Assalamualaikum.
Marhabba 👋
Happy reading!
Jangan lupa perbanyak shalawat di hari Jum'at!
.
.
."Saya terima nikah dan kawinnya Bilqis Khumaira binti Ahmad Adhil Bramasta dengan maskawin seperangkat alat sholat dan kalung 100 gram dibayar tunai!"
"Bagaimana, para saksi? Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah....."
Alfi menghela napasnya, akhirnya!
Di seberang Alfi seorang pria menatapnya dengan berkaca-kaca. Setelah berdo'a pria tersebut berdiri menghampiri pria yang baru saja sah menjadi menantunya tersebut.
"Alfi, sekarang Papa lepas tanggung jawab Papa kepada kamu. Papa harap, kamu bisa menjaga dan menyayangi putri Papa sebagaimana kami menyayanginya. Jangan sakiti dia, kalau dia salah ingati dia, jangan sampai kamu main tangan terhadapnya. Dan jika kamu sudah tidak menginginkannya, beri tahu Papa, akan Papa jemput putri Papa untuk pulang kembali." Adhil mengusap pipinya yang basah karena air matanya. Alfi tersenyum tipis.
"InsyaAllah Pa, Alfi akan berusaha menjadi suami yang baik untuk Bilqis."
Adhil tersenyum membalasnya. Arga dan Roy datang lalu menepuk pelan bahu Alfi.
"Udah sah aja nih, nanti spill pengal--"
"Mulut lo mau di amputasi?" potong Alfi.
"Nah Om! Liat, menantu Om ini sadis banget Om! Mana ada mulut di amputasi," balas Roy seraya menyugar rambutnya. Pria itu sok akrab kepada Adhil.
Para tamu undangan yang ada di sana hanya menggelengkan kepala melihat perilaku mereka.
"Selamat ya Fi, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Jaga istri lo, jangan sampai jadi kaya gue." ucapnya seraya terkekeh hambar.
"Makasih Ga,"
"Woy! Ini pengantin wanitanya gak mau di jemput?!" teriak Fahrizal kesal. Dirinya ingin cepat-cepat makan.
"Oh iya, silakan istrinya di jemput dulu Nak Alfi," ucap penghulu tadi.
Alfi tersenyum kikuk lalu mengangguk.
Sedangkan seorang pria yang duduk di samping seorang gadis dengan dress selutut tersebut mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. Dirinya sama sekali tidak ada niat memberi selamat.
*****
"Aku Rena, kemarin aku baru sampai, jadi baru bisa ketemu sama kamu pas udah mau akad. Ohya, aku kakaknya Alfi." ucap seorang wanita dengan rambut di gelung. Bilqis mengerjapkan matanya lalu mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan wanita yang mengaku sebagai Kakak dari calon suaminya itu.
"Saya Bilqis Khumaira Kak, salam kenal," Rena tertawa seraya menyambut uluran tangan Bilqis.
"Kamu ngenalin diri kamu formal banget," ucapnya.
Bilqis menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Matanya tertuju pada perut Rena yang sedikit membuncit. Apa Kakak iparnya ini sedang hamil?
"Kakak lagi hamil?" tanya Bilqis.
Rena tersenyum lalu mengangguk dengan semangat.
"Iya, udah enam bulan. Keliatan banget ya?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilqis Khumaira [End]
Spiritual{spin off senja terakhir} Bagi Bilqis, hal yang paling sakit yang pernah ia alami adalah kehilangan sahabat yang sangat ia kasihi. Syifa bukan hanya sahabat, tapi juga saudari baginya. Bilqis kesepian, dirinya merasa hampa. Hingga, suatu ketika seor...