6. Kedatangan Alfi

2.5K 234 15
                                    

Assalamualaikum.

.
.
.

"Gue udah di depan Masjidnya. Lo kenapa lama banget sih, Ga?!" gerutu Alfi seraya menggenggam ponselnya dengan erat, berusaha melampiaskan amarahnya.

Arga yang mengajaknya malah Arga yang datang terlambat. Alfi mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Menghela napas dengan berat lalu melihat sekeliling Masjid.

Alfi memicingkan matanya. Sudah banyak orang yang datang di Masjid ini. Matanya tak sengaja melihat seorang gadis dengan pakaian syar'inya bersama seorang pria? Siapa pria tersebut?

Alfi kembali memicingkan matanya berusaha memastikan apakah benar gadis itu adalah orang yang sama. Namun, matanya memang melihat gadis itu. Tidak mungkin dirinya salah lihat.

Mata Alfi langsung membola ketika melihat pria yang bersama gadis tersebut mencium kening sang gadis sebelum pergi ke tempat para pria. Dirinya sangat yakin gadis itu sangat anti terhadap seorang pria. Lalu kenapa dia mau di cium oleh pria tersebut? Apalagi gadis itu malah tersenyum lebar mendapat perlakuan seperti itu.

"Mata gue bermasalah atau apa?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia mengucek matanya.

"Kenapa?"

"Anjir!"

Alfi refleks melihat orang yang baru saja mengganggu aktivitasnya tersebut.

"Ganggu aja. Kemana aja lo?" pria yang di tanya oleh Alfi malah menepuk pelan bahu Alfi.

"Ngajakin dua cecunguk. But, mereka nolak."

Alfi menghela napas kasar. Dirinya sudah menduga hal tersebut. Dua setan itu tidak akan mau jika di ajak pergi ke Masjid.

"Sudah gue duga."

Alfi kembali memicingkan matanya ke arah di mana dirinya melihat gadis tadi. Tapi gadis tadi sudah tidak ada. Mungkin sudah masuk ke Masjid. Apa gadis itu sudah bersuami? Tapi sangat tidak mungkin, gadis itu baru lulus SMA satu tahun yang lalu bersama Syifa, istri dari Arga. Lalu, kenapa tiba-tiba sudah menikah?

Sangat tidak mungkin jika gadis itu menikah saat SMA bukan? Mana ada orang yang menikah di bangku SMA dan masih bisa menyelesaikan pendidikan SMA nya. Itu hanya di dunia fiksi bukan? Dan kalau pun ada, maka mereka sudah pasti mengikuti paket.  Entahlah, Alfi tidak mengerti.

"Woy! Kenapa ngelamun? Ayo masuk, bentar lagi mulai." perkataan Arga kembali membawa kesadaran Alfi.

"Ah, iya."

*****

"Ada apa Alfi? Saya tidak menyangka kamu memang ingin bertamu ke rumah saya. Jadi, ucapan kamu saat  itu benar?"

Alfi memegang dadanya yang bergemuruh, lalu menatap sosok yang baru saja berbicara tersebut.

Seorang wanita paruh baya dengan hijab syar'i nya menaruh minuman di depan keduanya, lalu tersenyum dan duduk di samping suaminya. Pria yang berada di depan Alfi langsung tersenyum lembut ke arah Alfi.

"Di minum dulu, Fi." Alfi tersenyum kikuk, lalu meminum minuman itu dengan tangan bergetar. Pria dan wanita yang ada di depannya terkekeh.

Alfi menarik napas dalam lalu mulai menatap pria dan wanita yang duduk dengan tenang di depannya.

"Papa, Umma, eh, ada tamu ya? Lanjutin aja, Fahri mau jemput Iqis dulu. Anak kalian yang katanya bibit unggul itu minta di jemput. Assalamualaikum." Fahrizal langsung mencium punggung tangan Adhil dan Hani lalu melempar senyum ke arah Alfi yang menatapnya dengan bingung.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang