Bagian 32

112 17 3
                                    

Rapat OSIS adalah hal yang menyebalkan. Gakushuu serius dengan perkataannya. Dan fakta dia adalah Ketua OSIS yang mewajibkannya mengikuti setiap rapatnya, malah membuatnya semakin menyebalkan. Rapat kali ini jujur saja sangat menyebalkan tetapi Gakushuu masih bisa menanggungnya. Sayangnya, dia tak bisa fokus karena terus memikirkan Karma. Hampir pukul 6 sore dan rapat tak terlihat akan segera berakhir. Gakushuu mulai geram.

Jam pulang sekolah sudah lewat satu setengah jam yang lalu. Apakah Karma masih menunggunya? Gakushuu kembali mengecek ponselnya untuk memastikan Karma membalas pesannya atau tidak. Namun dia tak menemukan pesan apapun. Sekali lagi Gakushuu kembali mengirim pesan pada remaja lainnya. Namun kali ini dia meminta Karma untuk pulang terlebih dahulu. Dia bahkan dengan murah hati meminta sopirnya untuk mengecek kelas Karma karena berpikir remaja itu mungkin membutuhkan bantuan.

Tetapi sang sopir mengatakan jika ruang kelas telah kosong dan yang tersisa hanya seorang guru laki-laki yang sedang membereskan peralatan olahraga. Gakushuu menghela nafas lega. Tentu Karma bukan orang idiot yang akan menunggunya berjam-jam hanya untuk mengantarnya pulang. Pasti Karma telah meminta salah satu temannya untuk membantunya pulang atau mungkin menghubungi orang tuanya.

Meski begitu Gakushuu masih tak bisa mengikuti rapat dengan tenang. Saat rapat selesai, Gakushuu telah memutuskan untuk langsung beristirahat ketika sampai di rumah. Sayang sekali rencana nya dirusak dengan panggilan telepon dari sang Ayah yang menanyakan dimana dirinya saat ini. Gakushuu berpikir jika Ayahnya mungkin ingin mengatakan jika dirinya tak bisa pulang ke rumah karena masih memiliki urusan dengan rekan bisnisnya. Namun yang dikatakan sang Ayah justru membuat Gakushuu kebingungan juga menjadi panik.

Karma belum pulang ke rumahnya sampai saat ini.

Gakushuu memberitahu sang Ayah perihal pesannya yang tak dibalas juga dirinya yang telah meminta sang sopir untuk mengecek ruang kelas Karma namun tak menemukan seorangpun selain seorang guru. Kemana Karma pergi? Apakah dia mencoba untuk pulang sendiri dan akhirnya jatuh pingsan entah di hutan bagian mana? Semoga saja tidak begitu karena jika memang seperti itu, Gakushuu akan memukul kepala Karma.

Gakushuu berlari ke gedung lama sambil berharap dia menemukan Karma sedang bersembunyi di dalam kelasnya sampai sang sopir tak melihat remaja itu. Kebanyakan dia berdoa tak menemukan Karma terbaring di jalanan.

Ruangan kelas kosong begitu juga ruangan lain di gedung lama. Sebenarnya kemana Karma pergi? Jangan bilang dia benar-benar pingsan di suatu tempat di gunung ini?!

Gakushuu semakin panik dan khawatir. Dia mulai mencari Karma di sekitar gedung lama sambil meneriakkan nama Karma. Namun tak ada satupun jawaban yang dia dapatkan. Dia mulai memperluas jangkauan pencariannya di sekitar gunung. Beberapa kali tersandung dikarenakan kurangnya pencahayaan, namun Gakushuu belum juga berhenti. Karma bisa saja ada di suatu tempat di gunung ini, dia harus segera menemukannya.

Di tengah pencariannya, dia melihat sesuatu melintasi langit dan mendarat di suatu tempat yang sepertinya adalah gedung utama. Didorong oleh rasa penasarannya, Gakushuu bergegas kembali ke gedung lama. Disana dia melihat Karma berdiri bersama Nagisa dan mereka terlihat tengah bercakap-cakap akan sesuatu.

Tanpa pikir panjang, Gakushuu meneriakkan nama remaja itu, "AKABANE!"

Karma juga Nagisa berbalik ke arahnya. Keduanya sama-sama melihat Gakushuu berlari ke arah mereka. Gakushuu mengamati Karma dari kepala hingga kakinya, memastikan remaja lainnya tidak terluka. Karma nampak baik-baik saja. Tetapi Gakushuu merasa dia tak boleh cepat lega.

"Akabane! Kemana saja kau?!" Gakushuu tanpa sadar meninggikan suaranya. Tetapi menurutnya wajar saja karena dia tidak bisa fokus mengikuti rapat OSIS dikarenakan memikirkan Karma yang menunggunya. Lalu saat dia ingin pulang, dia malah mendapat kabar jika remaja itu tak ada di rumahnya. Dia berlari dari Gedung utama ke gedung lama untuk mencari Karma. Tersandung dan terjatuh di gunung ini demi memastikan Karma baik-baik saja. Lalu remaja itu muncul begitu saja dan menatapnya dengan tatapan bingung seolah dia tidak membuat Gakushuu panik dan khawatir.

"Asano-kun? Apa yang kau lakukan disini?"

Gakushuu memandang Karma dengan tatapan tak percaya. Bisa-bisanya Karma bertanya dengan begitu santai padanya!

"Aku mencarimu!"

Kening Karma mengerut, dia mulai nampak kesal, "Aku tak memintamu untuk mencariku."

Gakushuu benar-benar memiliki keinginan untuk memukul kepala Karma untuk membuatnya sadar. Gakushuu mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya yang mulai makin menjadi, "Akabane, apakah kau lupa jika kau memiliki orang tua yang menghawatirkanmu? Apa kau juga lupa jika kau berada di bawah tanggung jawabku hari ini?! Orang tuamu menelepon Ayahku karena kau tak pulang atau memberi kabar! Aku sudah mengirimimu belasan pesan dan meneleponmu berkali-kali namun tak satupun kau jawab! Apa kau tak tahu jika aku sangat khawatir kau pingsan di suatu tempat di gunung ini?!"

Wajah Karma nampak sama buruknya dengan Gakushuu. Remaja berambut merah itu mendorong Gakushuu dan mulai berteriak, "Kenapa kau begitu kesal?! Aku sama sekali tidak memintamu untuk khawatir padaku! Lagi pula kau tak perlu merasa bertanggung jawab padaku! Kau bukan pengasuhku dan aku bukan anak kecil untuk kau jaga!"

"Akabane! Apa kau tak mengerti kau bisa saja mati entah dimana dan tak ada yang mengetahuinya?! Bagaimana kau bisa sesantai ini setelah membuat banyak orang khawatir?! Tidak bisa kah kau mengirimiku pesan kemana dan apa yang kau lakukan sebelum memutuskan untuk menghilang?!"

Tbc~

31 Desember 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang