21. Tuduhan

1.9K 209 31
                                    


Assalamualaikum.

Maaf baru bisa up, aku beneran males bgt buat ngetik😭🙏

Tandain typo dan happy reading!

.
.
.

"Qis, gue beneran udah selesai, gue anterin ke rumah lo ya bukunya,"

"Gak usah Re, nanti aja."

"Gue udah di jalan, tadi sekalian beli nasi goreng, lo sherlock aja lokasinya, kebetulan bukunya juga udah gue masukin dalam tas,"

Bilqis menghela napas dengan kasar. Gadis itu sangat keras kepala sekali. Sudah ia katakan untuk mengembalikan bukunya nanti saja, tapi gadis itu tetap bersikeras ingin mengantarnya. Padahal ini sudah jam setengah sepuluh malam, tapi gadis itu masih berkeliaran. Apa gadis itu tidak memiliki rasa takut sama sekali?

"Iya, aku sherlock sekarang." Bilqis mengalah. Ia mematikan sambungan teleponnya lalu mengirim lokasi rumahnya pada Rere.

Wanita itu keluar dari kamarnya ketika mendengar suara mobil memasuki area rumahnya. Sedikit berlari ketika menuruni tangga agar ia bisa dengan cepat menyambut suaminya. Senyumnya langsung merekah ketika membuka pintu dan mendapati suaminya baru keluar dari mobilnya.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam, mau langsung tidur atau makan dulu?" tanya Bilqis setelah mencium punggung dan telapak tangan sang suami.

"Mau makan dulu, kamu udah makan?" tanya Alfi, lantaran Bilqis selalu menunggunya pulang untuk makan malam.

"Nunggu kamu, heheh..." benar kan! Istrinya ini memang keras kepala. Sudah ia katakan untuk tidak perlu menunggunya ketika ingin makan malam. Apalagi ini sudah sangat terlambat untuk makan malam.

"Lain kali jangan kaya gini lagi, sa-- aku gak mau kamu sakit karena telat makan." Bilqis langsung mengangguk, wanita itu kemudian menarik tangan Alfi agar masuk ke dalam rumah bersama dengan dirinya.

"Teman aku mau kesini," ucap Bilqis ketika mereka sudah masuk di dalam kamar. Alfi yang akan membuka bajunya menghentikan kegiatannya.

"Kapan? Cewek atau cowok?"

"Sekarang, cewek." Alfi melirik arlojinya. Ini sudah sangat malam, apalagi teman istrinya ini seorang wanita, bagaimana bisa ia bertamu di jam seperti ini? Dan bagaimana bisa wanita itu masih berkeliaran di jam seperti ini?

"Kenapa gak disuruh besok aja?"

"Aku udah bilang nanti aja, tapi dia katanya kebetulan lagi di luar, jadi sekalian ngembaliin buku aku yang dia pinjam." Alfi mengangguk paham. Pria itu mulai berjalan menuju kamar mandi, tapi suara Bilqis kembali menghentikannya.

"Ohya by, isi kotak tadi apa?" tanya Bilqis. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Alfi berdehem. Dirinya tidak ingin Bilqis terlalu memikirkan teror itu, lagipula isinya juga tidak terlalu penting. Bagaimana bisa peneror itu malah memberikan jilbab beserta bunga mawar? Apa peneror itu mengharapkan istrinya memakai jilbab itu? Tidak akan pernah Alfi biarkan! Tapi, peneror itu juga memberikan parfum yang cukup Alfi kenali.

"By? Kok malah bengong?" tanya Bilqis ketika melihat suaminya malah melamun.

"Ah? Nggak kok, isinya bukan apa-apa, gak usah terlalu dipikirin," Bilqis memilih mengangguk. Walaupun dirinya benar-benar sangat ingin tahu isi dari kotak itu, tapi dirinya lebih memilih menuruti ucapan suaminya.

Satu notifikasi dari handphone nya membuat Bilqis mengalihkan fokusnya, rupanya pesan dari Rere yang mengatakan ia sudah sampai di depan rumahnya. Bilqis menatap Alfi yang sudah tidak mengenakan bajunya, detak jantungnya kian bertalu. Walaupun dirinya sudah sering melihat Alfi seperti itu, tapi bukan berarti ia sudah terbiasa. Wanita itu masih malu luar biasa jika melihat Alfi dengan keadaan seperti itu.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang