Assalamualaikum.
Marhabba 👋
Jangan lupa tandain typo,
Happy reading!
.
.
."Bilqis!" wanita dengan hijab pashmina menutup dada itu langsung menatap pria yang baru saja memanggilnya. Keningnya langsung mengerut ketika melihat orang yang memanggilnya.
"Ikut gue!" tanpa persetujuan dari Bilqis, pria itu langsung menarik tangan Bilqis, membuat wanita itu membulatkan matanya.
Plak!
"Berani banget kamu megang hak suami aku?!"
Reyhan menghela napas kasar seraya memegang pipinya yang baru saja ditampar wanita di depannya. Ia lupa bahwa Bilqis tidak pernah bersentuhan dengan sembarang pria.
Ingin rasanya ia membalas tamparan itu, tapi mengingat Bilqis adalah seorang wanita, ia harus bisa mengendalikan diri."Sorry, gue cuma mau ngomong sama lo!" Bilqis berdecih mendengarnya. Tangan wanita itu menyilang di depan dadanya.
"Apa?"
"Gak disini! Gue takut kedengaran orang."
"Dan aku gak mau sampai menimbulkan fitnah! Apalagi kalo sampai Gladis ngeliat." sanggah Bilqis dengan cepat. Reyhan yang mendengarnya berdecak kesal. Lagi-lagi wanita itu yang menjadi penghalangnya.
"Oke. Jadi, gue mau ngajak lo kerja sama." kening Bilqis langsung mengerut mendengarnya. Kerja sama apanya? Bilqis tidak ada niatan ingin bekerja. Ia masih memiliki suami yang bisa menafkahinya.
"Gak! Suami aku masih mampu nafkahin aku kok, jadi kamu gak perlu--"
"Maksud gue bukan kerja sama nyari uang Bilqis!!" geram Reyhan. Pria itu mati-matian menahan rasa gemasnya karena kelemotan Bilqis. Beruntung sekali Alfi, dapat melihat raut menggemaskan itu setiap hari.
"Terus kerja sama apa? Kalo ngomong bisa yang jelas gak sih?!" gerutunya sebal.
"Kemarin, suami lo, abang lo, dan yang lainnya, nemuin gue di cafe--"
"Aku gak nanya!" Reyhan menghela napas lelah. Ia belum selesai berbicara, tapi wanita ini sudah memotongnya.
"Gue belum selesai ngomong Bilqis!!" tangan Reyhan terangkat ke depan wajah Bilqis. Pria itu mengekspresikan dirinya seolah-olah sedang mencakar wajah Bilqis.
Bilqis terkekeh kecil. Senang rasanya membuat orang lain merasa kesal. Apalagi orang itu Reyhan.
Reyhan yang melihat wanita itu terkekeh langsung menatapnya dengan dalam. Membuat Bilqis kembali menundukan pandangannya. Reyhan berdecak kesal melihatnya. Dirinya belum puas memandangi wajah Bilqis yang terkekeh tadi. Huh, lagi-lagi dirinya iri kepada Alfi.
"Oke, gue jelasin lagi, tapi lo gak boleh motong." Bilqis mengangguk-anggukan kepalanya.
"Jadi, setelah pertemuan di cafe itu, para sesepuh itu malah nuduh gue yang nggak-nggak." Reyhan berdehem sebelum melanjutkan ucapannya.
"Maaf sebelumnya, lo lagi di teror orang kan?" Bilqis langsung membulatkan matanya. Belum sempat wanita itu mengeluarkan suaranya, Reyhan langsung menyambarnya.
"Lo jangan berspekulasi yang enggak-enggak! Lo mau nuduh gue juga kan? Heran gue, padahal gue gak tau apa-apa. Gue malah curiga sama Gladis."
"Jaga omongan kamu Rey! Gak mungkin Gladis ngelakuin hal rendahan kaya gitu, maaf sebelumnya, aku emang sempat mikirnya kamu yang ngirim, tapi setelah aku pikir-pikir, gak mungkin kamu. Bisa aja orang iseng." Bilqis langsung berbalik, hendak meninggalkan Reyhan. Namun, perkataan Reyhan membuat Bilqis menahan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilqis Khumaira [End]
Spiritual{spin off senja terakhir} Bagi Bilqis, hal yang paling sakit yang pernah ia alami adalah kehilangan sahabat yang sangat ia kasihi. Syifa bukan hanya sahabat, tapi juga saudari baginya. Bilqis kesepian, dirinya merasa hampa. Hingga, suatu ketika seor...