Awal

7.8K 357 17
                                    


Assalamualaikum.

Marhabba 👋

Ketemu lagi dengan sy... Anuannya haechan😇

Sebelum baca jangan lupa votement ya, jgn siders!

Ini lapak Iqis ey😎

Happy reading!

.
.
.

"Rasanya kita bersama terlalu singkat. Kamu tau aku tidak mudah menaruh kepercayaan kepada orang lain. Dan hanya kamu dan Safa yang mampu membuat ku percaya. Tapi, kamu malah pergi meninggalkan aku. Bagaimana bisa kamu sekejam itu?" ucap seorang gadis dengan khimar berwarna hitam seraya mengelus dengan sayang makam yang ada di depannya.

"Sekarang sudah genap dua bulan Syi, sedangkan aku masih belum bisa menerima kamu yang sudah tidak lagi di sampingku. Aku tidak pernah tau bahwasanya mengikhlaskan benar-benar sesulit ini. Selama ini aku terus menerus menyuruh orang lain untuk ikhlas. Tapi, setelah aku tau ikhlas sesulit ini, rasanya aku sangat menyesal telah mengeluarkan kata seperti itu." gadis tersebut menghapus air matanya yang merembas keluar.

Dirinya menarik napas lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Rasanya dadanya kian sesak. Apa mungkin karena dirinya belum bisa mengikhlaskan sahabatnya?

"Ak-u rindu melihat senja bersamamu. Kamu tidak merindukannya?"

Gadis tersebut terkekeh ketika merasa tidak mendapat jawaban sama sekali. Dirinya merasa sudah gila karena terus-menerus berbicara di depan pusara yang bertulis nama Syifa Anatasya tersebut.

"Aku pamit pulang dulu, tadi aku baru saja melihat suamimu ke sini. Ah, kenapa aku memberi tahu mu? Sudah jelas dia bertemu dengan kamu, pasti kamu tau hal itu." dirinya terkekeh kecil.

"Aku pulang ya Syi, assalamualaikum." gadis dengan pakaian syar'inya itu langsung berdiri setelah mencium pusara tersebut.

"Bilqis?"

Sang empu yang dipanggil langsung menghadap orang yang baru saja memanggil namanya. Detik berikutnya dirinya langsung memutar bola matanya malas. Semenjak dirinya menolak berkenalan dengan lelaki ini, sepertinya lelaki ini benar-benar penasaran terhadap dirinya.

"Ada apa?!" tanyanya ngegas.

Pria tersebut malah mengeluarkan kekehannya mendengar pertanyaan super ngegas tersebut.

"Kalem dong, kaya jamet aja suka ngegas."

Mata Bilqis langsung membola ketika mendengar hal itu. Berani sekali pria di hadapannya ini mengatai dirinya jamet. Tidak sadarkah ia bahwasanya yang pantas mendapat predikat jamet tersebut adalah dirinya?

"Jamet teriak jamet. Kamu ngikutin aku kan?! Gak ada harga diri banget ya kamu."

Bukannya marah karena di hina, pria tersebut malah tergelak membuat Bilqis merasa geram.

"Emang sengklek. Setres!" teriaknya lalu pergi menuju mobilnya.

Namun, sebelum Bilqis membuka pintu mobilnya pria tersebut malah menghalangi jalannya. Membuat Bilqis kembali harus menahan emosinya.

"Mau kamu apa sih?!"

"Lo gemesin. Gue cuma pengen kenalan."

Bilqis menghela napas mendengarnya. Pria ini benar-benar sudah kehilangan akalnya.

"Kamu kan udah tau nama aku!" pria tersebut mengangguk-anggukan kepalanya.

"Iya, tapi lo gak pernah ngenalin diri secara langsung ke gue."

Bilqis menghela napas kembali. Kesabarannya yang sangat tipis benar-benar di uji oleh pria ini.

"Saya Bilqis Khumaira. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Reyhan Pradipta."

.
.
.

Lnjt g nih?

Segini dulu ya, maaf jika ada yang menyinggung perasaan.

See you next chap.

Assalamualaikum

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang