Assalamualaikum!
Extra part kedua nih!
Happy reading!
.
.
.Pagi-pagi sekali Bilqis sudah berkutat di dapur. Setelah shalat subuh tadi, wanita itu langsung pergi ke dapur. Meninggalkan suaminya yang terlelap di samping putranya.
Gaishan Raffasya Hafis, putranya yang kini berusia empat bulan tersebut semakin gembul saja. Ah, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin dirinya melahirkan, dan sekarang putranya sudah berusia empat bulan.
"Lho, Non Bilqis kok masak? Padahal Mbok baru aja mau masak,"
Bilqis berbalik. Ia tersenyum menyapa Mbok Ami. "Gak papa Mbok, pagi ini Iqis aja yang masak. Mbok bisa bantuin Mbak Asni kok, untuk urusan dapur, biar jadi tugas Iqis."
"Aduh, jangan atuh Non, Mbok gak enak."
"Udah Mbok gak papa, lagipula Raffa sama Ayahnya masih tidur, jadi Iqis masih bisa masak. Soalnya dua bayi Iqis lagi anteng,"
Mbok Ami terkekeh mendengarnya. Tuan mudanya itu memang sangat cocok mendapatkan predikat seorang bayi. Ia akan seperti bayi yang merengek pada ibunya saat bersama Bilqis.
Mbok Ami, memperhatikan Bilqis yang juga ikut tertawa. Majikannya ini makin hari makin lucu dan cantik saja. Pantas saja Tuan mudanya begitu menyayanginya. Bahkan wanita itu tidak terlihat seperti seorang Ibu. Bilqis memang pandai merawat diri.
"Yaudah, kalo gitu Mbok bantu Asni beres-beres rumah dulu, ya Non."
"Oke, Mbok!" Bilqis menjawab dengan semangat. Wanita itu langsung berbalik, kembali mengaduk nasi goreng buatannya. Dirinya tidak menyadari kedatangan Alfi.
Pria itu nampak mengucek matanya, senyumnya terukir ketika melihat istrinya sibuk berkutat di dapur. Ia langsung melingkarkan tangannya di pinggang sang istri. Pria itu menaruh dagunya di bahu wanitanya.
"Morning, sayang." bisiknya berat. Bahkan matanya kembali ia pejamkan, menghirup aroma tubuh sang istri yang membuatnya candu.
"Morning too, hubby." balas Bilqis seraya melirik sekilas sang suami yang fokus menghirup aroma tubuhnya.
"Kamu masak sup itu buat siapa? Masa nasi goreng di satuin sama sup?" tanya Alfi ketika melihat Bilqis membuat sup.
"Aku mau ke rumah sakit, mau jenguk ponakan aku. Aku bikin sup buat Safa."
Alfi mengangguk. Pria itu kembali mengeratkan pelukannya. Ia lupa bahwa istri dari Abang iparnya itu sudah melahirkan putranya tadi malam. Yap, anak Fahrizal juga seorang laki-laki.
"Raffa masih tidur?"
"Hm," Alfi hanya berdehem menjawab. Ia memejamkan matanya kembali.
"Kamu gak ke RS?"
"Sekalian sama kamu dan Raffa, aku gak ada shift hari ini," Bilqis mengangguk. Wanita itu mematikan kompornya ketika sup dan nasi gorengnya sudah matang.
Bilqis langsung berbalik, ia langsung mengalungkan tangannya di leher Alfi yang kini sudah kembali membuka matanya. Menatapnya dengan sangat lembut.
"Mau makan sekarang?"
"Makan kamu aja, gimana?" pria itu mencium pipi Bilqis berkali-kali. Membuat Bilqis terkekeh geli. Sepertinya prianya ini lupa untuk bercukur.
"Nanti aku bantuin cukuran," Alfi tersenyum senang mendengarnya.
"Niat aku emang gitu, makannya sengaja gak aku cukur," Bilqis mendengus sebal.
"Sekarang aku nanya serius, kamu jawabnya juga jangan melenceng! Kamu mau sarapan sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilqis Khumaira [End]
Spiritual{spin off senja terakhir} Bagi Bilqis, hal yang paling sakit yang pernah ia alami adalah kehilangan sahabat yang sangat ia kasihi. Syifa bukan hanya sahabat, tapi juga saudari baginya. Bilqis kesepian, dirinya merasa hampa. Hingga, suatu ketika seor...