Happy Nu Year!
Makasih sudah baca cerita-cerita yang aku buat. Dan selamat berkenalan dengan teman-teman baru kita ini.
Btw akhirnya aku nulis cerita yang gak ada hubungannya sama cerita-cerita sebelumnya. Beda universe!
Tapi semoga tetep suka ya.
Dan lagi ini 21+, jadi kalo kamu belum cukup umur tolong segera tinggalin lapak ini.
Enjoy!
---
"It's everyone's first time living this life, how can you be good right from the start?"
--Hoshi of Seventeen
---
"Heh Bea cukai!"
Gadis yang sedang menyeruput sisa-sisa kopi dari gelas yang sedang ia pegang itu menoleh. Menatap dengan ekspresi bertanya.
"Materi buat meeting siang ini udah kelar? Lo dicariin Pak Gilang. Katanya nomer lo gak aktif,"
Bea Edina adalah seorang supervisor keuangan di sebuah perusahaan starup yang bergerak di bidang event organizer bernama Abyakta. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa tentu saja kepuasan pelanggan adalah poin utama dalam lini bisnis tersebut. Dan posisi Bea adalah seseorang yang tentu saja berpengaruh dalam hal tersebut.
"Ini gue mau balik ke atas. Lo mau kemana?"
Bea mengajukan pertanyaan sambil berjalan menuju tempat sampah di antara dua lift. Yang sudah ia tekan tombolnya menuju ke atas.
"Mau ambil bunga sama makanan."
"Buat apaan?"
Suci, rekan kerjanya bagian kontrak berdecak.
"Lo tuh emang keterlaluan cueknya. Lo gak inget hari ini partnernya Pak Gilang bakalan dateng hari ini?"
Bea menggeleng cepat. "Serah lo deh!"
Perempuan bernama Suci itu mengibaskan tangan lantas berlalu dari hadapan Bea yang hanya menatapnya heran. Sedang perempuan itu segera masuk lift dan menuju lantai tepat kantornya berada.
---
Rapat berlangsung lancar. Semua materi tersampaikan dengan baik. Tidak banyak perdebatan yang tidak penting hingga akhirnya Bea bisa bebas dengan cepat dari sana.
Ia tengah merapikan meja dan seluruh barang-barangnya ketika sekitarnya mulai riuh. Semua orang beramai-ramai menuju ruang rapat yang tadi mereka gunakan. Bukan hanya tim manajemen, tetapi semua staf menuju ke sana.
Dengan badannya yang kecil dan lincah, Bea menuju Gilang yang sedang berjalan menuju ruangannya. Mencegat laki-laki itu untuk ia ajak obrol bersama.
"Pak Gilang!"
"Gimana? Ada yang kurang, bae?"
Bibir Bea mengerucut. Gilang adalah laki-laki berumur tiga puluh lima tahun. Yang masih lajang dan tentu saja menarik di mata para wanita di luar sana. Jika tidak sering memperlihatkan bahwa kehidupannya yang free dan nemplok sana-sini, Bea yakin semua perempuan yang ada di kantornya juga menginginkan Gilang menjadi pria mereka.
Tapi genitnya itu sudah ditahap yang membuat Suci yang notabene pecinta laki-laki matang dan lajang tidak tertarik pada atasan mereka tersebut. Selain karena jika bukan Bea, Suci-lah yang menjadi orang yang akan memesan kamar untuk Gilang jika laki-laki itu memerlukan hotel untuk kebutuhan pribadinya sebagai laki-laki dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Do I [FIN]
ChickLitWARNING : TRIGGER WARNING, SUICIDAL THOUGHT, MENTAL ISSUE. -- JANGAN BACA KALO KAMU GA NYAMAN ATAU PUNYA ISSUE YANG BISA KE TRIGGER YA. -- KONTEN DEWASA : 21+ -- Bea Edina adalah manusia paling absurd. Kecintaannya pada semua hal aneh sudah tidak b...