Assalamualaikum.
Tandain typo dan....
Happy reading!
.
.
."Abang gak lupa kan sama perkataan Abang waktu itu?"
Pria yang masih menggunakan jas dokternya itu menghela napas. Dirinya melepaskan jasnya lalu menaruhnya di kursi ruangannya.
Entah kenapa hari ini Adiknya itu kembali mendatanginya ke rumah sakit. Lihatlah, gadis itu sudah melontarkan pertanyaan yang membuat dirinya malas sekali untuk menjawabnya.
"Abang masih inget, Dis," ucapnya lalu duduk di depan sang Adik.
"Bagus deh kalo gitu, Adis gak mau Abang malah nelan ludah sendiri,"
Pria yang tak lain adalah Alfi tersebut hanya mendengus sebal. Kenapa rasanya perasaannya sangat bertolak belakang dengan yang sudah dirinya rencanakan?
"Abang gak boleh jatuh cinta sama dia, tugas Abang cuman bikin dia jatuh cinta," ungkapnya lagi.
"Tapi--"
"Gak ada tapi-tapian. Adis gak suka Bang! Katanya Abang bakalan ngelakuin apapun demi kebahagiaan Adis," Alfi langsung mendatarkan wajahnya.
"Yang Adis lihat, cara Abang natap dia aja udah beda. Abang diapain sama dia?" Alfi langsung memberikan tatapan tajamnya pada sang adik.
"Maksud kamu apa?"
Gladis terkekeh mendengarnya. Apa abangnya pikir selama ini dirinya tidak memperhatikan interaksi keduanya? Cih!
"Abang harus inget, kalo Abang nikahin dia cuma karena Adis, supaya Rey gak deketin dia terus, dan supaya dia ngerasain gimana rasanya di tinggal pas sayang sayangnya," Gladis berdiri dari duduknya. Dirinya ingin beranjak pergi.
"Terserah kamu," ucap Alfi pada akhirnya.
Setelah gadis itu keluar, Alfi langsung memijat pangkal hidungnya. Kilasan bagaimana gadis itu memperlakukannya selama ini terputar di kepalanya. Bagaimana senyum dan tawa gadis itu, Alfi sangat mengingatnya.
"Dia hanya gadis childish, jangan sampai kamu jatuh Fi," gumam Alfi.
Flasback
"Maksud Abang apa?" tanya Gladis ketika mendengar sang Abang menceritakan kejadian ketika Reyhan sedang mabuk.
"Waktu Rey mabuk, dia pengen Bilqis yang jadi masa depan dia Dis, kalo dia maunya gadis itu, lalu kamu bagaimana?" tanya Alfi kalut.
"Gak mungkin Rey ngomong gitu," gumamnya yang masih terdengar oleh Alfi. Air matanya perlahan berjatuhan, membuat amarah Alfi ingin meledak.
"Abang bohong kan?" tanyanya seraya mengusap dengan kasar air matanya.
"Dia sendiri yang bilang, Dis. Abang gak mau kamu makin sakit hati, maka dari itu, abang pengen kamu putusin dia dari sekarang." Gladis termangu. Tidak! Dirinya tidak ingin kehilangan Reyhan. Apa yang di katakan abangnya ini? Tidak tahukah dirinya bahwasanya selama ini Gladis mendapatkan kebahagiaannya dari Reyhan?
Alfi berbalik hendak keluar dari kamar gadis itu. Namun, ucapan sang adik membuatnya menghentikan langkahnya.
"Abang janji mau ngelakuin apapun demi kebahagiaan Adis kan?" tanya gadis itu tiba-tiba.
Alfi kembali menghadap sang Adik. Dirinya mengerutkan alisnya dengan bingung.
"Nikahin gadis itu, buat dia mencintai Abang, lalu tinggalkan." Alfi langsung melayangkan tatapan tajamnya. Apa maksud gadis ini? Kenapa dirinya benar-benar di butakan oleh cintanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilqis Khumaira [End]
Spiritual{spin off senja terakhir} Bagi Bilqis, hal yang paling sakit yang pernah ia alami adalah kehilangan sahabat yang sangat ia kasihi. Syifa bukan hanya sahabat, tapi juga saudari baginya. Bilqis kesepian, dirinya merasa hampa. Hingga, suatu ketika seor...