40. Permintaan Bilqis

2.2K 242 108
                                    

Assalamualaikum!

Maaf bgt baru up, handphoneku nyemplung ke air, untung masih bisa dapet. But, lcdnya lagi² hrs di ganti🥲

Pokoknya kalian harus votement! Aku udah berusaha memperbaiki hpnya secepat mngkn buat up🙂

Happy reading!

.
.
.

"ALLAHUAKBAR!"

Refleks, Alfi dan Bilqis langsung menjauh, kedua orang itu langsung menatap orang yang sedang menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya. Bahkan keranjang buah yang berisi lima buah mangga sudah tergeletak di lantai. Di belakang gadis itu ada seorang pria yang menatap si gadis dengan bingung.

"Kenapa Ning?" tanya si pria.

Bilqis berdehem singkat, wanita itu mencoba bersikap setenang mungkin.

"Ay-o masuk Saf!" ajak Bilqis.

Safa mulai membuka wajahnya perlahan, dirinya menyengir lalu memungut buah mangga yang berjatuhan tadi. Pria yang di belakangnya membantu.

"Abang kok sama Safa?" tanya Bilqis. Kini wanita itu sudah terlihat biasa saja.

"Iya, tadi soalnya Gus Akbar cuman bisa nganterin sampai depan RS, istri beliau lagi gak enak badan. Lagipula, Ning Safa kan gak tau ruangan kamu, Dek. Yaudah, sekalian aja bareng Abang." jawab Fahrizal panjang lebar.

"Abang kamu modus itu!" celetuk Alfi lalu memasukan anak rambut yang keluar dari kerudung instan Bilqis.

"Gak usah sok akrab lo! Gue masih gak mau baikan sama lo."

"Lo gak usah sok jual mahal, Umma sama Papa udah mau ngasih maaf dan baikan sama gue, masa lo gak mau?"

"Gue bukan Umma dan Papa, jadi gue gak mau maafin orang yang udah nyaki--"

"Kalian kenapa berantem sih? Itu kasian Safanya bingung ngeliat kalian. Lebih baik kalian keluar deh, aku mau di temenin Safa aja, kepala aku pusing kalau liat kalian berantem terus!" gerutu Bilqis.

"Kok kamu gak bilang kepalanya sakit? Sini ak--"

"Keluar ih..." rengek Bilqis pada Alfi yang berbicara padanya.

Alfi menghela napas, ia kemudian mengangguk seraya mengusap pipi Bilqis.

"Aku keluar," sebelum keluar, pria itu sempat mencium pucuk kepala Bilqis, membuat Fahrizal yang melihatnya memutar bola matanya malas.

"Abang juga keluar. Gak usah terlalu lama marah sama suami Iqis, sana baikan!" perintah Bilqis saat melihat abangnya masih ada di dalam ruangannya.

Fahrizal hanya berdehem singkat menanggapi. Pria itu menatap Safa sekilas, lalu keluar dari ruangan Bilqis dengan tidak rela. Crush nya kan masih di dalam! Masa dirinya di suruh keluar?!

"Mbak Bilqis udah baikan?" tanya Safa memulai percakapan.

Bilqis tersenyum sebelum menjawab, "Iya, Alhamdulillah. Bosen aku tu keluar masuk RS,"

Safa terkekeh mendengar gerutuan Bilqis. Wajah Bilqis benar-benar terlihat menggemaskan.

"Ohya, kamu beneran gak mau kuliah, Saf?"

Safa menggeleng. Setelah lulus, gadis itu tidak berniat melanjutkan pendidikannya. Kesehariannya sekarang hanya mengajar di pesantren sang ayah.

"Mbak kan tau aku gak ada niatan kuliah, aku maunya nikah muda, hehe,"

Bilqis ikut terkekeh. Bagaimana bisa ia lupa bahwa impian Ning nya ini sangat sederhana?

"Nikah enak gak, Mbak?"

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang