Bagian 18

170 21 1
                                    

Setelah memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Karma, Gakushuu memilih untuk menunggu di koridor rumah sakit. Masuk ke dalam ruangan rasanya salah karena dia ragu Karma ingin dirinya mengetahui kondisi remaja tersebut—walau sebenarnya dia sudah tahu. Dia juga tak pulang ke hotel sejak semalam karena merasa Karma adalah tanggung jawabnya. Bagaimanapun dia yang membawa Karma ke rumah sakit dan dia tak mungkin meninggalkan Karma hanya karena remaja itu sudah ada di rumah sakit.

Gakuhou telah memberitahunya jika dia akan segera menghubungi orang tua Karma dan meminta mereka untuk datang. Dokter mengatakan jika Karma membutuhkan perawatan yang serius. Tak mungkin menangani pasien seperti Karma secara ceroboh. Bahkan Dokter terkejut mengapa Karma—dengan kondisi penyakitnya yang serius—malah berkeliaran di jalanan dan bukannya mendapat perawatan di rumah sakit.

Gakushuu tak mengerti mengapa orang tua Karma tidak membiarkan Karma di rumah sakit, padahal mereka tahu anak mereka sekarat. Atau tepatnya dia tak mengerti mengapa mereka membiarkan Karma berkeliaran di luar tanpa perawatan yang seharusnya dia dapatkan. Tetapi itu adalah keputusan mereka dan Gakushuu tak memiliki hak untuk mempertanyakan keputusan mereka.

Dengan helaan nafas, Gakushuu memijat lehernya yang terasa tegang. Posisi tidurnya semalam sangat menyiksa, saat kembali ke hotel nanti Gakushuu akan segera tidur. Dia tak mempedulikan wisata apapun yang direncanakan teman-temannya. Dia hanya butuh istirahat di tempat tidur yang layak.

Dokter telah selesai memeriksa Karma dan kebetulan melihatnya. Dia mengatakan sesuatu tentang kondisi Karma dan berharap bisa berdiskusi dengan orang tua Karma. Gakushuu hanya bisa menjawab jika kedua orang tua Karma sedang dalam perjalanan ke tempat ini. Padahal dia sebenarnya tidak tahu dimana kedua orang tua Karma saat ini. Dia juga bertanya pada Dokter apakah Karma bisa memakan makanan yang dibawa dari luar dan bukan makanan rumah sakit. Dokter kemudian menjelaskan apa saja yang harus dihindari oleh Karma.

Saat masuk ke dalam ruangan, dia segera dihadapakan dengan sepasang manik merkuri yang menatapnya. Gakushuu merasa sedikit canggung dengan tatapan Karma namun tak membiarkan hal itu muncul di wajahnya.

“Uh.. bagaimana keadaanmu?” Gakushuu bertanya.

Dia melihat Karma memutar bola matanya. Gakushuu akui itu memang pertanyaan bodoh. Remaja berambut merah itu memberi isyarat pada Gakushuu untuk duduk. Mungkin dia merasa tak nyaman melihat Gakushuu berdiri di depannya—dan jujur saja Gakushuu juga merasa tidak nyaman.

“Aku akan meminta orang tuaku untuk mengganti uangmu ketika mereka tiba.” Ujar Karma.

“Hah? Itu tak perlu. Ayahku yang membayar, bukan aku.”

Tatapan yang diberikan Karma seolah mengatakan jika karena hal itu dia harus mengganti biaya rumah sakitnya.

“Ini akan menjadi tanggung jawab sekolah. Bagaimanapun kau masuk rumah sakit dikala perjalanan wisata berlangsung.” Gakushuu menjelaskan. Meski begitu Karma masih menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Gakushuu merasa tak berdaya dan memutuskan untuk tidak mengatakan apapun. Dia kembali mengecek ponselnya dan menerima pemberitahuan pesan dari sang Ayah juga dari teman sekelasnya—Sakakibara Ren.

Gakuhou mengatakan akan datang ke rumah sakit setelah dia selesai dengan rapatnya. Sementara Ren bertanya mengapa Gakushuu tak kembali ke hotel juga pertanyaan kapan dia akan kembali. Memilih untuk mengabaikan pertanyaan Ren, Gakushuu membalas pesan sang Ayah. Memintanya untuk datang lebih cepat.

“Apakah ada sesuatu yang ingin kau makan?” Gakushuu bertanya pada Karma.

“Kau bertanya padaku?” Gakushuu merotasikan matanya, “Tentu saja, Akabane. Hanya kau dan aku yang ada di ruangan ini.”

“Apa kau ingin membelikannya untukku?”

“Ayahku akan datang setelah selesai rapat. Dan aku tahu makanan di rumah sakit terasa tidak enak. Aku sudah bertanya pada dokter dan dia berkata tak masalah. Hanya saja ada banyak yang harus kau hindari. Seperti makanan yang terlalu pedas atau berminyak.”

Karma menatap Gakushuu dengan tatapan tak percaya lalu mengalihkan pandangannya pada kedua tangan di pangkuannya. Mengapa remaja itu terlihat sangat terkejut? Bukan kah ini adalah perlakukan biasa pada orang sakit?

Atau kah Gakushuu mengatakan sesuatu yang salah hingga menuai reaksi seperti itu dari Karma? Tetapi Gakushuu pikir adalah hal yang normal menanyakan pada seseorang yang sakit apa yang ingin mereka makan. Bukan kah kebanyakan orang sakit akan memiliki keinginan untuk memakan sesuatu?

Reaksi Karma benar-benar diluar dugaan Gakushuu.

Dipikirannya, Karma akan meminta berbagai macam hal untuk membuat Gakushuu jengkel. Alih-alih seperti itu, Karma justru menatapnya dengan tatapan terkejut dan terdiam untuk beberapa alasan.

Gakushuu masih tetap diam, menunggu Karma untuk mengatakan apa yang dia inginkan.

Tbc~

07 Mei 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang