Bagian 23

147 16 1
                                    

Gakushuu nampak sangat terkejut saat Karma mengatakannya. Mengapa Gakushuu terlihat sangat bingung? Bukankah sangat jelas jika tatapan mata Gakushuu sangat berbeda dengan milik Ayahnya? Gakuhou memiliki tatapan mata yang tajam dan mengintimidasi. Melihat ke dalam matanya akan membuat siapapun merasakan ketakutan. Tetapi Gakushuu memiliki tatapan mata yang cenderung hangat. Walau dihiasi dengan ambisi, cara Gakushuu memandang orang-orang berbeda dari cara Gakuhou memandang orang.

Jika Gakuhou cenderung melihat setiap orang sebagai bidak yang akan digerakkan, Gakushuu melihat orang dengan berbagai cara. Kedua manik violet itu memiliki banyak warna untuk melihat orang lain. Mulai dari melihat seseorang sebagai entitas yang tak berharga hingga orang yang layak dia hormati. Bahkan terkadang Karma bisa melihat kedua mata Gakushuu akan memandang orang lain dengan tatapan hangat yang sangat berbeda dengan tatapan Gakuhou yang terkesan dingin.

Sudah pasti tatapan Gakushuu bukan diwariskan dari Ayahnya.

"Kenapa kau terkejut begitu?"

Tatapan kaget pada wajah Gakushuu berubah menjadi tatapan yang sedikit sendu. Mungkin saja dia sedang memikirkan Ibunya. Karma ingin mengatakan sesuatu untuk menghibur remaja itu, tetapi dia tak tahu apa yang harus dikatakannya. Dan pada saat itu pintu ruangan terbuka, para orang dewasa berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Gakushuu-kun, sudah waktunya kau kembali ke hotel." Kata Kepala Sekolah.

Saat Karma melirik Gakushuu, wajah remaja itu memiliki sedikit kerutan yang bisa Karma artikan sebagai rasa jijik. Gakushuu tak mengatakan apapun, tetapi dia menganggukkan kepalanya. Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Karma, remaja itu berjalan menuju pintu ruangan dengan santai. Karma merasa sedikit kesal karena Gakushuu tidak mengatakan apapun padanya. Padahal dia memperlakukan Karma dengan sangat baik tadi. Selayaknya seorang teman akrab. Tetapi sekarang tak mau mengucapkan selamat tinggal padanya.

Namun Gakushuu berhenti di depan pintu dan menoleh pada Karma, dia memiliki senyuman kecil yang terasa tulus, "Sampai jumpa lagi, tuan putri."

Karma menyeringai, "Kau juga, Yang Mulia Pangeran."

..

"Itu tadi anak Kepala Sekolah?"

"Um." Karma mengangguk. Mulutnya sibuk mengunyah yatsuhashi yang dibawakan Kepala Sekolah sembari memainkan game.

"Kalian terlihat dekat."

Komentar tiba-tiba dari sang Ayah membuat Karma hampir saja tersedak yatsuhashi-nya. Meski begitu dia tak segera menjawab perkataan sang Ayah. Kenyataannya, dirinya dan Gakushuu memang terlihat dekat tadi. Gakushuu yang membawanya ke rumah sakit dan menunggunya semalaman, Gakushuu juga mengupaskan jeruk dan apel untuknya. Bahkan menemaninya bermain game. Mereka sudah dapat dikategorikan sebagai teman kan?

Namun Karma tak berani menyimpulkan dengan cepat. Dia tak tahu apa yang ada di dalam pikiran Gakushuu dan enggan untuk menebaknya.

Karma memilih untuk berhenti memikirkan tentang remaja yang lain dan fokus pada game yang dia mainkan juga yatsuhashi yang dimakannya. Ayah dan Ibunya mengatakan jika dia harus kembali beristirahat. Dia akan dikirim ke rumah sakit Tokyo seminggu lagi. Itu berarti teman-temannya sudah kembali ke Tokyo sementara dia masih harus terjebak di rumah sakit di Kyoto. Ah.. sungguh disayangkan perjalanan bersama teman-temannya berakhir begitu cepat karena keadaannya.

Pada saat malam hari, Korosensei datang lewat jendela kamarnya. Korosensei datang untuk membawa barang-barangnya karena teman-temannya akan kembali ke Tokyo esok hari. Sejujurnya Karma tak akan terkejut jika wali kelasnya itu melakukan hal tersebut. Tetapi tetap saja dia merasa itu hal yang sangat tidak perlu. Bukankah jauh lebih mudah mengirim pesan pada orang tua Karma untuk datang mengambilnya atau mungkin mengirimnya saja?

Tunggu.. bukankah itu berarti Gakushuu juga akan kembali besok? Padahal Karma berharap Gakushuu akan menjenguknya lagi besok dan mereka dapat bermain game lagi bersama. Bergaul sejenak dengan Gakushuu, Karma menyadari jika Ketua OSIS-nya itu masih memiliki jiwa anak remaja dibalik sikapnya yang dewasa. Padahal selama ini dia berpikir jika Gakushuu adalah pria dewasa yang terjebak dalam wujud anak remaja.

Sungguh sangat disayangkan mereka tak bisa bergaul lebih lama lagi.

Mungkin jika saja Karma tak dalam keadaan sekarat, mereka bisa menjadi sahabat yang baik. Belajar bersama, bermain bersama dan bersaing dalam ujian. Pasti akan sangat menyenangkan bergaul dengan Gakushuu jika dia dalam kondisi sehat.

Namun jika dia sehat, belum tentu dia bisa menemukan sisi Gakushuu yang tersembunyi itu. Mungkin saja mereka masih saling melempar ejekan sambil bersaing siapa yang bisa memiliki nilai lebih baik dari yang lainnya.

Untuk beberapa alasan, Karma sedikit mensyukuri keadaannya saat ini.

Dan seminggu yang diahabiskan di rumah sakit di Kyoto terasa jauh lebih ringan karena Gakushuu yangtetap mengajaknya bermain game online tersebutatau hanya mengirim pesan konyol yang membuat suasana hati Karma selalumembaik. Bahkan waktunya di rumah sakit kali ini terasa jauh lebih menyenangkan dibanding sebelum-sebelum ini.


Tbc~

20 September 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang