"Asano-kun terlihat seperti sudah biasa melakukan ini."
Gakushuu mengangkat kepalanya, menatap kedua orang tua Karma yang telah memperhatikan tindakannya sedari tadi. Gakushuu hanya dapat menawarkan kedua orang itu senyuman canggung sambil tangannya yang bebas mengusap rambut Karma yang mulai merengek seperti anak kecil. Sepertinya tersedak membuat Karma sangat kesakitan sampai dia bertingkah manja seperti ini.
"Aku sering merawat adik sepupuku. Dia memiliki gangguan pencernaan dan jika salah makan akan membuatnya kesakitan."
Gakushuu menjawab seadanya. Dia melihat mata kedua orang tua Karma menyendu terlebih saat mereka menatap putra mereka yang masih merengek di dalam dekapannya.
"Kau benar-benar tak mau melanjutkan makan?" Gakushuu bertanya dengan lembut. Seperti bertanya pada seorang anak kecil yang manja. Karma menjawabnya dengan rengekan tentang tenggorokannya juga dadanya yang sakit karena tersedak tadi. Bahkan mengatakan jika dia telah kehilangan selera makan karenanya.
Namun Gakushuu tak menyerah untuk membujuk Karma mengisi perutnya, "Bagaimana dengan buah? Apa kau mau memakannya?"
"Aku tak mau. Tenggorokanku sakit."
"Apel kelinci?"
"Uhh.." Suara yang Karma keluarkan seperti rengekan. Walau demikian, Gakushuu tahu jika Karma menyetujui usulannya. Karena itu dia meminta tolong pada Ibu Karma untuk mengambilkannya pisau sementara dirinya memperbaiki posisinya dan Karma agar tangannya bisa bebas memotong apel sesuai keinginan Karma.
Anehnya, kedua orang tua Karma justru memandangnya dengan tatapan bingung. Seolah mereka belum pernah melihat putra mereka bersikap manja seperti ini. Padahal selagi Karma di rawat di rumah sakit—setiap kali Gakushuu menjenguk remaja itu—Karma akan merengek meminta Gakushuu memotong apel dengan bentuk kelinci. Dia akan menolak makan jika apel kelincinya belum tersedia di piring. Jika tak ada apel, dia akan memaksa Gakushuu untuk mengupas jeruk dan membersihkannya dari serat putih.
Apa Karma jarang bersikap manja di hadapan kedua orang tuanya? Mungkin saja itu karena Karma tak mau terlihat lemah di hadapan kedua orang tuanya. Mungkin saja Karma berpikir jika dia terlihat lemah, orang tuanya pasti akan merasa sangat sedih. Terlebih Karma adalah satu-satunya anak yang mereka miliki. Keduanya pasti sangat takut kehilangan Karma. Ya, itu penjelasan yang cukup masuk akal.
Setelah memberi makan Karma apel kelinci, Gakushuu bisa melanjutkan makan malamnya dengan susah payah. Sejujurnya orang tua Karma telah berusaha menarik remaja itu menjauh dari Gakushuu. Tetapi Karma terus menempel pada Gakushuu dan dia tak mau dilepaskan. Kata Ibu Karma, mungkin saja karena cara Gakushuu merawat Karma begitu lembut yang membuat Karma merasa nyaman dan tanpa sadar mulai bergantung pada Gakushuu. Ya, Gakushuu bisa menerima alasan itu.
"Asano-kun dan Karma terlihat seperti saudara jika seperti ini." Gakushuu yang mendengar komentar Ibu Karma tanpa sadar menegang. Dia melirik Karma yang saat ini tengah memainkan ponselnya namun masih enggan beranjak dari posisi sebelumnya. Remaja itu telah meminta Ayahnya untuk mengambilkan ponsel miliknya agar dia bisa bermain selagi Gakushuu menyelesaikan makan malamnya. Benar-benar bajingan kecil.
"Lenganku mulai mati rasa. Mau aku antar ke kamarmu?" Gakushuu bertanya pada Karma sembari dia menyesuaikan dirinya lagi. Karma menatapnya dengan cemberut tetapi menganggukkan kepalanya. Gakushuu mengantar Karma ke kamarnya dan menemani remaja itu bermain game untuk satu putaran sebelum memutuskan sudah waktunya dia untuk pulang.
Karma hanya melambaikan tangan acuh tak acuh. Kini dia tengah berkutat dengan komik baru miliknya. Gakushuu tak mengatakan apapun lagi dan keluar dari kamar Karma. Gakushuu senang karena Karma menyukai hadiah yang dia berikan dan dia senang karena Karma memaafkannya. Gakushuu hanya berharap mereka tak berkelahi lagi.
Orang tua Karma telah memberitahunya jika Karma bisa kembali bersekolah beberapa hari lagi. Mereka telah memintanya untuk menjaga Karma lagi dan kali ini Gakushuu berjanji untuk melakukan tugasnya dengan benar. Gakushuu adalah orang yang pertama kali diberitahu kapan Karma akan masuk sekolah lagi. Karena itu pada harinya, Gakushuu telah menunggu Karma di depan rumah remaja berambut merah tersebut.
Karma terlihat bersungut-sungut ketika masuk ke dalam mobil. Bahkan dia menolak untuk menatap Gakushuu atau merespon pertanyaan Gakushuu.
Kekanakan.
Gakushuu hanya memutar matanya, tak terpengaruh dengan tingkah Karma. Mereka berangkat jauh lebih awal dari siswa lainnya di Kunugigaoka. Tentu karena Gakushuu telah memperhitungkan lama dia akan mendaki bukit bersama Karma. Sopir menurunkan mereka tepat di gedung utama dan keduanya mulai berjalan menuju gedung lama di atas bukit.
Karma berjalan di depannya seolah dia berharap Gakushuu tak mengikutinya. Meski begitu Gakushuu hanya mengikuti dengan santai di belakangnya. Dia tahu tak akan lama lagi Karma merasa lelah dan akan memperlambat langkahnya. Saat remaja lain mulai terengah-engah, Gakushuu bergerak ke depan Karma dan menawarkan untuk menggendong remaja tersebut.
Tetapi seperti sebelumnya, Karma menolak dan mulai kembali memacu langkahnya. Sungguh keputusan yang buruk karena tak lama kemudian dia harus berhenti untuk mengatur pernapasannya. Gakushuu terkekeh penuh kemenangan saat Karma mendelik tidak terima padanya dan dipaksa untuk menerima tawaran Gakushuu.
Ya, akhirnya mereka muncul di gedung lama dengan Karma yang berada di punggung Gakushuu.
tbc~
25 Februari 2024