---
Say the Name?
--
"Seventeen!"
Mata Gerry yang tadi fokus pada pekerjaan di laptopnya mengangkat kepala mendengar sapaan yang tidak lagi asing di telinganya.
"Lho, ada Seventeen, Yang?"
Ditta mengangguk dengan senyum lebar. "Iya! Lihat tuh ada Seungcheol juga. Padahal dia harusnya masih cedera, harusnya masih hiatus dia."
Gerry mengangguk. Jika boleh jujur, ia belum begitu hafal jika sudah berganti model rambut dan gaya rias di atas panggung. Gerakan mereka yang sangat kompak sering membuatnya kebingungan.
"Wonu mana?"
"Itu yang di belakang sama Vernon. Lagi gak pake kacamata dia."
Gerry hanya membentuk bibir bulat. Ikut memperhatikan tiga belas bujangan yang sedang digilai banyak orang itu berjalan menaiki panggung untuk menerima penghargaan yang mereka terima.
Mendengarkan Scoups memimpin kalimat sapaan.
"Say the Name?"
"SEVENTEEN! Annyeonghaseyo seventeen imnidaaa!"
Laki-laki dengan jas hitam membalut sweater putih di baliknya lantas mengucapkan beberapa ucapan terima kasih singkat dengan sorakan dari para penggemarnya.
Gerry tertawa kala seseorang bernama Hoshi ketika mengambil alih. Entah kenapa hanya melihat wajahnya saja, humornya terpantik seketika.
"Kayaknya gara-gara kamu suka ngajakin aku nonton konten youtube mereka, di mata aku mereka tuh pelawak semua."
Ditta ikut tertawa. Memukul lengan Gerry pelan sembari terus menatap layar televisi.
"Eh yang ini china, Yang? Bukannya yang aktor itu siapa namanya?"
"Iya, yang ini namanya Seo Myunghao. The 8 nama panggungnya. Orang china juga. Kalo yang aktir itu Jun."
Gerry mengangguk-angguk paham.
"Lho, yang ini Jepang?"
Dengan sabar, Ditta menggeleng. "Bukan. Namanya Jeonghan. Emang udah bisa bahasa Jepang kayaknya dia."
"Wonu juga, Yang?!"
Tawa Ditta akhirnya lepas. Matanya tidak lagi fokus pada kalimat-kalimat yang di sampaikan Wonwoo di layar televisi. Ia mengangguk-anggukkan kepala pada Gerry yang tampak lebih semangat kala laki-laki bernama Jeon Wonwoo tersebut berpidato singkat mengucapkan terima kasih atas kemenangan mereka.
"Kalo rambutnya begitu terus gak pake kacamata kesan nerdy-nya ilang."
"Lebih ganteng ya?"
Gerry mengangkat bahu. "Gak ada yang ganteng sih menurutku."
"Kamu kemaren puji-puji mereka, yaa!"
Gemas. Gerry mengusak kepala istrinya. "Aku puji suara mereka bagus sama narinya kompak. Bukan muka mereja ganteng."
"thanks to carats, i have one more thing to brag about to my mom. thank you"
Ditta hanya mencibir, berusaha menahan tangis saat Wonwoo yang sedang disebut-sebut Gerry tengah membawa ibunya yang telah tiada dalam ucapan terima kasih.
Ditta Lantas kembali memusatkan perhatian pada televisi yang kini sudah menampilkan Dokyeom yang berteriak dengan senyum cerahnya. Sebelum digantikan oleh Joshua yang menyampaikan dalam bahasa inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Do I [FIN]
ChickLitWARNING : TRIGGER WARNING, SUICIDAL THOUGHT, MENTAL ISSUE. -- JANGAN BACA KALO KAMU GA NYAMAN ATAU PUNYA ISSUE YANG BISA KE TRIGGER YA. -- KONTEN DEWASA : 21+ -- Bea Edina adalah manusia paling absurd. Kecintaannya pada semua hal aneh sudah tidak b...