Bagian 17

168 23 5
                                    

Karma tahu dia seharusnya tidak bersikap ceroboh dengan mencoba melawan para anak SMA sok preman itu. Dia yang tahu paling jelas tentang kondisi tubuhnya. Namun mana mungkin dia hanya diam dan membiarkan teman-temannya dibawa pergi oleh para preman itu? Dia beruntung Korosensei datang membantu, jika tidak apa yang akan terjadi pada mereka?

Di dalam hatinya, Karma telah berjanji untuk mencari tahu identitas para preman itu dan membuat perhitungan dengan mereka. Mereka akan menyesal pernah menyinggung seorang Akabane Karma.

Dia hanya keluar untuk membeli obat di apotik, tak menyangka akan bertemu dengan Gakushuu. Lebih tak menyangka lagi jika tubuhnya ternyata tak sanggup menahan sakit dan terjatuh di hadapan Gakushuu. Sungguh memalukan harus mengandalkan bantuan dari rivalnya untuk bisa berdiri dan dibawa ke rumah sakit oleh rivalnya.

Karma tak tahu kapan dia tertidur, mungkin pengaruh obat bius yang diberikan oleh dokter saat menangani luka-lukanya. Ketika Karma sadar, hal pertama yang dia sadari adalah aroma shampo asing namun entah mengapa membuatnya merasa nyaman. Mungkin karena aroma shampoo yang berada di dekat hidungnya itu membuat aroma disinfektan di sekitarnya tidak begitu tercium. Yang membuat Karma tak merasakan perasaan yang sama dengan saat-saat dia terbangun di rumah sakit sebelumnya.

Karma mengerjap berkali-kali sebelum dia menoleh ke arah yang dirasanya aroma tersebut berasal. Dia bisa melihat kepala berambut senja yang tertidur begitu dekat dengan wajahnya. Tanpa sadar Karma mengalihkan pandangannya ke arah jendela untuk melihat jika di luar masih gelap. Namun saat dia melirik jam dinding yang terpasang di kamar itu, Karma tahu jika dia telah terbaring di rumah sakit hampir semalaman penuh.

Bukan kah itu berarti Gakushuu menemaninya sepanjang malam? Kenapa?

Bahkan Ayah dan Ibunya akan pulang ketika mereka merasa lelah. Karma jarang tersadar di rumah sakit dengan seseorang berada di sisinya. Tentu saja ini membuatnya terkejut menemukan Gakushuu berada di sisinya sepanjang malam. Untuk apa Gakushuu melakukan hal ini? Mereka bukan teman dekat. Bisa dikatakan hubungan mereka cukup buruk.

Karma tak dapat menjelaskan apa yang dia rasakan saat mengetahui Gakushuu tetap berada di sisinya. Meski begitu ada sesuatu yang dia tahu terasa di dalam hatinya. Dia merasa hangat mengetahui ada seseorang yang menemaninya di rumah sakit.

..

Karma tak bisa kembali tidur terlebih dengan Gakushuu yang sedang tertidur di sisinya. Karena tak ada yang bisa dia lakukan, Karma hanya mengamati Gakushuu untuk mencari tahu apakah dia bisa menggunakan cara Gakushuu tertidur untuk menggoda remaja itu nantinya. Namun agak sulit untuk melihat wajah tidur Gakushuu. Selain karena posisi kepala Gakushuu yang terlalu dekat dengannya, Karma juga tak bisa bergerak dengan bebas.

Tetapi saat Karma berhasil menemukan cara untuk mengamati wajah tidur Gakushuu, dia terdiam dan mulai mengagumi remaja lainnya. Bulu mata Gakushuu cukup panjang dan lentik—salah satu pembeda dari Asano Gakuhou, wajahnya lembut dengan jejak kekanakan yang belum sepenuhnya menghilang, hidung Gakushuu mancung, walau ada lingkaran hitam samar di bawah matanya itu tidak terlihat mengganggu, kulit Gakushuu juga terlihat sangat halus. Tidak ada tanda-tanda bekas jerawat atau tanda pubertas lainnya. Dia pasti merawatnya dengan baik.

Walau masih remaja, Gakushuu sudah menunjukkan jika dewasa nanti dia akan memiliki paras yang rupawan. Akan lebih banyak orang yang mengaguminya di masa depan nanti. Entah untuk kepintarannya atau untuk ketampanannya semata. Mungkin seorang Asano memang sudah ditakdirkan untuk menjadi populer.

Tak tahu berapa lama dia telah memandangi wajah Gakushuu, jika saja Karma ingin jujur, dia cukup menikmati mengamati wajah Gakushuu. Perlahan-lahan kelopak mata Gakushuu mulai bergerak, kening Gakushuu mengerut dan Gakushuu mulai membuat suara. Sepertinya Gakushuu akan terbangun sebentar lagi, meski begitu Karma tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Ketika kelopak mata Gakushuu terbuka, Karma bisa melihat dengan jelas iris violet milik Gakushuu.

Gakushuu nampak linglung sejenak, sepertinya dia masih berusaha mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. Saat dia tersadar sepenuhnya, Gakushuu bergegas menegakkan tubuhnya untuk menjauh dari Karma. Sebenarnya hal ini membuat Karma ingin tertawa, tetapi dia tak dapat melakukannya tanpa merasa sakit pada rahangnya. Yang dapat dilakukannya hanyalah menatap Gakushuu.

Gakushuu terlihat gelisah, mungkin merasa tak nyaman ditatap terus olehnya. Karma mengulas senyuman tipis karenanya. Ternyata Asano Gakushuu yang terkenal tidak begitu suka ditatap.

"Aku akan memanggil dokter." Dengan perkataan itu, Gakushuu beranjak keluar dari ruangan.

Setelah Gakushuu keluar, Karma mulai mengamati sekelilingnya dengan serius. Ruangan yang Karma tempati saat ini telihat cukup mewah dan hanya ada Karma di dalam ruangan. Saat Karma pingsan di sekolah, Karma tahu dia dikirim ke rumah sakit dan hanya berbaring di UGD bersama orang lain sebelum orang tuanya datang dan memindahkannya ke kamar.

Dan melihat hanya Gakushuu yang ada di sisinya, bukan kah itu berarti orang tuanya belum tiba atau bahkan belum mengetahui keadaannya? Jadi bagaimana dia bisa berada di ruangan yang bagus, sendirian tanpa pasien lainnya?

Siapa yang membayar biaya rumah sakitnya untuk bisa berada di dalam ruangan ini?

Tbc~

07 Mei 2023

Edit 19 September 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang