10. Kehidupan baru

2.7K 238 18
                                    


Assalamualaikum.

Marhabba 👋

Selamat sahurrrrrrr!!!!

Jangan lupa tandain typo!

Happy reading!

.
.
.

Bilqis membuka matanya yang terasa berat, setelah Alfi selesai melaksanakan shalat isyanya tadi malam, keduanya langsung memutuskan untuk beristirahat. Bilqis melirik pria yang berada di sampingnya. Pria itu masih memejamkan matanya.

Bilqis duduk lalu membaca do'a bangun tidur. Dirinya memasukan anak rambutnya yang keluar dari jilbab instannya. Yah, Bilqis belum melepas jilbabnya. Dirinya tadi malam beralasan bahwa di kamar hotel ini bisa jadi terdapat cctv, dan dirinya tidak ingin orang lain melihat auratnya. Alfi yang mendengar hal tersebut hanya mengiyakan.

"Om--eh, maksudnya suami! Ayo bangun dulu, bentar lagi adzan subuh." Bilqis mengguncangkan bahu Alfi. Namun, bukannya bangun, Alfi malah semakin mencari posisi nyamannya. Bilqis terkekeh melihat hal tersebut. Tangan Bilqis terulur untuk mengelus pipi sang suami dengan lembut.

"Ayo bangun dulu ih! Bentar lagi adzan," Alfi menggeliat kecil. Bilqis segera mencubit pipi Alfi dengan kencang membuat sang empu memekik tertahan.

"Awsss," pria tersebut langsung membuka matanya lalu menatap Bilqis dengan bingung.

"Ayo siap-siap shalat!" perintah Bilqis. Alfi mendengus sebal. Kenapa gadis ini membangunkannya dengan kasar?

"Harusnya cara bangunin kamu itu romantis dikit," gerutu Alfi yang membuat Bilqis tergelak.

"Aku udah bangunin kamu dengan romantis ya, udah aku elus juga pipi kamunya, kamu aja yang kebo," gerutu Bilqis tak terima.

"Terserah,"

"Ih, kebalik! Harusnya aku yang ngomong gitu," Alfi hanya menggelengkan kepalanya lalu beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Bilqis terkekeh pelan lalu mulai berjalan menuju kopernya untuk mengganti bajunya. Setelah beberapa menit, Alfi keluar dari kamar mandi lalu mulai melaksanakan kewajibannya. Saat Alfi shalat, Bilqis segera masuk ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti bajunya.

*****

"Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Alfi pada Bilqis.

Mereka akan pergi ke rumah Bilqis untuk mengambil barang gadis itu.

"Ada," kening Alfi langsung mengerut.

"Apa? Yaudah, ambil cepat,"

"Yang ketinggalan bayangan kita," Bilqis terkekeh di akhir kalimatnya membuat Alfi menghela napas, berusaha sabar dengan kerandoman gadis yang sudah resmi menjadi istrinya ini.

"Ayo!" Alfi langsung menyeret dua koper mereka. Bilqis tersenyum lalu berjalan di samping Alfi. Di sela-sela perjalanan mereka, Bilqis memulai pembicaraan.

"By," Bilqis pertama kali menggunakan panggilan itu.

Alfi berusaha mati-matian menahan diri agar tidak terlihat salah tingkah. Pria itu berdehem menjawab panggilan Bilqis.

"Mau nanya boleh nggak?"

"Apa?" jawab Alfi seraya memasukan koper mereka kedalam mobilnya.

Dirinya kemudian membukakan pintu untuk Bilqis masuk. Bilqis tersenyum lebar ketika mendapat perilaku manis seperti ini. Dirinya langsung mendudukan dirinya dengan nyaman. Alfi mengitari mobilnya untuk masuk ke tempat kemudi.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang