17. Anak adopsi

1.9K 201 23
                                    

Assalamualaikum.

Marhabba.

Karena hari ini hari isra mi'raj, jadi saya up. Hahaha

Tandain typo dan...

Happy reading!

.
.
.

Bilqis mendengar suara adzan maghrib, tangannya yang semula mengelus kepala Alfi langsung terhenti. Dirinya menatap Alfi yang masih terlelap dalam tidurnya. Tangan prianya masih erat memeluk dirinya. Badan suaminya juga sudah tidak terlalu panas. Alhamdulillah.

Bilqis menggerakkan tubuhnya perlahan, gadis itu bingung harus membangunkan suaminya atau tidak. Pasalnya, ini sudah masuk waktu shalat maghrib. Apalagi tidur setelah asar itu sangat tidak baik. Daya ingat kita bisa berkurang.

Karena, pada waktu ini berisiko mengurangi daya aktif akal kita. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan Ad-Dailami. “Barang siapa tidur setelah waktu asar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri.”

Tapi, karena suaminya sedang sakit, jadi Bilqis membiarkannya. Kasian juga suaminya kelelahan. Apalagi suaminya seperti ini karena kurang istirahat.

Tangan Bilqis perlahan melepas pelukan Alfi. Namun, pelukan itu semakin erat, membuat Bilqis terkekeh kecil.

"By, aku mau shalat dulu," ucap Bilqis seraya mengelus pipi Alfi. Pria tersebut hanya bergumam, entah apa maksudnya.

"Aku mau shalat maghrib dulu, by." Alfi membuka matanya dengan sayu. Pria tersebut melepaskan pelukannya lalu menyandarkan dirinya. Menatap sang istri yang juga menatap dirinya.

Bilqis menempelkan tangannya di kening Alfi. Suhu tubuhnya sudah normal. Tapi pria tersebut masih menatapnya dengan sayu. Mungkin efek bangun tidur.

"Jama'ah aja, saya masih belum bisa kalau ke masjid." mata Bilqis langsung berbinar. Siapa yang tidak senang di imami oleh suaminya? Apalagi Alfi sering shalat berjama'ah di masjid, Alfi hanya bisa menjadi imamnya saat shalat tahajud saja.

"Iya, ayo aku bantu wudhu," Alfi terkekeh pelan. Istrinya sangat antusias sekali.

"Saya masih bisa sendiri, Bilqis." Bilqis mengangguk dengan pipi yang memerah.

Gadis itu langsung menyiapkan peralatan shalat mereka, setelah Alfi selesai berwudhu barulah dirinya berwudhu.

*****

Bilqis berjalan di koridor kampusnya dengan lesu. Baru saja tugasnya selesai dan di kumpulkan, tapi sekarang? Dosennya malah memberikan tugas lagi. Rasanya Bilqis ingin menangis saja. Dirinya sudah bosan dengan pertugasan yang ada. Kenapa harus ada yang namanya tugas di dunia ini? Tidak bisakah kita kuliah dengan cara mendengarkan dosen berbicara saja?

Miaw...

Bilqis langsung menghentikan langkahnya, dirinya menunduk, melihat ke arah bawahnya. Seekor kucing bergelayut manja di bawah kakinya yang tertutup kaus kaki dan sepatu. Bilqis mengerjapkan mata melihat kucing berwarna abu putih tersebut. Cantik sekali.

Gadis itu berjongkok lalu mengangkat kucing tersebut. Ada luka di bagian telinganya. Tangannya yang lembut mengelus kepala kucing itu.

"Itu kucing buangan, lo suka kucing?" Bilqis langsung berdiri dan menatap gadis dengan rambut sepinggang yang baru saja mengatakan hal tersebut.

"Re, kucing ini beneran gak ada Tuannya kan?" tanyanya memastikan. Jika dirinya dituduh atas kasus penculikan kucingkan, bahaya.

Rere langsung mengangguk mengiyakan. Kucing itu memang tidak memiliki tuan. Kucing itu kerjaannya hanya mondar mandir tak jelas, berkelahi, mencuri makanan dan banyak lagi.

Bilqis Khumaira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang