12. first time

2.4K 233 31
                                    

Assalamualaikum.

Marhabba 👋

Selamat sahur untuk yang puasaaaa

Tandain typo dan...

Happy reading!

.
.
.

Bilqis meletakkan empat coklat panas untuk Chandra dan Elrica, jangan lupakan Gladis yang duduk di samping mereka. Sedangkan Alfi, duduk di depan kedua orang tuanya.

"Padahal ada art kan sayang? Kenapa harus kamu yang bikin minumannya?" tanya Elrica setelah Bilqis duduk di samping Alfi.

"Gak papa Mi," balas Bilqis seraya tersenyum. Kedua mertuanya balas tersenyum, berbeda dengan Gladis yang hanya memutar kedua bola matanya jengah.

"Ngapain ke sini?" tanya Alfi to the point. Tangannya ia lipat di depan dadanya. Benar-benar tidak ada akhlak sama sekali.

Bilqis yang duduk di sampingnya menyenggol bahunya, kenapa suaminya sangat tidak sopan? Alfi mendengus sebal. Kedua orang tuanya sangat jarang datang ke rumahnya, jika mereka ke rumahnya, pasti ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan.

"Kenapa boy? Kamu mau ngusir kami?" tanya Chandra seraya terkekeh. Alfi berdecak sebal mendengarnya.

"Mami mau nanya sama kamu, kenapa kalian gak pulang ke rumah dulu? Kenapa langsung pindah ke sini?" tanya Elrica seraya menatap putranya dengan sinis.

"Lah, ini kan rumah kami Mi, lagian kan ujung-ujungnya juga Alfi sama Bilqis bakalan tinggal di sini," Elrica mendengus sebal mendengar hal tersebut. Dirinya ingin menghabiskan waktu bersama menantunya, tapi putranya malah langsung membawa sang menantu untuk tinggal di sini.

"Abang benar lho Mi, lagi pula wanita itu-- maksud Adis, Bilqis kan udah jadi istri Abang. Jadi, terserah Abang dong mau ngajak istrinya ke mana," ucap Gladis seraya meminum coklat hangat.

"Adis, panggil Kak dong, kan Bilqis udah jadi Kakak ipar kamu," ucap Elrica seraya mengelus tangan putrinya.

"Gak," Bilqis menarik bibirnya untuk tersenyum ketika mendengar kata penolakan tersebut.

"Gak papa Mi, lagipula tuaan Adis dari pada Iqis," Gladis mendengus sebal ketika mendengar Bilqis menyebut namanya dengan kata Adis. Hei!! Itu hanya untuk orang terdekat saja, dan wanita itu malah lancang menggunakannya.

"Adis mau jalan dulu sama Rey, bye," setelah mencium kedua pipi orang tuanya, Gladis langsung melenggang pergi.

"Anak itu," Elrica menggelengkan kepalanya.

"Kalian gak mau pergi juga? Udah malam lho, Alfi mau istirahat sama Bilqis," ucap Alfi. Bilqis melototkan matanya mendengarnya. Kalimat Alfi barusan persis seperti sebuah pengusiran menurutnya.

"Jangan di dengerin Mi, Pa, kami belum mau istirahat kok," ucap Bilqis seraya tersenyum kikuk.

Elrica dan Chandra tersenyum menatap menantunya. Lihatlah, menantunya saja menghormati mereka, kenapa Alfi sangat ingin mengusir mereka? Anaknya ini benar-benar tidak memiliki akhlak.

"Yaudah, lebih baik kami pulang aja Nak, kami ke sini tadi karena sekalian lewat, makannya mampir dulu, lagi pula, Papa juga tau apa yang ingin kalian lakukan. Apalagi status kalian masih pengantin baru," ucap Chandra kembali terkekeh. Menurutnya, menggoda putra dan menantunya sangat asik.

"Apa maksud Papa?!" tanya Alfi nyolot. Chandra hanya mengedikkan bahunya santai.

"Jangan lupa sering-sering ke rumah ya sayang," pinta Elrica pada Bilqis.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang