Karma menggigit kukunya dengan gelisah. Dia tak bisa berhenti menyalahkan Gakushuu atas tindakan cerobohnya untuk datang ke gedung 3-E disaat mereka sedang berusaha membunuh Korosensei. Dia juga tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menyadari kedatangan Gakushuu dikarenakan terlampau gembira bisa bergerak dengan bebas tanpa merasakan sakit. Dia terlalu terbuai dengan harapannya yang kembali muncul bahwa dia mungkin saja bisa sembuh.
Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah duduk menunggu di dalam kelas seperti idiot. Korosensei ada di pintu untuk menghentikan siapapun yang mencoba menguping pembicaraan serius yang saat ini sedang terjadi di ruang guru. Anehnya gurita itu tidak terlihat tertarik untuk menguping padahal ini menyangkut nyawanya. Atau mungkin karena itu menyangkut nyawanya.
Apa yang akan terjadi pada Gakushuu? Saat pertama kali dia kembali ke kelas 3-E, dia diberitahukan untuk menjaga rahasia mengenai keberadaan Korosensei. Jika dia memberitahu siapapun yang tidak memiliki hubungan dengan pembunuhan yang mereka lakukan, ingatannya akan dihapus secara paksa.
Apakah itu yang akan terjadi pada Gakushuu? Apa mereka akan menghapus ingatan remaja itu? Tangan Karma menjadi berkeringat karena takut dan tegang. Dia tak mau ingatan Gakushuu dihapus. Karena itu berarti minggu-minggu berharga yang telah mereka lalui bersama juga hubungan pertemanan di antara mereka akan ikut terhapus. Dia tak ingin Gakushuu kembali memandangnya dengan cara yang sama seperti sebelum mereka menjadi dekat. Bahkan jika dia enggan mengakuinya, Gakushuu telah menjadi salah satu teman terbaiknya. Karma juga melihatnya sebagai sosok kakak yang tak pernah dia miliki.
Sayangnya dia tahu jika tak ada yang bisa dia lakukan saat ini selain menunggu. Beberapa teman-temannya sudah mulai berdiskusi mengapa Gakushuu datang ke kelas 3-E juga apa yang akan terjadi padanya. Ada yang mengutarakan pemikiran Karma dan mau tak mau Karma merasa mual mendengarnya. Dia tak akan tahan dengan kemungkinan Gakushuu melupakannya.
Tak lama kemudian, Karasuma Sensei memasuki ruang kelas. Karma entah mengapa merasa jika Karasuma Sensei sedang menatapnya dengan intens padahal pria itu tengah berbicara dengan Korosensei. Kedua guru itu keluar dari ruang kelas setelah memberi peringatan keras bagi mereka untuk tidak mencoba mencari tahu apapun yang terjadi. Tangan Karma semakin berkeringat dan dia merasa seolah-olah ada benjolan di tenggorokannya.
Apa mereka benar-benar akan menghapus ingatan Gakushuu?
Tak ada yang boleh menyalahkan Karma jika dia memilih untuk mengabaikan peringatan dari kedua gurunya dan berlari keluar kelas. Lagi pula kapan dia mematuhi peraturan? Dia tak akan membiarkan mereka menghapus ingatan Gakushuu. Dia tak akan membiarkan mereka mengambil temannya.
Dia baru mencapai ruang guru ketika pintu ruangan tersebut terbuka dan menampakkan Asano Gakushuu yang masih memegang kotak bekal. Remaja itu melihat Karma dan memberikan senyuman kecil lalu berjalan pergi tanpa mengatakan apapun. Kepala Sekolah mengikuti dari belakang tetapi setelah dia memberikan anggukan kecil pada Karma. Sepasang Ayah dan anak itu berjalan pergi tanpa ada yang mau menjelaskan apapun pada Karma.
"Asano! Asano-kun!" Karma memanggil. Mengejar Gakushuu tetapi sepasang tentakel menahan dirinya. Karma menoleh untuk melihat Korosensei berdiri di belakangnya dan menahan Karma dengan lembut tetapi cukup erat untuk Karma bisa membebaskan diri. Karma kembali mengalihkan perhatiannya pada Gakushuu yang terus berjalan pergi.
"Asano-kun! Gakushuu! Setidaknya katakan sesuatu padaku!" Karma terus memanggil tetapi tak sekalipun Gakushuu berbalik. Dia berjalan menjauh bersama Ayahnya. Karma mengalihkan pandangannya ke ruang guru dimana Karasuma Sensei dan Irina Sensei masih ada di dalam ruangan tersebut. Mereka anehnya berani untuk terlihat bersalah saat menyadari Karma menatap mereka.
Tiba-tiba saja Karma merasa semua kekuatan yang dimilikinya terkuras begitu saja. Dia kembali menatap Korosensei dan membiarkan wali kelasnya membimbing dirinya kembali ke ruang kelas. Dalam perjalanan kembali ke kelas, Karma meminta Korosensei untuk menghubungi kedua orang tuanya karena dia ingin segera pulang. Dia ingin membungkus dirinya kembali dengan selimut sambil memeluk bola salju pemberian Gakushuu.
Dari rangkaian peristiwa yang menimpanya pada hari ini, Karma tak bisa membuat dirinya membenci siapapun yang jujur sangat aneh. Sungguh bukan dirinya yang penuh dengan kebencian dan dendam. Dia tak bisa membenci Karasuma sensei atau Irina sensei yang melakukan tugas mereka. Dia tak bisa membenci Asano Gakuhou yang mungkin hanya mengingini keamanan untuk putra tunggalnya. Dia juga tak bisa membenci Korosensei karena tidak menyadari kemunculan Gakushuu lebih awal. Dan dia tak bisa membenci Gakushuu yang tak tahu apapun tentang betapa berbahayanya datang ke kelas 3-E tanpa peringatan. Dia tak bisa membenci siapapun. Bahkan dirinya sendiri.
Dia tak mengatakan apapun bahkan saat Karasuma sensei berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada Karma dan teman-teman sekelasnya. Dia juga tak mengatakan apapun pada Nagisa ataupun Korosensei dan menolak menyadari tatapan yang mereka berikan padanya. Saat kedua orang tuanya datang, Karma hanya membiarkan Ibunya menariknya ke dalam pelukan lalu menuntunnya untuk pulang. Dia bahkan tak menyadari jika Ayahnya mengambil tasnya atau fakta bahwa Ibunya masih mengenakan sandal dalam rumah mereka dan bukannya sepatu.
"Apa kau mau Ibu menghubungi Asano-kun?" sang Ibu menawarkan saat mereka tiba di rumah. Karma hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan dia ingin waktu untuk berpikir. Orang tuanya tak mengatakan apapun tetapi Karma merasakan pelukan lembut dari Ibunya dan tepukan kasih sayang dari Ayahnya. Mereka paham. Mereka telah belajar untuk mengerti jika Karma memiliki dunia sendiri yang tak bisa mereka sentuh. Karma telah melihat mereka belajar untuk berhenti terlalu menghawatirkannya dan membiarkan Karma melakukan sesuatu yang bisa membuatnya tenang juga bahagia. Mungkin keluar masuk rumah sakit beberapa bulan belakangan ini hanya membuat kedua orang tuanya paham atau malah menyerah.
Memasuki kamar, Karma merasa sedikit aman karena ini adalah ruangan dimana dia menghabiskan banyak waktunya. Karma tak peduli akan seragam yang dikenakannya, dia hanya menjatuhkan dirinya ke tempat tidur dan menutup matanya Berusaha untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi di dalam hidupnya jika ingatan Gakushuu benar-benar dihapus. Sayangnya, semakin Karma berusaha untuk tidak memikirkannya, pemikiran itu terus saja muncul di dalam kepalanya dan membuatnya merasa rentan.
Tbc~
10 Juni 2024