Gakushuu sudah lama tahu ada yang tidak beres dengan kelas 3-E di tahunnya. Dimulai dari kematian wali kelas 3-E yang terkesan mencurigakan. Lalu ketika dia tak sengaja melihat sekelompok orang berjas yang keluar dari Kantor Ayahnya di sekolah juga tanpa sengaja bertemu dengan mereka ketika dia memasuki rumahnya. Mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang begitu serius dengan Gakuhou tetapi Gakushuu tak tahu apa. Dia tak bertanya karena tahu Gakuhou tak akan mengatakan apapun padanya. Terlebih saat itu hubungan mereka masih sangat buruk. Dia memiliki praduga berupa pembicaraan mereka pasti terkait dengan kematian wali kelas 3-E tetapi Gakushuu segera menepisnya karena orang-orang itu tidak terlihat seperti polisi yang menyelidiki kasus kematian seseorang.
Lalu tiba-tiba saja Ayahnya memperkenalkan seorang pria besar aneh yang katanya akan menjadi wali kelas 3-E. Gakushuu masih tak begitu memikirkannya saat itu walau bibir kecurigaan di dalam hatinya sudah mulai berakar. Tak lama setelah itu, Gakushuu melihat bagaimana Gakuhou jauh lebih memperhatikan kelas 3-E dibandingkan kelas-kelas lain di SMP Kunugigaoka. Yang mengherankan adalah bentuk perhatian yang diberikan Gakuhou. Itu bukan perhatian penuh kasih sayang yang dia tampilkan pada murid-murid pertamanya dulu atau cinta pudar yang dia miliki untuk Gakushuu sewaktu kecil. Itu jenis perhatian yang mengerikan dan merusak. Jujur saja Gakushuu lebih memilih diabaikan oleh Ayahnya dibandingkan diperhatikan dengan cara seperti itu.
Gakuhou terlihat seolah ingin sekali menghancurkan kelas 3-E dan isinya dengan cara terkejam yang ada muka bumi ini—yang mana tidak dimengerti oleh Gakushuu.
Apa yang dilakukan oleh kelas 3-E hingga membuat Ayahnya bertindak sedemikian rupa?
Dia telah mencoba mencari tahu dengan semua kemampuan yang dimilikinya tetapi tetap saja dia tak mengetahui apa yang sebenarnya tersembunyi di balik gedung tua yang menjadi kelas 3-E.
Kemudian tiba-tiba saja dia berteman dengan Karma—rivalnya sejak pertama kali melihat nilainya—yang membuat segalanya menjadi lebih rumit. Pada awalnya dia bermaksud memakai Karma untuk mengetahui rahasia kelas 3-E, tetapi dia tahu bahkan jika Karma adalah bajingan dia adalah bajingan yang setia. Karma tak akan pernah menghianati teman-teman sekelasnya dan Gakushuu tahu itu. Dia menyerah memakai Karma karena semua itu adalah hal yang sia-sia. Tetapi pertemanan mereka tetap berjalan dan Gakushuu diam-diam sangat menyukai pertemanan mereka.
Dia mungkin menyerah menggunakan Karma untuk mengorek informasi kelas 3-E, tetapi itu bukan berarti dia menyerah untuk bisa mengetahui rahasia kelas 3-E yang selama ini sangat diperhatikan oleh Ayahnya.
Sayang sekali, dia sama sekali tidak mendaftarkan untuk mengetahuinya dengan cara seperti ini. Gakushuu benar-benar tidak merasa puas karenanya.
Dia hanya bermaksud mengantarkan makan siang Karma lebih awal ke kelas remaja berambut merah itu sekaligus memberitahu Karma jika dirinya tak akan bisa menemaninya makan siang atau pulang karena dia memiliki kesibukan yang tak bisa ditunda. Dia tak mengirim pesan apapun pada Karma karena dipikirnya Karma sedang belajar pada saat ini dan tak pantas baginya untuk mengganggu seseorang yang tengah belajar di kelas. Tentu dia tidak bermaksud untuk menemukan segerombolan anak SMP memegang berbagai jenis senjata dan mulai menembakkan apapun itu ke satu target yang nampak bergerak dengan sangat cepat.
Gakushuu membeku di tempatnya karena hal itu. Dia bahkan tak sadar saat perhatian semua orang kini teralihkan padanya. Yang menariknya kembali kekesadarannya adalah suara benda terjatuh. Dan itu adalah kotak bekal yang dibawanya.
Dia tak melirik murid-murid kelas 3-E yang mulai menatapnya dengan tatapan tajam atau beberapa yang bertingkah panik. Dia mengambil kotak bekal di tanah dan diam-diam bersyukur karena masih tertutup rapat dan tidak membuat makanan di dalamnya tumpah keluar. Mungkin saja makanan yang sudah ditata menjadi berantakan tetapi pasti masih bisa dimakan. Walau dia ragu Karma mau memakannya sekarang.