32. Dukungan Umma

1.9K 225 33
                                    

"Kalian ada masalah ya, Nak?"

Alfi yang sedang meminum jusnya langsung menatap Hani dengan sendu. Kini mereka berdua sedang berada di cafe, sesuai keinginan Hani, sedangkan Fahrizal memilih menunggu di dalam mobil Alfi.

Hani tersenyum ketika melihat Alfi menatapnya dengan sendu seperti itu. Perempuan itu berusaha menenangkan Alfi.

"Di dalam suatu rumah tangga itu pasti ada yang namanya masalah. Permasalahan itu sebagai pemanis di hubungan kalian. Sekarang, tergantung bagaimana cara kalian menyikapinya. Jujur, sebenarnya Umma kecewa dengan Bilqis, karena dia memilih pergi meninggalkan masalahnya. Maafkan sikap kekanakkan putri Umma ya, Fi." Alfi langsung menggeleng mendengarnya, ini bukan salah Bilqis, ini murni kesalahan dirinya. Wanita mana yang tidak sakit hati ketika suaminya membangun hubungan atas dasar kebohongan?

"Ini bukan salah Bilqis Umma, semua ini murni kesalahan Alfi. Maaf Umma, Alfi mengingkari janji Alfi kepada Umma dan Papa. Jangan kecewa kepada Bilqis, Bilqis gak salah. Di sini harusnya Umma kecewa kepada Alfi." kening Hani mengerut mendengarnya. Dirinya sangat ingin bertanya lebih pada menantunya ini, tapi ia tidak boleh ikut campur dalam rumah tangga anaknya.

"Umma percaya sama kamu Alfi, kamu cukup dewasa menghadapi Bilqis. Karena itu Umma dan Papa setuju menikahkan kalian, kamu pasti bisa membujuknya." Alfi tersenyum menatap Hani.

"Umma, kalau Umma tau kejadian sebenarnya, apa Umma akan tetap memberi semangat agar Alfi dapat meluluhkan Bilqis?" tanyanya dengan lirih.

"Pasti. Umma pasti akan dukung kalian. Karena seperti yang Umma katakan tadi, pertengkaran itu hal yang wajar dalam rumah tangga."

"Tapi ini berbeda Umma. Sebenarnya, Bilqis marah karena kebohongan Alfi."

"Kamu bohong masalah apa?" tanya Hani yang sudah tidak bisa mengatasi rasa penasarannya.

Alfi menghembuskan napasnya dengan kasar, pria itu menatap Hani dengan dalam.

"Umma, sebenarnya niat Alfi menikahi Bilqis karena Gladis." dapat Alfi lihat mertuanya itu menatapnya dengan kedua alis menekuk.

"Reyhan adalah adiknya Arga, dan Reyhan adalah kekasih adiknya Alfi, tapi di sini Reyhan malah menyukai Bilqis, dan Gladis meminta Alfi menikahi Bilqis agar Bilqis tidak mendekati Reyhan lagi," Hani nampak terdiam.

"Awalnya Gladis meminta agar membuat Bilqis jatuh cinta lalu ditinggalkan, tapi bukan hanya Bilqis yang jatuh cinta, Alfi juga." ucapnya dengan lirih.

"Saat Gladis menagih janji Alfi untuk meninggalkan Bilqis, Alfi ingin mencoba mencari alasan agar Gladis bisa mengerti, tapi Bilqis malah tidak sengaja mendengar pembicaraan kami. Dan yang lebih parahnya lagi, saat itu Alfi mengatakan bahwa sikap manis Alfi selama ini hanya acting. Padahal saat itu, Alfi benar-benar tulus, Alfi merasa nyaman bersama Bilqis. Tapi entah kenapa pikiran dan hati Alfi tidak sejalan. Alfi ingin Bilqis kembali bersama Alfi. Maaf, Alfi ngelunjak kan, Umma?" pria itu terkekeh hambar lalu menyeka ujung matanya yang berair, hal itu tidak luput dari penglihatan Hani.

"Kamu tidak lagi mengarang cerita, kan?" tanya Hani yang masih belum percaya dengan jalan pikiran sang menantu. Bagaimana bisa sang menantu yang ia kira berpikiran dewasa malah labil seperti ini?

"Maaf, Umma..." Hani menghela napas. Dirinya kecewa dengan Alfi, tapi dirinya juga tidak bisa menyalahkan Alfi atas hal ini, ini semua di luar kendali sang menantu. Tapi ia sakit hati saat mengetahui bahwa perasaan sang putri ingin di permainkan oleh menantunya.

"Jujur Umma kecewa banget sama kamu Fi, Umma gak akan ikhlas kalau ada seorang pria yang ingin menyakiti hati putri Umma. Ibu mana yang akan diam saja saat putrinya di sakiti?"

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang