5. Kejujuran Reyhan

2.3K 232 5
                                    


Assalamualaikum

Marhabba 👋

Tandain typo!

Happy reading!

.
.
.


Brak!

"Tega banget lo sama gue?! Gue salah apa? Segitu menariknya cewek itu sampai lo kaya gini?!"

"Apa kelebihan cewek itu?! Apa yang membuat dia begitu hebat di mata lo?!"

"Gue gak bisa kaya gini! Kenapa tiba-tiba ada orang baru?! Arghhh!!"

Prang!

Gadis dengan penampilan acak-acakan tersebut melempar vas yang berada di kamarnya. Matanya memerah menahan amarahnya yang memuncak.

"Adis?!"

Gadis itu menghiraukan panggilan tersebut. Dirinya baru pertama kali jatuh cinta dan pria yang menjadi sahabatnya itu berhasil mengambil cintanya. Tapi kenapa pria itu malah ingin mencari wanita lain lagi?

Brak!

"Adis?!" Alfi langsung menghampiri Adiknya yang terlihat kacau.

"Bang..." Gladis langsung menubruk tubuh pria tersebut.

"Rey kenapa masih deketin dia? Adis gak suka. Adis sayang Rey..." lirihnya seraya sesenggukan.

Alfi mengusap kepala sang Adik dengan sayang. Reyhan! Pria itu benar-benar telah melakukan kesalahan besar.

"Adis gak mau pisah sama Rey. Gak akan mau. Rey juga." Alfi menghela napas mendengarnya. Adiknya ini benar-benar sudah di butakan oleh cinta.

"Iya, gak akan ada yang misahin kamu. Bagaimana pun juga kamu memang pemenangnya kan? Orang baru tidak akan bisa mengalahkan orang lama." balas Alfi berusaha menenangkan sang Adik.

Gladis mengangguk membenarkan. Dirinya sudah bersama sejak kecil dengan Reyhan. Dan gadis yang baru masuk ke dalam hubungan mereka itu tidak mungkin bisa menggantikan posisi dirinya.

"Adis mau tidur."

*****

"Ga, Rey mana?"

"Club mungkin." jawab pria yang sedang duduk dengan santai seraya menatap bingkai foto yang berada di tangannya.

Alfi maju mendekati pria tersebut. Detik berikutnya dirinya menghela napas pelan. Pantas saja responsnya seadanya, rupanya pria ini sedang melepas rindu dengan istrinya.

Alfi sudah jauh-jauh ke kantor Arga untuk mencari tahu di mana Reyhan. Dirinya sudah pergi ke rumah keluarga Pradipta, tapi Reyhan tidak ada.

"Gue punya urusan sama Adek lo."

Kening Arga mengerut mendengarnya. Dirinya tidak bertanya padahal.

"Urusan lo sama Adik gue, kenapa malah ke kantor gue? Lo setres?" ucap Arga seraya mengotak atik layar ponselnya.

"Lo--" ucapan Alfi terputus kala mendengar Arga berbicara dengan seseorang melalui panggilan teleponnya.

"Roy, lo tau Rey di mana?"

"Lagi sama gue, di club. Mabuk dia. Katanya dia gila karena cewek, Hahaha." Arga langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak.

"Lo denger sendiri kan? silakan keluar." Alfi mendengus sebal. Dirinya langsung melangkahkan kakinya ingin keluar dari ruangan Arga.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang