berjalan turun ke bawah.

Farhan mematung tanpa kata, beribu pertanyaan memenuhi pikirannya. Seorang wanita muda membuatnya tidak bisa berkata-kata, menimbulkan tanya sebenarnya seperti apa jalan pikirannya? hingga pria pintar seperti Farhan tidak bisa memahaminya. Dan perihal cinta. Cinta adalah kata yang memiliki banyak makna, setiap insan memiliki maknanya sendiri. Lalau bagaimana pernikahan bisa terjadi tanpa adanya cinta yang seikhlas, bukan seiras.

Tafsir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang