Karma melirik jam yang terpasang di dinding kamar Gakushuu. Sudah hampir pukul 7 malam dan hanya ada dirinya dan Gakushuu di rumah. Memang tadi ada seorang wanita paruh baya yang datang untuk membersihkan rumah, tetapi wanita itu segera pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Dan sampai saat ini Karma belum melihat batang hidung dari seorang Asano Gakuhou.
"Ayahmu belum pulang? Bukankah sekolah sudah berakhir sejak beberapa jam yang lalu?" Dia bertanya karena penasaran.
Gakushuu yang tengah sibuk mengerjakan soal latihan menoleh padanya sejenak lalu ikut melirik jam, "Tidak. Dia akan pulang jam 8 atau jam 9 nanti."
"Wow, apa saja yang dia lakukan memangnya?"
"Mungkin dia makan malam dengan beberapa orang penting atau mengikuti rapat. Entahlah."
Dari nada bicara Gakushuu, Karma tahu remaja lainnya tak mau membicarakan hal-hal terkait Ayahnya. Mungkin saja Gakushuu merasa tidak nyaman atau malah dia tak tahu apapun tentang Ayahnya sendiri. Bukankah Gakushuu telah mengaku jika dia sempat membenci Ayahnya karena merasa Gakuhou menjadi penyebab kematian sang Ibu? Karma tak akan bertanya lagi.
Tetapi dia sangat bosan dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia telah memberitahu orangtuanya jika dirinya akan menginap di rumah Gakushuu pada malam ini sehingga mereka mengirimkan pakaian ganti untuknya. Sedikit menyesal karena lupa memberitahu orang tuanya untuk mengirim laptopnya, karena kini dia harus terjebak dalam kebosanan. Gakushuu telah mengerjakan soal latihan sejak sejam yang lalu dan remaja itu nampak semakin asyik dengan apa yang dia lakukan dari waktu ke waktu.
"Gakushuu-kun, pinjami aku laptopmu. Aku bosan hingga mati disini!" Karma menuntut. Remaja yang lebih tua terlihat terganggu namun tetap memberikan apa yang Karma inginkan. Karma menyeringai bahagia dan mulai menyalakan laptop Gakushuu untuk dia mainkan. Jika tak salah, mereka pernah bermain game di laptop Gakushuu. Karma hanya berharap Gakushuu belum menghapusnya karena dia tak mau repot mengunduh lagi.
Dia sungguh beruntung karena Gakushuu belum menghapus berbagai macam game yang Karma perintahkan Gakushuu unduh dahulu. Kini kedua remaja itu terlarut pada dunia mereka hingga tak menyadari waktu yang telah berlalu. Saat mereka mendengar suara mobil yang memasuki pekarangan rumah, keduanya tersentak untuk melihat jam pada saat yang bersamaan.
Jam menunjukkan hampir pukul 9 malam.
"Kurasa itu Ayahku." Bisik Gakushuu. Remaja berambut senja itu mengusap wajahnya dengan sedikit frustasi lalu menutup buku soal latihan dan mulai membereskan apapun yang dia kerjakan. Karma hanya memperhatikan sejenak lalu kembali pada game yang dia mainkan.
"Karma, apa kau mau makan malam?"
"Nah, aku tidak lapar."
"Apel kelinci?"
"Ya, tentu. Selalu ada ruang untuknya." Karma berkata.
Dia bisa mendengar Gakushuu tertawa saat keluar kamar. Karma akan membalas remaja itu nanti. Samar-samar Karma bisa mendengar suara percakapan dari lantai satu sebelum langkah kaki menaiki tangga bergema di lorong. Tak lama kemudian, Gakushuu muncul dengan dua piring di tangannya. Yang satu berisi potongan apel berbentuk kelinci sementara yang satu lagi berisi makan malam Gakushuu.
"Kau tak makan malam bersama Ayahmu?"
"Dia sudah makan di luar. Ini, makanlah. Jangan mengeluh padaku jika kau kelaparan nantinya."
Karma menerima sepiring apel tersebut dengan gembira. Betapa beruntungnya memiliki Gakushuu yang mau memanjakannya dengan apa yang dia sukai—ini tidak seperti orangtuanya tidak memanjakannya. Hanya saja ada yang berbeda dari memiliki Gakushuu untuk memanjakannya.
"Nee, Gakushuu-kun."
"Hm?"
"Apa kau memiliki film di laptopmu? Aku mulai bosan bermain game. Ayo nonton film!"
Untuk beberapa alasan, Karma menjadi tipikal yang semakin menuntut agar keinginannya dikabulkan oleh Gakushuu. Dan Gakushuu sendiri terlihat tidak mempermasalahkannya bahkan semakin memanjakan Karma dengan terus melakukan atau memberikan apapun yang Karma inginkan. Contohnya seperti sekarang, Gakushuu menyampingkan makan malamnya dan mulai mencari film yang ingin ditonton oleh Karma. Bahkan mengatur tempat di tempat tidurnya agar Karma merasa nyaman menonton film. Saat film terputar, Gakushuu mematikan lampu atas permintaan Karma dan duduk disisinya untuk makan malam sekaligus menonton film.
Karma selalu menebak bahwa Gakushuu akan menjadi seorang kakak yang sangat baik jika saja dia memiliki adik dan dia juga akan menjadi pasangan yang sangat pengertian bagi siapapun yang mendapatkannya. Tetapi untuk sekarang, Karma akan menikmati perlakuan baik Gakushuu untuk dirinya sendiri.
"Apa menurutmu aku harus menyapa Ayahmu?" tanya Karma.
Gakushuu yang mungkin terlalu fokus pada film yang mereka tonton menoleh dengan terkejut. Karma memilih untuk tidak menerka-nerka apa yang ada di dalam pikiran Gakushuu karena remaja lainnya cukup lama menjawab pertanyaannya. Tentu Karma juga tak bisa mengetahui dengan pasti ekspresi Gakushuu saat ini karena cahaya dari laptop semata tak cukup untuknya melihat dengan benar.
"Sebaiknya jangan. Ayahku sudah ada di ruang kerjanya saat ini dan dia tak akan mau diganggu."
Jawaban Gakushuu membawa cemberut pada wajah Karma. "Tapi aku menginap di rumahnya malam ini dan tidak sopan jika aku tidak menyapanya."
Karma bisa mendengar Gakushuu tertawa kecil lalu ada tepukan hangat pada kepalanya, "Aku yakin dia tak mempermasalahkan itu. Lagi pula sejak kapan kau mementingkan sopan santun, Karma?"
Karma memutar matanya malas. Serahkan pada Gakushuu untuk mengejeknya dari hal-hal kecil sekalipun.
"Kau bisa menyapanya besok pagi. Dia akan sarapan bersamaku setiap jam 7 pagi dan berangkat kerja jam 8. Lalu setelah itu kita bisa berangkat ke sekolah bersama." Cara Gakushuu mengatakannya dengan begitu ringan membuat Karma akan percaya jika hubungan Gakushuu dan Gakuhou tak pernah mengalami kerenggangan. Namun Karma dengan bijak memilih untuk tidak mengomentari hal tersebut dan kembali fokus pada film yang ditontonnya.
Pada akhirnya, Karma tertidur bahkan sebelum film berakhir.
Tbc~
12 September 2024