Karma terlampau bahagia menerima hadiah dari Gakushuu sampai dia tak menyadari jika remaja lainnya hanya bisa berdiri dengan canggung di depan pintu kamarnya. Itu suara Gakushuu yang membawanya kembali dari imajinasinya mengenai serial komik favorite nya.
"Tapi.. aku bahkan tak menunggu..?" Suara Gakushuu terdengar sangat kebingungan. Karma menoleh padanya. Melihat Gakushuu berdiri di depan pintu kamarnya dengan canggung bersama dengan wajahnya yang memiliki ekspresi bingung. Karma hampir memukul dirinya sendiri karena membuat Gakushuu berdiri di depan pintu kamarnya seperti orang bodoh. Karma menunjuk pada kursi kecil yang biasanya diduduki orang tuanya saat memantau keadaannya sebagai arahan bagi Gakushuu untuk duduk dan bukannya berdiri seperti orang idiot di depan pintu kamarnya.
"Dimana kau membeli ini?" Karma mengangkat komik di tangannya.
"Di toko buku..?"
Mengapa Gakushuu terdengar sangat kebingungan?
"Di toko buku macam apa? Aku pernah meminta Nagisa untuk membelikannya tetapi dia berkata jika dia tak bisa menemukannya lagi karena sudah habis terjual dan kali berikutnya selalu memiliki antrian panjang." Karma merasa tak percaya Gakushuu hanya mendapatkannya begitu saja dari toko buku. Dan dirinya juga mempercayai Nagisa. Tak mungkin Nagisa berbohong padanya.
"Aku membelinya di toko buku biasa, Akabane. Bahkan lokasinya tak begitu jauh dari rumahmu."
Toko buku di dekat rumah Karma? Hm.. jika dia mengingat-ingat lagi memang ada beberapa toko buku yang memiliki lokasi dekat dengan rumahnya. Tetapi itu dari semua toko buku itu, jarang ada yang menjual komik. Kalau pun ada, mereka hanya menjual komik bersama paket merchandise nya. Dan harganya sangat mahal untuk kebanyakan orang.
"Asano-kun.. jangan bilang kau membeli komik ini bersama paket merchandise-nya.."
Karma mengamati perubahan pada wajah Gakushuu dengan seksama. Remaja itu terlihat seperti menyadari sesuatu dan dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada siapapun itu.
"Ah, aku pikir kau hanya menginginkan komiknya. Aku meninggalkan yang lain di mobil. Rencananya akan kuberikan pada Ren jika dia mau." Cara Gakushuu menjelaskannya hanya membuat Karma mengernyit.
"Kau benar-benar membelinya?" Karma bertanya dengan tidak percaya.
"Uh.. ya. Karena itu memang terjual begitu."
Karma mengusap wajahnya. Terkutuklah Asano Gakushuu yang tak mengerti mengenai hal ini. Bagaimana bisa dia membeli 1 komik bersama dengan paket merchandise-nya? Bahkan Karma enggan menghabiskan uangnya hanya untuk itu!
Hanya selang beberapa menit sampai Ibunya kembali mengetuk pintu kamar dan memberikan sebuah paperbag yang jauh lebih besar dari yang Gakushuu berikan padanya tadi pada Gakushuu. Karma benar-benar tidak mengerti mengapa Gakushuu mau menghabiskan uangnya untuk membeli semua itu! Padahal dia bisa saja datang hanya membawa buah-buahan atau kue manis untuk menjenguknya. Sebenarnya apa bisnis yang dilakukan seorang Asano Gakuhou sampai membuat putranya tidak ragu mengeluarkan uang yang tidak terbilang sedikit hanya untuk menjenguk temannya?
Mungkinkah karena Kepala Sekolahnya mengijinkan Korosensei untuk mengajar di sekolahnya yang membuatnya mendapatkan bayaran yang begitu besar dari pemerintah? Tetapi sepertinya tidak begitu. Walau Asano Gakuhou nampak seperti tipe yang brengsek, dia sepertinya bukan seseorang yang akan melakukan korupsi hanya demi uang.
"Kenapa kau membeli semua ini? Jika aku tak salah harganya cukup mahal." Karma mengomentari saat Gakushuu mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam paperbag tersebut.
"Harganya memang sedikit mahal. Aku juga cukup terkejut dengan harganya tetapi tak masalah." Karma melihat Gakushuu tersenyum ke arahnya. Dia terlihat sangat santai saat mengatakannya.
"Aku ingin meminta maaf untuk yang kemarin. Tak seharusnya aku meneriakimu seperti itu. Maaf karena memaksamu melakukan hal yang tak kau sukai." Dikala Gakushuu menjelaskan mengapa dia meminta maaf, Karma hanya bisa terdiam karena terlampau terkejut. Bagaimana bisa Gakushuu yang meminta maaf lebih dulu padahal seluruh permasalahan ini terjadi karena dirinya yang bersikap kekanakan?
Meski Karma sadar akan perilakunya yang begitu kekanakan dan sadar akan kesalahannya, dia tak mengatakan apapun untuk meminta maaf pada Gakushuu. Dia hanya membiarkan Gakushuu meminta maaf padanya dan bersikap seolah tak ada masalah yang terjadi diantara mereka. Rasanya seperti Karma baru saja menjadi seseorang yang brengsek.
"Katakan padaku, Asano-kun. Apa kau memiliki hobi?" Karma bertanya hanya untuk mengalihkan topik pembicaraan. Dia tak mau terus-menerus merasa dirinya adalah orang yang brengsek karena membuat orang lain meminta maaf atas kesalahannya.
"Hobi? Mungkin kau bisa mengatakan jika aku cukup menyukai bermain musik dan membaca sesuatu." Gakushuu menjawab dengan santai. Remaja yang lain tengah membereskan kekacauan yang sebelumnya Karma sebabkan. Karma curiga jika Gakushuu sebenarnya memiliki OCD. Atau mungkin itu hanya karena sifat bawaan Gakushuu yang perfectionis?
Bahkan Karma tak akan heran jika suatu saat dia memasuki kamar Gakushuu dan menemukan ruangan itu tertata dengan sangat rapi.
"Alat musik apa yang kau mainkan?" tanpa sadar Karma justru terdengar sangat penasaran walau sebenarnya dia hanya ingin melanjutkan percakapan agar tidak fokus pada Gakushuu yang terus menerus menata ulang tumpukan buku di samping meja belajarnya.
"Hanya piano dan gitar. Aku bisa memainkan biola juga cello tetapi tak begitu menyukainya."
Oke.. sekarang itu mulai terdengar menarik.
Tbc~
01 Januari 2024