Bagian 10

244 25 5
                                    

“Apa kau tak memiliki keahlian lain selain belajar?”

Suara itu benar-benar menjadi semakin sering didengar oleh Gakushuu sekarang. Sejak dia bertemu dengan Karma di hutan belakang sekolah, dia menjadi lebih sering bertemu dengan remaja berambut merah itu. Dan sekarang mereka kembali bertemu di hutan belakang sekolah.

Bukan kemauan Gakushuu untuk bertemu dengan Setan Merah 3-E itu di tempat ini lagi. Karma yang muncul entah dari mana ketika Gakushuu sedang berusaha untuk menenangkan diri untuk belajar dan memilih mengganggu Gakushuu lagi dan lagi. Suaranya berdengung di telinga Gakushuu seperti suara nyamuk yang menyebalkan.

“Akabane, aku yakin jika kau seharusnya sudah pulang pada jam ini.”

Karma malah memasang muka shock—yang Gakushuu yakini untuk membuatnya kesal—sembari berkata, “Astaga, bagaimana kau mengetahui jadwalku? Kau penguntit mesum ternyata!”

Sudut bibir Gakushuu berkedut kesal karena nya, “Bukan kah itu kau? Aku terlalu sering melihat wajahmu belakangan ini sampai membuatku berpikir jika aku sedang dihantui oleh setan.”

“Mengapa setan ingin menghantui pangeran mereka?” Cara Karma mengatakannya dengan wajah polos benar-benar kontras dengan apa yang dikatakannya.

Sepertinya Karma benar-benar ingin menghabiskan sisa stock kesabaran yang Gakushuu miliki untuknya. Mungkin saja remaja di hadapannya ini bisa mendeteksi jika Gakushuu kesal terhadapnya, karena itu seringai yang ada pada wajah Karma semakin melebar dan mata remaja itu berkilat nakal. Mengapa tampaknya mengganggu Gakushuu selalu membuat Karma bersemangat? Apa yang menarik dari hal itu?

“Akabane, akan lebih baik jika kau memanfaatkan waktu luangmu ini untuk belajar dan bukannya menggangguku.” Gakushuu mendesis saat dia merasakan Karma mulai menusuk-nusuknya menggunakan ranting yang siapa tahu dia temukan dimana.

Namun desisan Gakushuu justru ditanggapi dengan gelak tawa dari remaja yang lebih muda. Untuk beberapa alasan, Karma terlihat sangat hidup dan bahagia saat menertawakan Gakushuu. Dia terlihat seperti Karma yang Gakushuu kenal. Mungkin saja karena itu Gakushuu tak merasa marah walau ditertawakan oleh Karma.

“Ne~ Asano-kun, selain belajar aku yakin kau tak memiliki keahlian apapun.” Karma mengatakan hal tersebut sambil tertawa.

“Dan keahlian terbesarmu pasti mengganggu orang, Akabane.”

“Asano-kun, kau mengenalku dengan sangat baik.” Karma berkata dengan mendramatisir nada suaranya. Merasa jengah dengan gangguan yang Karma berikan padanya, Gakushuu beranjak dari tempatnya. Berniat untuk pulang ke rumahnya dari pada menanggung gangguan dari setan kesasar semacam Karma.

Namun Karma sepertinya tidak berniat untuk meninggalkan Gakushuu sendirian. Karena remaja itu kini tengah mengekori Gakushuu sembari mengatakan omong kosong lainnya hanya untuk mengganggu Gakushuu.

“Pulang dan belajarlah, Akabane. Ujian akan dimulai beberapa hari lagi dan kau malah bersikap sanati seperti ini.”

“Aku bisa dengan mudah menduduki peringkat 5 besar tanpa harus belajar. Bahkan jika aku belajar sedikit saja, aku pasti bisa merebut posisimu.” Suara Karma terdengar penuh percaya diri. Bahkan tanpa harus melihat wajah remaja itu, Gakushuu sudah tahu jika saat ini Karma sedang memasang ekspresi sombong khas miliknya. Dengan dagu yang terangkat dan mata yang memandang rendah pada orang lain.

“Kau tak akan selamanya beruntung, Akabane. Pada akhirnya keberuntunganmu itu akan kalah dari orang-orang yang bekerja keras.”

Gakushuu tak akan merasa heran akan sikap sombong dari Karma. Dia adalah seorang yang terlahir kaya dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tanpa memerlukan banyak usaha, dia dapat berhasil melakukan apa yang dia inginkan. Pasti hal itu yang selalu ada di benak Karma, yang membuatnya selalu bertindak seperti apa yang dia inginkan.

Bukan Gakushuu tak mengerti apa yang dia rasakan. Dia juga memiliki hal yang sama dengan Karma, tetapi sang Ayah selalu membuatnya belajar untuk berusaha dengan keras. Tak peduli sekaya atau sepintar apapun, seseorang akan tetap jatuh jika tak mau berusaha.

Ekspresi Karma mengatakan jika dia tak mempercayai perkataan Gakushuu. Gakushuu tak ambil pusing akan hal itu, dia tak memiliki niat untuk meyakinkan Karma agar berhenti meremehkan lawannya.

“Sebaiknya kau pulang, Akabane.” Gakushuu berkata sembari menatap langit jingga di atasnya.

“Asano-kun, apa kau mau bertaruh?”

Gakushuu menoleh dengan cepat ke arah Karma. Remaja itu mulai menarik seringai kejam pada wajahnya. Cahaya mentari yang semakin meredup membuat senyuman pada wajah Karma terlihat menakutkan dan berdarah. Seperti sedang berhadapan dengan seorang pembunuh yang tak puas hanya dengan membunuh. Seperti berhadapan dengan seorang psikopat yang baru saja menyiksa mangsanya.

“Kau ingin bertaruh tentang apa?”

“Bahwa aku bisa mengalahkanmu di Ujian Akhir Semester nantinya.”

Gakushuu mendengus, “Oh?”

Tbc~

01 Januari 2023

Selamat Tahun Baru dan Selamat Ulang Tahun Asano Gakushuu!!

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang