Bagian 21

165 21 6
                                    

Gakushuu benar-benar mahir dalam belajar. Karma bisa mengakui ini dengan lantang. Dan Gakushuu adalah pelajar yang cepat. Buktinya dia hanya menjelaskan cara bermain game sekali pada Gakushuu dan remaja itu sudah menguasainya seolah dia telah lama memainkan permainan tersebut. Karma tahu itu bukan karena game yang diunduhnya mudah—nyatanya itu adalah game yang sulit—tetapi itu karena Gakushuu memang seorang yang pandai hampir dalam segala hal yang dia pelajari.

Karma pernah mengajar Nagisa dan Tomohito memainkan game yang sama atau yang lebih mudah, tetapi mereka memerlukan beberapa hari untuk bisa memainkannya dengan baik. Sementara Gakushuu hanya butuh beberapa percobaan dan bisa melakukannya dengan baik pada hari yang sama.

Jika Gakushuu memutuskan untuk menjadi gamer di masa depan, Karma yakin dia akan menjadi gamer terkenal yang berhasil menaklukkan game-game sulit.

Saat mereka tengah asyik bermain, kepala sekolah muncul dan mengagetkan mereka. Karma bersumpah dia bahkan mendengar Gakushuu mengumpat karena terkejut atas kemunculan mendadak Ayahnya. Kepala Sekolah menanyakan tentang keadaan Karma, dia juga memberikan sebuah bungkusan berisi yatsuhashi seperti yang diminta oleh Karma dan sekeranjang apel.

Dari sudut matanya, dia melihat saat Gakushuu berdiri dari tempatnya duduk dan membiarkan sang Ayah untuk mengambil tempat duduknya. Gakushuu melangkah keluar entah untuk apa.

“Aku sudah memberitahu orang tuamu. Kemungkinan besar mereka akan tiba siang nanti jika tak ada masalah. Wali kelasmu juga telah diberitahu namun sepertinya mereka tak akan bisa berkunjung hari ini.” Kepala sekolah menjelaskan.

Karma hanya dapat menganggukkan kepalanya. Mereka pasti masih sibuk menjalankan misi pembunuhan untuk Korosensei yang membuat kelas mereka begitu sibuk. Dia tak akan mungkin mau menjadi penghalang dalam misi mereka. Sudah cukup dia membuat mereka khawatir dengan keadaannya, jangan sampai dia menggagalkan rencana yang telah mereka susun dengan baik.

Karma kembali melirik Gakuhou dengan sedikit ragu. Dia belum pernah berada di ruangan yang sama dengan Gakuhou yang tak memancarkan aura mematikan. Gakuhou yang ada di hadapannya saat ini hanya terlihat seperti seorang pria kaya ramah yang terawat dengan baik. Saat Gakushuu muncul—untuk pertama kalinya—Karma sangat bersyukur melihat kemunculan Gakushuu.

Remaja itu membawa sebuah piring kecil bersama pisau buah. Dia mengambil 2 buah apel dari keranjang dan membawanya keluar untuk dicuci. Karma bisa melihat cara Gakuhou memandang putranya itu dengan kasih sayang. Sepertinya rumor yang mengatakan mereka memiliki hubungan yang buruk tidak benar.

Gakushuu kembali dengan kedua buah apel yang sudah di cuci. Remaja itu berdiri di sisi lain tempat tidur sambil mengupas buah apel dengan lihai. Dia memotong apel ke bentuk yang mudah untuk dimakan dan memberikanya pada Karma.

Jujur, Karma agak penasaran mengapa Gakushuu memberikan perhatian seperti ini padanya. Tetapi, memikirkan suasana yang sedang Karma rasakan saat ini, dia merasa senang. Pertama kali Karma dirawat di rumah sakit, Ibunya menangis tak henti karena penyakitnya sementara sang Ayah hanya memandangnya dengan sedih. Seiring berjalannya waktu, tangisan itu berkurang namun kebohongan mulai mengikuti. Tanpa sadar Karma merasa muak dengan rutinitas itu.

Saat dia menerima perlakuan yang berbeda dari biasanya, Karma menjadi bingung tetapi gembira pada saat bersamaan. Baik Gakushuu maupun Gakuhou telah berhasil membuatnya nyaman bahkan jika dia sedang menghabiskan waktu di tempat yang sangat tak disukainya.

Gakuhou tak membahas tentang penyakitnya atau orangtuanya atau Korosensei atau hal lain yang Karma tak suka. Gakuhou membuat percakapan yang menyenangkan bersama Karma untuk pertama kalinya. Bahkan Karma tertawa pada kisah Gakuhou tentang murid-muridnya saat pertama kali mengajar. Gakushuu sesekali akan menimpali tetapi remaja yang satu itu jauh lebih fokus pada game yang baru saja dimainkan bersama Karma. Sepertinya dia bertekad untuk mencapai level tertentu hari ini.

Lalu tiba-tiba saja ponsel Gakushuu berdering dengan nyaring. Pertanda jika ada seseorang yang meneleponnya. Gakushuu berjalan keluar ruangan untuk menjawab panggilan telepon agar tidak mengganggu Karma.

“Hm.. anak itu cukup perhatian.” Karma mendengar gumam tak sadar dari Gakuhou. Pria yang jauh lebih tua tengah memandangi pintu yang baru saja ditutup oleh Gakushuu saat keluar. Tentunya ini mengundang rasa penasaran lebih dari Karma. Dia ingin bertanya namun tak tahu apa yang harus dia tanyakan.

“Aku tak menyangka dia akan memperlakukanmu dengan begitu baik. Kukira kalian akan bertengkar.”

Karma mengangguk tanpa sadar. Karena jujur saja dia juga sempat memikirkan hal demikian. Tetapi Gakushuu sangat sabar dan perhatian padanya. Bagaimana Karma bisa mengajak bertengkar seseorang yang seperti itu padanya?

“Ibunya meninggal saat dia masih muda dan dia yang menemani Ibunya setiap hari di rumah sakit. Dia juga yang menemani neneknya saat dirawat di rumah sakit baru-baru ini. Karena itu jangan heran jika dia cukup terampil merawatmu.”

Karma cukup terkejut mendengar perkataan sang kepala sekolah. Dia tak menyangka jika Ibu Gakushuu telah meninggal. Dia hanya berpikir Ibu Gakushuu adalah orang yang sibuk dan memilih bercerai dari Asano Gakuhou karena pekerjaannya. Atau mungkin seperti orang tua Karma yang sering melakukan perjalan bisnis sampai jarang berada di rumah.

Apakah Gakushuu.. sering merasa kesepian seperti dirinya?

Tbc~
18 Juli 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang