Assalamualaikum.Marhabba 👋
Happy reading!
.
.
.Undangan mulai tersebar, dua hari lagi hari sakral Bilqis dan Alfi akan terjadi.
"Ini beneran?" Gladis memutar bola matanya malas ketika pertanyaan itu kembali keluar dari mulut sahabatnya.
"Tasya, Indri! Kalian gak bosen nanya itu mulu?"
"Gak nyangka aja kalau lo setuju iparan sama cewek itu,"
Gladis hanya mengehela nafas lalu kembali melihat ponselnya. Dirinya ingin mengirim pesan saja kepada sang kekasih.
Setelah melihat pesannya sudah di baca oleh Reyhan, Gladis langsung berlari menuju kantin."Woy! Mau kemana lo?!" teriak Tasya.
Gladis menghiraukan seruan Tasya, dirinya berlari menuju kantin yang berada dekat dengan fakultas kedokteran.
Gladis mengatur napasnya yang ngos-ngosan, dirinya melihat sekeliling. Matanya menangkap satu objek, Rendy! Teman Reyhan. Langsung saja dirinya menghampiri Rendy.
"Rey ma--" belum sempat Gladis menyelesaikan perkataannya, Rendy langsung membekap mulutnya lalu menunjuk ke arah seorang pria dan gadis dengan hijab berwarna dusty yang sedang mendebat sesuatu.
Gladis menurunkan tangan Rendy dari mulutnya, dirinya fokus menatap kedua orang yang sedang menjadi objek semua orang saat ini.
"Kenapa lo terima?"
"Apasih? Minggir! Saya mau lewat," ucap gadis itu dengan ketus. Kenapa pria ini selalu mengganggu dirinya?
"JAWAB PERTANYAAN GUE! KENAPA LO TERIMA?!" Reyhan meninggikan suaranya, membuat semua orang yang berada di sana menatap dengan ngeri.
Bilqis, gadis itu tak kalah terkejut ketika mendapat bentakan seperti itu. Kenapa pria ini malah membentaknya? Memangnya dirinya melakukan kesalahan jika ingin menikah? Menikah itu salah satu sunah yang di anjurkan, lalu kenapa pria ini malah seperti ini?
"Itu hak saya, kenapa Anda yang repot?"
"LO TAU GUE SUKA SAMA LO! KENAPA MALAH NERIMA LAMARAN ORANG LAIN?!"
Bilqis membulatkan matanya tak habis pikir dengan manusia yang ada di depannya. Kekasihnya begitu banyak, kenapa masih mengincar gadis seperti dirinya?
"Pacar kamu banyak, kenapa masih nyari ce--"
"Mereka hanya gadis seleksian,"
Bilqis menggelengkan kepalanya tak percaya. Hebat sekali pria ini dalam memainkan hati seorang wanita? Apa dirinya lupa bahwa dirinya di lahirkan dari seorang wanita juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilqis Khumaira [End]
Spiritual{spin off senja terakhir} Bagi Bilqis, hal yang paling sakit yang pernah ia alami adalah kehilangan sahabat yang sangat ia kasihi. Syifa bukan hanya sahabat, tapi juga saudari baginya. Bilqis kesepian, dirinya merasa hampa. Hingga, suatu ketika seor...