41. Back home

2.1K 206 107
                                    


Assalamualaikum!

Happy reading!

.
.
.

Sudah satu Minggu Bilqis berada di rumah sakit. Enam hari sebelumnya, mereka melakukan akad ulang di rumah sakit ini, dan hanya di hadiri oleh keluarga Bilqis dan Alfi. Lagipula mereka hanya akad ulang, jadi hanya keluarga inti saja yang diberi tahu. Dan sekarang, wanita itu sudah berkemas ingin pulang, matanya tak henti-henti menunjukkan binar bahagianya. Ia bahagia karena akhirnya bisa pulang ke rumahnya lagi. Rumahnya bersama Alfi.

"Udah siap?" tanya Alfi yang kini sudah selesai membantu membenahi barang sang istri. Bilqis tersenyum, wanita itu langsung mengangkat kedua tangannya.

"Hug me," Alfi terkekeh. Pria itu langsung menarik Bilqis ke dalam pelukannya. Tangannya aktif mengusap kepala istrinya yang berbalut jilbab berwarna cream.

"Yang lain udah nunggu di rumah." bisik Alfi.

Bilqis mengangguk di dalam pelukan prianya. Wanita itu mendongak menatap Alfi, tangannya mengelus rahang Alfi, membuat sang pria menunduk untuk menatap paras cantik sang istri. Ia tersenyum, lalu mengikis jarak wajah mereka, menyalurkan kehangatan pada sang wanita.

Setelah menjauhkan wajahnya, Alfi kembali menatap wajah sang istri dengan lembut. Ia mengusap pipi Bilqis yang memerah.

"Ak-u mau nanya," ucap Bilqis. Tangannya menurunkan tangan Alfi yang sedang mengelus pipinya.

"Tanya aja."

"Rere sekarang di mana?"

Kening Alfi langsung mengerut ketika mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Bilqis. Kenapa wanitanya ini masih bertanya soal gadis yang sudah menjadi penyebab dirawatnya dirinya di rumah sakit? Apalagi gadis itu selalu menjadi alasan Bilqis berhubungan dengan rumah sakit ini.

"Kamu tau, aku gak suka kalau topik pembicaraan kita tentang dia," ucap Alfi dingin. Ini bukan kali pertama Bilqis bertanya soal gadis itu, bahkan wanitanya ini sudah berulang kali menanyai hal itu, dan jawaban Alfi selalu sama, tidak ingin membicarakan gadis itu. Dan Bilqis biasanya langsung mengalihkan pembicaraan, namun kali ini wanita itu sepertinya tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Hubby, aku cuma pengen tau, kamu selalu gini kalau aku tanya soal Rere. Pokoknya aku marah!" Bilqis langsung menepis tangan Alfi yang ada di pinggangnya. Ia memberengut kesal, menatap Alfi yang sedang menahan rasa gemasnya karena melihat wajah sang istri yang menggemaskan.

"Aku gak mau pulang, kalau kamu gak ngasih tau!"

"Ya gak papa, orang yang rawat kamu di sini juga aku," balas Alfi sok cuek.

Bilqis semakin kesal, tangannya langsung memukul bahu Alfi dengan pelan. "Aku cuma nanya ih, kamu gitu banget, masa sama aku gak mau terbuka,"

Alfi menghela napas kasar, "Aku juga gak tau sayang, soalnya yang ngurus gadis gila itu si Fahrizal sama Arga. Mungkin dia di kirim ke penjara yang sama dengan ayahnya, soalnya pas di tembak waktu itu, polisi gak nembak dibagian yang fatal, padahal aku ngarepnya dia mati,"

Bugh!

"Gak sopan nyumpahin orang meninggal!"

Alfi pura-pura meringis ketika Bilqis memukul dirinya."Sakit, sayang..."

"Alay banget, padahal aku gak terlalu kuat mukulnya."

"Kalau kamu yang mukul, selembut apapun bakalan tetep aku bilang sakit," Bilqis hanya menggelengkan kepalanya sebagai respons.

"Yaudah, yuk pulang!"

Belum sempat Bilqis menurunkan kakinya yang berbalut kaus kaki, Alfi langsung menggendongnya. Mata Bilqis langsung membola ketika Alfi berjalan menuju pintu. Apa pria itu akan berjalan keluar ruangan dengan menggendong dirinya? Padahal Alfi sendiri waktu itu yang berkata kepada kedua orang tuanya bahwa Bilqis sudah sembuh, tapi kenapa pria itu malah bersikap berlebihan seperti ini?

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang