Bagian 19

178 22 6
                                    

Jujur saja Karma sangat terkejut saat Gakushuu bertanya apa yang ingin dia makan. Orang tuanya tak pernah menanyakan hal itu. Mereka jelas memperlakukannya dengan sangat baik dan sangat menyayanginya. Tetapi mereka terlalu khawatir dan memperlakukan Karma seperti kaca yang mudah pecah. Mereka melarangnya melakukan apa yang dia suka dan tak pernah menanyakan apa yang ingin dimakannya. Namun Gakushuu memperlakukannya seperti seseorang yang hanya terkena demam.

Tidak mungkin Gakushuu tidak tahu tentang penyakit Karma. Tidak mungkin juga dia tak mengetahui kondisi tubuhnya. Meski begitu Gakushuu tak memandangnya dengan tatapan kasihan seperti yang diberikan teman-teman sekelasnya saat mereka pertama kali mengetahui dia sakit atau tatapan sedih seperti yang selalu dilayangkan orang tuanya. Dia pula tidak memperlakukan Karma seperti sebuah kaca yang mudah pecah.

Dia hanya memperlakukan Karma sebagai Karma.

Belum lagi dia mau menemani Karma semalamam di rumah sakit dan kini bertanya apa yang ingin Karma makan. Memiliki seseorang yang memperlakukannya seperti ini, Karma merasa senang namun takut juga bingung pada saat yang bersamaan. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan hal seperti ini.

"Yatsuhashi."

"Hah?"

"Aku ingin makan yatsuhashi. Teman sekelasku mengatakan itu cukup enak dan disarankan sebagai oleh-oleh khas Kyoto." Karma melirik Gakushuu dengan sudut matanya, dia takut Gakushuu menolak permintaannya. Nyatanya, Gakushuu sedang mengetik sesuatu pada ponselnya. Kening remaja itu berkerut untuk sesuatu yang muncul di ponselnya dan dengan cepat menghilang saat dia mulai mengetik lagi.

"Beres." Gakushuu mengalihkan pandangannya pada Karma dan tersenyum.

"Ayahku akan datang pukul 10 nanti, masih cukup lama. Dia juga sudah memberitahu orang tuamu dan katanya mereka dalam penerbangan ke sini jika tidak ada kendala. Aku akan kembali ke hotel setelah kedua orang tuamu datang." Gakushuu menjelaskan.

Karma hanya dapat mengangguk seperti orang idiot karena dia tak tahu apa yang harus dia katakan. Mungkin saja karena kurangnya respon dari Karma yang membuat suasana menjadi canggung. Karma ingin mengatakan sesuatu untuk mengganggu Gakushuu seperti biasanya, tetapi dia masih terjebak dalam gejolak emosi baru yang baru saja dia rasakan. Terasa salah untuk mengganggu Gakushuu saat ini.

Untungnya, suasana canggung yang tercipta di antara mereka terpecah oleh suara pintu yang membuka. Seorang perawat masuk untuk mengantarkan sarapan bagi Karma. Wanita itu meminta maaf pada Gakushuu karena hanya pasien yang akan diberi makan. Gakushuu menanggapi dengan ringan, tersenyum sopan sambil mengatakan jika dia akan makan di kantin rumah sakit nantinya.

Karma melihat makanan yang diberikan dengan rasa jijik. Bahkan setelah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit, dia tak pernah bisa terbiasa dengan makanan di rumah sakit. Rasa yang hambar dan tekstur yang terlalu lembut sungguh tidak sesuai dengan seleranya. Yang diberikan padanya adalah nasi putih standar dengan sayuran yang terlihat hanya di masak dengan air dan tanpa penyedap rasa juga sebutir telur. Oh, ada buah jeruk juga. Baiklah, buah itu tidak menjadi masalah bagi Karma.

Karma masih memandangi makanannya saat dia melihat sebuah tangan mengambil buah jeruk dari nampan makanannya yang membuat matanya memincing.

"Hei! Itu milikku!" Karma memprotes. Berani sekali Gakushuu mencuri satu-satunya rasa dalam makanan hambarnya.

Gakushuu hanya mengendikkan bahu acuh tak acuh, "Aku tahu."

Karma masih memincing tidak suka terlebih saat Gakushuu mulai mengupas jeruk yang seharusnya ditujukan bagi dirinya.

"Sebaiknya kau makan makananmu, Akabane. Karena melihatku saja tak akan membuatmu kenyang."

Karma mulai menggerutu di dalam hatinya. Dia menarik perkataannya kembali. Gakushuu masih sangat menyebalkan. Setelah banyak gerutuan, Karma akhirnya memakan makanannya dengan enggan. Dia tak ingin dimarahi oleh Ibunya jika wanita itu muncul dan menemukan dia belum makan.

Meski begitu, Karma tak bisa makan banyak karena dia merasa mual hanya dengan beberapa suapan. Saat itu, dia melihat Gakushuu telah selesai mengupas jeruk dan meletakkannya di atas selembar tisu. Dia memberikan pada Karma. Jeruk dikupas dan telah dipisahkan dari serat putih. Saat Karma memakannya, rasa manis dan sedikit asam dari jeruk menyebar di dalam mulutnya. Membuat Karma melupakan rasa tak enak dari makanan yang dimakannya tadi.

"Apa kau sudah selesai memakannya?" Gakushuu menunjuk pada nampan makanan di hadapan Karma. Karma menganggukkan kepalanya, dia menjadi fokus pada jeruk yang diberikan padanya.

Gakushuu menyingkirkan nampan makanan dan menurunkan meja. Dia juga menyesuaikan ketinggian ranjang agar nyaman bagi Karma. Menanyakan apakah Karma ingin menonton tv atau melakukan hal lain. Saat Karma mengatakan dia ingin menonton tv, Gakushuu mulai mencari remote tv dan menyalakannya untuk Karma. Bahkan membantu Karma untuk mencari saluran yang ingin ditonton.

"Aku akan ke kantin untuk sarapan. Apa ada sesuatu yang kau inginkan?"

"Jika ada susu stroberi, belikan untukku."

Karma bisa melihat Gakushuu mendengus karena nada suaranya yang terkesan memerintah, tetapi remaja yang lainnya tidak menolak. Dia beranjak pergi begitu saja. Karena dia hanya bisa menonton tv saat ini, Karma mulai menggonta-ganti saluran saat dia bosan.

Seandainya saja dia membawa ponselnya, dia akan mengajak Nagisa untuk bermain game online.

Tunggu.. apakah teman-temannya tahu dia di rumah sakit?

Tbc~

14 Mei 2023

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang