"Aku juga tak ingin melakukannya jika aku tak berjanji pada orangtuamu."
Argh! Karma benar-benar tak mengerti mengapa kedua orang tuanya dengan sangat mudah menyerahkannya pada Gakushuu dari semua orang. Mengapa tak meminta Nagisa atau Tomohito? Karma bahkan masih lebih bisa menerima mereka menelepon Karasuma-sensei untuk meminta bantuan!
Walaupun dia dan Gakushuu telah menghabiskan banyak waktu bersama selagi Karma di rumah sakit, tetapi bukan berarti mereka sangat dekat sampai ke tahap mempercayai satu sama lain!
Juga mengapa Gakushuu menjanjikan hal itu pada orang tuanya?! Apa yang remaja itu pikirkan? Karma tak tahu bagaimana menyembunyikan keberadaan Korosensei atau kelas 3-E yang mendapat latihan khusus sebagai pembunuh dari Gakushuu. Karma sudah memiliki banyak beban pikiran, jangan membuatnya menambah lagi beban yang baru!
Untungnya, dalam perjalanan ke sekolah Karma telah menghubungi Nagisa dan memberitahu keadaannya saat ini. Karma yakin temannya itu bisa mengatasi masalah ini. Dia hanya berharap Korosensei tidak memutuskan melakukan hal yang aneh. Seperti terbang melintasi langit untuk menangkap misil mungkin.
Mendaki gunung menuju kelas 3-E terbukti menjadi hal yang melelahkan. Bahkan saat Karma sehat bugar, kegiatan itu selalu menyebalkan. Tetapi Karma merasa senang karena dapat bercengkrama dengan teman-temannya. Dan sekarang kondisi Karma sangat tidak memungkinkan untuk mendaki jalanan berbatu dan licin dengan cepat. Nafasnya terengah-engah bahkan sebelum mencapai setengah perjalanan juga kakinya yang mulai terasa lemah. Dia harus mengambil istirahat di beberapa tempat selama pendakian.
Hah.. andainya saja mereka bisa menggunakan kendaraan ke tempat ini. Mengapa tak dibangun jalan alternatif yang jauh lebih mudah untuk ke kelas 3-E? Sungguh diskriminasi yang sangat buruk.
"Naiklah."
Karma berkedip dengan cepat. Menatap heran pada punggung yang berada tepat di depan nya. Gakushuu sedikit berkongkok di hadapan Karma dengan punggung yang menghadap ke arah Karma.
"Apa ini?"
"Naiklah, Akabane. Aku akan menggendongmu sampai ke kelasmu. Kau sangat lamban dan jika begini terus aku yang akan terlambat masuk ke kelasku."
Tanpa perlu melihat wajah Gakushuu, Karma tahu jika remaja lainnya sedang memutar matanya. Melakukan tingkah seperti itu karena dia merasa Karma lamban dalam menerima informasi.
"Tidak! Apa yang akan dikatakan teman-temanku jika melihatku digendong olehmu?"
"Ck. Akabane, aku tak punya waktu seharian untuk meladenimu. Waktu sebelum bel masuk hanya tersisa 20 menit dan kita bahkan belum setengah perjalanan! Cepat naik atau aku akan menyeretmu ke kelasmu."
Karma mengerucutkan bibirnya. Walau sebenarnya dia kesal, dia tak bisa memungkiri jika perkataan Gakushuu ada benarnya. Bel masuk hanya tersisa beberapa menit dan mereka masih cukup jauh ke kelas. Bahkan jika Gakushuu berlari dari gedung 3-E ke gedung utama setelah selesai mengantar Karma, dia pasti akan tetap terlambat.
Karma sedikit merasa puas memikirkan Gakushuu yang selalu tepat waktu akan terlambat karena dirinya. Bukankah itu akan menjadi hal yang lucu?
"Akabane, jangan membuatku menyeretmu untuk bisa sampai ke kelasmu. Sebaiknya kau naik sekarang atau aku akan melakukan sesuatu yang tak kau sukai."
Gakushuu terdengar sangat kesal. Seandainya saja dia berada dalam kondisi yang lebih baik, Karma akan dengan senang hati menggoda Gakushuu sampai remaja itu mengamuk. Tetapi saat ini Karma bahkan tak bisa berjalan dengan benar, jika dia membuat Gakushuu kesal dan meninggalkannya di tengah hutan seperti ini, apa yang bisa Karma lakukan nantinya?
Maka dengan enggan Karma bersandar pada punggung Gakushuu dan membiarkan Gakushuu menggendongnya. Karena tak pernah digendong sebelumnya oleh orang lain selain sang Ayah, Karma hampir saja mencekik Gakushuu yang membuat mereka hampir terjatuh berguling menuruni bukit. Jika bukan karena refleks Gakushuu dan kemampuan fisik Gakushuu yang harus Karma acungi jempol, mereka mungkin akan berakhir di rumah sakit bersama.
"Akabane, katakan jika kau memang memiliki dendam padaku. Jangan merencanakan pembunuhan diam-diam seperti ini." Gakushuu mengatakan hal itu saat mereka kembali mendaki. Sementara itu Karma justru tertawa dikarenakan perkataan Gakushuu.
Remaja itu pasti tak akan percaya jika Karma mengatakan jika dia sudah mempelajari banyak hal untuk membuat rencana pembunuhan yang sempurna dan membunuh Gakushuu dengan melibatkan dirinya tidak ada sama sekali dalam daftarnya. Lagi pula pembunuhan yang bersih jauh lebih menarik minat Karma dibandingkan pembunuhan ceroboh.
Mereka tiba di bangunan kelas 3-E sekitar 10 menit kemudian dan Karma tak mau melirik teman-teman sekelasnya yang kini menatap mereka dengan begitu intens. Gakushuu nampak tak peduli sama sekali dengan tatapan yang dia dapatkan. Remaja itu dengan santai menurunkan Karma dari punggungnya lalu berpesan agar Karma tidak kemana-mana sepulang sekolah karena Gakushuu lah yang akan menjemputnya lagi. Sialan! Kenapa Gakushuu harus menjadi tipikal yang bertanggung jawab? Bukankah akan lebih baik jika remaja itu lari dari tanggung jawab? Dengan begitu Karma tak perlu repot menghadapi teman-teman sekelasnya. Dan Gakushuu malah pergi begitu saja setelah membuat Karma kehilangan muka di depan teman-temannya!
Asano Gakushuu sialan!
Tbc~
05 Desember 2023