Extra part [Persalinan]

2.5K 203 27
                                    


Assalamualaikum!

Ini extra part yang kalian mau:v

Happy reading!

.
.
.

"Sssshhh,"

Tangan Alfi terus mengelus punggung Bilqis. Wanitanya kembali merasakan sakit. Bahkan ringisan kembali terdengar dari mulut sang wanita.

"Hubby, basah."

Alfi langsung menunduk. Pria tersebut cukup kaget ketika melihat ketuban sang istri sudah pecah.

"Tunggu bentar, sayang." Alfi langsung menekan bel yang ada. Setelahnya, pria tersebut kembali mendekati Bilqis, mengelus punggung wanitanya dengan lembut.

"Sakit," Alfi terenyuh, ia melap bulir keringat yang ada di wajah sang istri. Dirinya benar-benar tidak tega melihat istrinya kesakitan seperti ini. Apa bisa rasa sakit itu di berikan kepada dirinya saja?

Bilqis mengulurkan kedua tangannya. Alfi langsung menunduk, dan Bilqis segera memeluk erat leher sang suami. Bahkan wanita itu sampai menggigit bahu suaminya. Alfi meringis kecil, ia membiarkan Bilqis melakukan hal tersebut. Ia tahu sakit yang di berikan wanitanya tidak sebanding dengan yang dirasakan wanitanya. Tangannya kembali aktif mengelus pinggang Bilqis.

Setelah beberapa menit, seorang dokter datang. Dokter perempuan paruh baya tersebut tersenyum menyapa Alfi.

Alfi langsung melepaskan pelukannya seraya tersenyum singkat membalas sapaan dokter tersebut.

"Biar saya periksa, dokter." ucapnya pada Alfi.

Alfi mengangguk lalu bergeser sedikit. Memberi ruang pada dokter Soraya, dokter yang membantu persalinan Bilqis.

"Masih pembukaan empat, Bu Bilqis kesakitan karena mulut rahimnya mulai terbuka,"

Dokter Soraya tersenyum sebelum kembali berbicara,  "Kalau bisa, Bu Bilqisnya banyakin bergerak ya Bu. Jangan terlalu sering rebahan, kalau bisa jalan kaki dari brankar sampai sofa juga tidak papa, agar proses pembukaan bisa lebih cepat."

"Baik, dokter."

Dokter Soraya langsung pamit keluar. Meninggalkan pasangan suami istri tersebut.

"Yang lain udah di kabarin?"

"Astaghfirullah sayang, aku lupa."

Bilqis menggelengkan kepalanya. "Padahal aku udah dari tadi pagi di rumah sakit ini, dan kamu malah belum ngasih kabar ke yang lain,"

"Maaf sayang, aku tadi panik." pria itu langsung menghubungi keluarganya.

Dua jam sudah berlalu, Bilqis yang awalnya tertidur menggeliat pelan. Matanya langsung melihat ke arah Alfi yang sedang duduk bersama dengan Umma dan Ibu mertuanya. Bilqis meringis kencang, dan hal itu langsung mengalihkan perhatian Alfi dan kedua wanita paruh baya tersebut.

Pria itu langsung mendekati brankar Bilqis.

"Sakit lagi?"

"Capek, sakitnya gak berhenti-henti. Padahal aku baru ketiduran sepuluh menit yang lalu." napas wanita itu terdengar ngos-ngosan.

"Sabar ya sayang."

"Ini makin sakit, hubby. Capek..." lirihnya. Bahkan wanita itu sampai terisak. Air matanya berjatuhan, menyatu dengan bulir keringatnya.

Hani langsung menekan bel yang ada ketika melihat putrinya menangis sesenggukan. Bahkan baju sang menantu sudah basah karena air mata wanita itu. Putrinya terlihat benar-benar kesakitan. Ia tidak tahu seperti apa sakit yang di rasakan oleh putrinya, karena ia ketika melahirkan menjalani operasi. Wanita paruh baya itu terlihat sangat khawatir.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang